Riset Oxford Inggris: 2 Dosis Vaksin Ini Kurang Ampuh Lawan Varian Omicron

  • Oleh : Dirham

Selasa, 14/Des/2021 11:10 WIB
Corona Omicron. Corona Omicron.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - - Penelitian terbaru yang dikeluarkan peneliti Universitas Oxford, Inggris Senin (13/12/2021). Dua dosis (vaksin lengkap) Covid-19 AstraZeneca dan Pfizer-BionTech ternyata secara substansial kurang efektif dalam menangkal varian baru corona, Omicron dibanding varian sebelumnya.

Riset dilakukan dengan menguji sampel darah subjek selama 28 hari, setelah dosis kedua disuntik. Namun peneliti optimis suntikan ketiga alias booster bisa meningkatkan kekebalan terhadap Omicron yang memiliki kemampuan penularan tinggi itu.

"Ketika Omicron diperkenalkan pada sampel tersebut, para ilmuwan melaporkan penurunan substansial dalam antibodi penetral yang melawan Covid dibandingkan dengan respons imun yang terlihat terhadap varian sebelumnya," tulis peneliti dikutip CNBC International.

Makalah penelitian juga mencatat bahwa beberapa penerima vaksin gagal menetralisir virus sama sekali. Ini kemungkinan akan menyebabkan peningkatan infeksi pada individu yang sebelumnya terinfeksi (reinfeksi) atau divaksinasi ganda, yang dapat mendorong peningkatan kasus.

"Meskipun saat ini tidak ada bukti peningkatan potensi untuk menyebabkan penyakit parah, rawat inap atau kematian," lanjut penulis penelitian lagi.

Studi ini sender diterbitkan server MedRxiv. Namun studi belum ditinjau rekan sejawat.

Kerala Divisi Ilmu Kedokteran Oxford yang juga penulis utama riset, Gavin Screaton, mengatakan pesan mereka adalah meminta semua orang menerima booster. Ia meminta semua orang tetap berhati-hati karena penularan yang tinggi bisa meningkatkan kasus signifikan dan membebani fasilitas kesehatan.

"Vaksinasi menginduksi banyak lengan sistem kekebalan kita, termasuk menetralkan antibodi dan sel-T," tambah rekan penulisnya dalam siaran pers sama, seorang profesor vaksinologi di Universitas Oxford Teresa Lambe.

"Data efektivitas dunia nyata telah menunjukkan kepada kita bahwa vaksin terus melindungi terhadap penyakit parah dari "varian of concern" sebelumnya (seperti Delta). Cara terbaik untuk melindungi kita di masa depan dalam pandemi ini adalah dengan menyiapkan vaksin."

Sebelumnya kemarin, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengkonfirmasi setidaknya satu pasien Covid-19 di rumah sakit Inggris telah meninggal setelah tertular Covid-19 varian baru Omicron. Inggris sendiri mencatat kenaikan kasus harian rata-rata, 50.000, tertinggi sejak Januari.

"Omicron menyebabkan rawat inap dan sayangnya setidaknya satu pasien telah dipastikan meninggal karenanya," ujar Boris Johnson seperti disadur dari The Independent.

Boris Johnson mengungkapkan Covid-19 varian Omicron telah menimbulkan risiko jaringan sistem kesehatan Inggris (NHS) kecuali ada perluasan penyuntikan booster vaksin Covid-19 secara besar-besaran. Inggris telah menerapkan "PPKM" level 4, dari level tertinggi 5. (ds/sumber CNBC News Indonesia)