KNKT: Operasional LRT Jabodebek Tanpa Masinis Harus Diuji Coba dengan Kecepatan Rendah

  • Oleh : Fahmi

Senin, 20/Des/2021 22:39 WIB
LRT Jabodebek. (KAI) LRT Jabodebek. (KAI)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan bahwa operasional LRT Jabodebek tanpa masinis harus diuji coba dengan benar untuk menghindari potensi bahaya. 

Sub Komite Investigasi Kecelakaan KA, KNKT Suprapto mengatakan bahwa LRT Jabodebek nantinya harus diuji coba dengan kecepatan rendah untuk menghindari resiko. 

Baca Juga:
Program Motis 2024 Resmi Ditutup, DJKA Berhasil Angkut 12.733 Motor Pemudik

"Kalau bisa nanti pengetesan, kecepatan rendah.  Dimatikan listriknya, apakah berhenti otomatis enggak? Ngerem enggak?," kata Suprapto menjawab wartawan di Jakarta, Senin (20/12/2021). 

Diberitakan sebelumnya, kereta LRT Jabodebek sempat tabrakan di rel di atas ruas Tol Jagorawi KM 12/600, Cipayung, Jakarta Timur pada saat uji coba dan langsiran di petak Stasiun Harjamukti-Stasiun Ciracas, 25 Oktober 2021. Akibat tabrakan itu, gerbong kereta tampak hancur. 

Baca Juga:
Komut KAI Said Aqil Apresiasi Kinerja Jajaran Keamanan KAI Selama Masa Angkutan Lebaran 2024

Suprapto mengatakan, pihaknya belum mengetahui lebih lanjut sistem petugas Train Attendant atau operasional tanpa masinis dengan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) Grade of Automation (GoA) level 3. 

"Kedepan apakah diterapkan langsung otomatis atau bertahap. Kan masih terus rapat," kata Suprapto. 

Baca Juga:
Libur Lebaran Usai, KAI Commuter Layani Lebih 954 Ribu Penumpang KRL Tiap Harinya

Suprapto mengatakan segala potensi bahaya harus diinvestigasikan dan pihaknya hanya bisa memberikan rekomendasi kepada regulator atau pembuat keputusan dan pihak yang mengoperasionalkan LRT Jabodebek hanya sebatas pengujian operasional untuk menjamin keamanan.

Dikutip dari BeritaTrans.com, LRT Jabodebek akan dioperasikan tanpa masinis. Perannya nanti digantikan menggunakan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3. 

Sistem CBTC adalah pengoperasian kereta berbasis komunikasi, sehingga sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis serta disupervisi juga secara otomatis dari pusat kendali operasi.

“Adapun Grade of Automation level 3 atau GoA3 adalah tingkat otomasi operasional kereta dimana pengoperasian dilakukan secara otomatis tanpa masinis, namun mensyaratkan masih terdapat petugas operasional di dalam kereta untuk penanganan kondisi darurat dan pelayanan kepada pelanggan. Petugas ini disebut Train Attendant,” ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus, Senin (13/12/2021).

Jika terjadi gangguan sarana atau prasarana, petugas Train Attendant akan mengambil alih pengoperasian kereta secara manual dengan kecepatan terbatas. 

LRT Jabodebek akan beroperasi mengikuti jadwal yang telah diunggah ke sistem persinyalan di pusat kendali operasi atau Operation Control Center (OCC). Seluruh operasional LRT Jabodebek kemudian berjalan secara otomatis dengan mengikuti jadwal yang telah ditetapkan. Sistem CBTC GoA 3 pada LRT Jabodebek ini dibangun oleh sinergi BUMN antara KAI, Adhi Karya, Len Industri, dan INKA. 

"Operator pada OCC akan memantau jalannya LRT dan hanya akan mengintervensi jika ditemukan ketidaksesuaian seperti adanya keterlambatan, gangguan suplai daya, dan sebagainya," ujar Joni.

Penggunaan GoA 3 untuk LRT Jabodebek telah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP 765 Tahun 2017. KAI berkomitmen untuk memenuhi ketentuan teknis, operasional, serta keselamatan LRT Jabodebek sesuai dengan kriteria desain yang diatur dalam regulasi pemerintah tersebut.

Dari segi keselamatan, LRT Jabodebek telah terlindungi oleh Automatic Train Protection (ATP) serta Interlocking & Zone Controller. Dengan adanya ATP, LRT Jabodebek terlindungi dari over speed dan jaminan pengereman yang andal. Adapun interlocking & zone controller berfungsi untuk menjamin tidak ada kesalahan pembentukan rute serta mendistribusikan otorisasi kontrol operasi LRT.

“Keunggulan dari GoA 3 adalah seluruh operasi kereta dilakukan secara otomatis sehingga mengurangi potensi kecelakaan akibat human error, meningkatkan akurasi jadwal kereta, dan dapat mengoptimalkan jadwal perjalanan,” kata Joni.

Joni mengatakan, sistem operasi GoA 3 pada LRT Jabodebek direncanakan pertama kali diuji coba secara terbatas pada bulan Juni 2022 dan akan terus diujicobakan hingga rencana peresmian LRT Jabodebek pada 17 Agustus 2022.

Pengoperasian kereta dengan sistem CBTC GoA 3 yang digunakan pada LRT Jabodebek juga telah diterapkan di belahan dunia lainnya seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Singapura, Spanyol, Inggris, Brazil, dan beberapa negara lainnya.(fhm)