KAI Commuter Layani 322 Ribu Penumpang Pada Hari Natal

  • Oleh : Fahmi

Minggu, 26/Des/2021 16:20 WIB
Foto:Istimewa Foto:Istimewa

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Selama sepekan penerapan posko Natal dan Tahun Baru (Nataru), jumlah penumpang KRL Commuterline mencapai rata-rata 436.791 tiap hari. Hal itu terhitung sejak 17 hingga 25 Desember 2021 kemarin. 

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, KAI Commuter telah melayani penumpang KRL Jabodetabek sebanyak 3.931.115 orang. 

Baca Juga:
KAI Commuter Bagi-bagi Paket Makan Sahur di Stasiun Bogor dan Stasiun Rangkasbitung

Anne mengatakan, untuk volume penumpang KRL Jabodetabek pada Hari Natal Kemarin (25/12), sejumlah 322.528. Sedangkan sepanjang Bulan Desember ini rata-rata pengguna KRL ada di angka 439.496 pengguna per harinya. 

"Selama masa Angkutan Nataru ini volume pengguna KRL Jabodetabek tertinggi pada Senin, (20/12) lalu yaitu sebesar 506.630 pengguna. KAI Commuter mengingatkan kembali tren Hari Senin merupakan hari dengan jumlah pengguna KRL paling banyak dibandingkan hari-hari lainnya," jelas Anne pada keterangan resmi, Ahad (26/12/2021). 

Baca Juga:
KRL Layani Lebih 11 Juta Penumpang Selama Ramadan, Stasiun Rawa Buaya Ditingkatkan untuk Naik Turun Pengguna Commuter Line Basoetta

KAI Commuter juga mencatat jumlah penggunaan KRL Jabodetabek terus meningkat pada awal periode layanan Natal dan Tahun Baru kali ini. Untuk itu KAI Commuter mengimbau para pengguna untuk kembali ke Jakarta ataupun lokasi wilayah aktivitas kerjanya dengan memanfaatkan layanan KRL Jabodetabek yang lebih lengang pada Ahad di akhir pekan ini, guna menghindari antrean di stasiun pada awal pekan esok. 

Anne juga mengatakan bahwa, KAI Commuter memohon maaf atas ketidaknyamanan jika ada antrean penyekatan yang lebih panjang dari biasanya di stasiun. 

Baca Juga:
Tren Volume Penumpang KRL Jabodetabek Naik saat Ramadan, Stasiun di Kawasan Pusat Perbelanjaan Terpantau Ramai

"Penyeketan tersebut dilakukan untuk menjaga jumlah pengguna yang dapat naik ke kereta. Edukasi mengenai pentingnya mengikuti antrean penyekatan ini terus kami lakukan seiring dengan meningkatnya volume pengguna KRL," sambung Anne. 

Untuk terhindar dari antrean bagi masyarakat yang hendak menggunakan KRL di masa nataru untuk keperluan selain bekerja, KAI Commuter mengajak agar memanfaatkan jadwal KRL di luar jam-jam sibuk, saat KRL masih cenderung kosong dan belum ada penyekatan pengguna di stasiun. 

Dari data KAI Commuter, volume pengguna juga masih terkonsentrasi hanya di jam-jam sibuk tersebut. KAI Commuter sudah menambah perjalanan operasional KRL. 

"Pada masa layanan Nataru ini KAI Commuter mengoperasikan perjalanan KRL di wilayah Jabodetabek  sebanyak 1.005 perjalanan KRL setiap harinya dengan 94 rangkaian KRL. Dari jumlah tersebut, 309 perjalanan melayani di jam sibuk pagi hari yaitu pukul 04:00 – 09:00 WIB, dan 241 perjalanan melayani di jam sibuk sore danmalam hari pada pukul 16:00 – 20:00 WIB," jelas Anne. 

Masa Angkutan Nataru tahun ini juga, KAI Commuter tetap menerapkan protokol kesehatan dengan mewajibkan pengguna KRL memakai masker ganda. 

"Masker ganda yang disarankan adalah masker medis di dalam yang dilapis kembali dengan masker kain," sambung Anne. 

Selain itu protokol kesehatan termasuk mencuci tangan sebelum dan sesudah naik KRL, serta menjaga jarak tetap berlaku. Calon pengguna KRL juga wajib menunjukkan sertifikat vaksin secara fisik maupun digital, ataupun memindai kode QR lewat aplikasi Peduli Lindungi kepada petugas. 

"Kami mengajak para pengguna KRL untuk bekerja sama dengan saling mengingatkan protokol kesehatan kepada sesama pengguna. Mari kita dukung keleluasaan mobilitas yang sesuai ketentuan dengan memperketat protokol kesehatan. Untuk itu pengguna dapat memanfaatkan KRL yang cenderung kosong di luar jam-jam sibuk," imbau Anne. 

KAI Commuter juga mengatur pengguna dengan barang dagangan dan pengguna yang lanjut usia agar naik KRL di luar jam sibuk untuk kesehatan dan ketertiban bersama. Aturan-aturan tambahan dalam menggunakan KRL juga tetap berlaku. Seperti aturan untuk tidak berbicara secara langsung maupun melalui telepon genggam saat berada di dalam kereta, serta anak usia bawah 5 tahun (balita) sementara masih belum diizinkan untuk naik KRL kecuali hanya untuk keperluan medis dengan menunjukan surat-surat. (fhm)