Bakamla Terkait Kapal Tenggelam Tewaskan 5 WNI di Malaysia: Pengawasan Sulit

  • Oleh : Dirham

Jum'at, 21/Janu/2022 09:46 WIB
Ilustrasi. Ilustrasi.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kepala Bagian Humas Bakamla Kolonel Wisnu Pramandita mengatakan, pihaknya kesulitan mengawasi aktivitas keberangkatan PMI atau tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal dari Indonesia ke Malaysia.

Hal itu dia sampaikan merespons peristiwa kapal karam di Perairan Pengerang, Kota Tinggi Johor, Malaysia yang mengakibatkan 5 orang WNI tewas.

Baca Juga:
Kapal Rodita Kandas di Perairan Bali, 137 Penumpang Dievakuasi

Terkait peristiwa itu, Wisnu mengatakan pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM).

"Cukup kesulitan memang untuk mengawasi garis pantai sepanjang Selat Malaka dari Aceh sampai dengan Pulau Bintan. Pencegahan akan efektif melalui pembinaan di daratan," kata Wisnu saat dihubungi, Kamis (20/1) malam.

Baca Juga:
Dihantam Ombak saat Angkut Air, Kapal Karam di Situbondo

Kesulitan itu salah satunya, kata dia, karena minimnya personel maupun kapal untuk melakukan patroli.

"Ditambah garis pantainya yang panjang dari Selat Malaka," katanya.

Baca Juga:
Kapal Dagang Kuno yang Karam Ditemukan di Perairan Israel

Terpisah, Kepala Bakamla Laksamana Madya Aan Kurnia mengatakan aktivitas PMI ilegal membutuhkan kerja sama dari berbagai instansi terkait.

"Bakamla tetap melaksanakan pemantauan dan pengawasan dengan bekerjasama dengan Kementerian/Lembaga termasuk dengan APMM. Aktivitas PMI illegal ini membutuhkan penanganan dan pengawasan yang ketat melibatkan banyak pihak terkait baik di darat maupun di laut," katanya.

Sebanyak lima warga negara Indonesia (WNI) tewas tenggelam akibat kapal karam di Malaysia. Peristiwa ini terjadi di perairan Pengerang, Kota Tinggi, Johor, Malaysia, Kamis (20/1).

Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha mengatakan terjadi kecelakaan kapal di wilayah Johor Baru yang diduga berpenumpang warga negara Indonesia.

"Terdapat 27 orang yang diduga WNI berada dalam kapal tersebut. 19 selamat, ditemukan lima jenazah, dan satu hilang," kata Judha dalam konferensi pers, Kamis (20/1).

Kejadian ini menambah deretan peristiwa serupa. Berdasarkan catatan, sejak pertengahan Desember hingga 20 Januari 2022 total korban tewas akibat kapal tenggelam di Malaysia mencapai 33 orang. Di rentang itu, tercatat sudah tiga kali insiden kapal tenggelam terjadi di perairan Malaysia. (ds/sumber CNNIndonesia.com)