Biskita Trans Pakuan Kembali Operasional Besok

  • Oleh : Naomy

Minggu, 23/Janu/2022 08:15 WIB
Biskita berbasis layanan BTS Biskita berbasis layanan BTS

JAKARTA (BeritaTrans.com) -  Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan memastikan bahwa Biskita Trans Pakuan di Kota Bogor kembali beroperasi seperti semula mulai besok (24/1/2022). 

Kepastian tersebut diperoleh setelah hasil evaluasi selesai dilakukan, sehingga program subsidi dengan skema Buy The Service (BTS) yang mendukung pelaksanaan operasional Biskita Trans Pakuan dapat kembali digulirkan. 

Baca Juga:
BPTJ Gelar Rapat Persiapan Operasi Angleb 2024 di Wilayah Jabodetabek

Sebelumnya sejak awal Januari 2022 operasional BISKITA Trans Pakuan di Kota Bogor dihentikan sementara untuk dilakukan evaluasi. 

"Keputusan tersebut dilakukan justru demi keberlangsungan kembali operasional Biskita Trans Pakuan.
BPTJ atas nama pemerintah pusat, dalam hal ini sebagai perwakilan dari Kementerian Perhubungan menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya terutama kepada masyarakat dan juga kepada seluruh pihak yang terkait atas penghentian sementara layanan Biskita Trans Pakuan pada awal Januari tahun 2022 ini," urai Kepala Humas BPTJ Budi Rahardjo, Ahad (23/1/2022). 

Baca Juga:
Bersama BPTJ, Komisi V DPR Tinjau Kesiapan Angleb di Terminal Baranangsiang & Poris Plawad

Selama penghentian sementara layanan Biskita Trans Pakuan, BPTJ terus berupaya mempercepat proses evaluasi, agar dapat segera kembali  beroperasi untuk melayani masyarakat.  

Proses evaluasi pada awalnya diperkirakan akan membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan, namun ternyata prosesnya dapat berjalan lebih cepat. 

Baca Juga:
Hari Kedua Ramp Check Jelang Angleb, Dishub Kota Bekasi Temukan 4 Bus Tak Laik Jalan di Terminal

"Semangat mempercepat evaluasi untuk dapat segera mengoperasikan kembali layanan Biskita Trans Pakuan Bogor  tidak terlepas dari tingginya antusiasme masyarakat Kota Bogor dalam memanfaatkan layanan angkutan umum massal melalui skema BTS untuk yang pertama kalinya di Bodetabek ini," ungkap dia. 

Skema BTS itu sendiri merupakan mekanisme subsidi yang relatif baru sehingga dalam pelaksanaannya masih membutuhkan berbagai penyempurnaan. 

Load Factor Tahun 2021 Cukup Tinggi
Layanan Biskita Trans Pakuan di Kota Bogor merupakan bagian dari program subsidi pengembangan angkutan umum massal perkotaan dari Pemerintah Pusat untuk wilayah Bodetabek. 

Subsidi diberikan dalam bentuk skema Buy The Service (BTS) guna penyelenggaraan layanan angkutan umum massal perkotaan berbasis bus (Bus Rapid Transit/BRT) menggantikan angkutan umum perkotaan konvensional. 

Kota Bogor terpilih sebagai pilot project BTS di Bodetabek, dimana soft launching layanan ini telah dilakukan sejak 2 November 2021. 

"Secara keseluruhan terdapat empat koridor layanan Biskita Trans Pakuan dengan jumlah armada bus sebanyak 49 unit," kata dia.

Data evaluasi menunjukkan pada tahun 2021 layanan BISKITA Trans Pakuan sangat diminati masyarakat Bogor. 

Hal ini ditandai dengan tingginya load factor pada setiap koridor layanan tersebut. Untuk koridor Stasiun Bogor -Terminal Ciparigi yang diluncurkan pertama kali secara keseluruhan telah melayani penumpang sebanyak 163.594 orang. 

Pada koridor ini load factor mencapai angka 69%. Sementara untuk koridor dengan rute Parung Banteng – Air Mancur tercatat melayani penumpang sebanyak 81.978 orang dengan load factor sekitar 52 %.

Selanjutnya untuk koridor Terminal Bubulak - Cidangiang secara keseluruhan telah dimanfaatkan sebanyak 33.433 penumpang. 

"Pada koridor ini, sepanjang pengoperasiannya pada tahun 2021 mencapai load factor sebesar 65 %," ujar Budi. 

Adapun total penumpang pada koridor dengan rute terpanjang, yakni dari Terminal Bubulak hingga Ciawi, jumlah penumpangnya mencapai 55.799 orang.

Untuk koridor ini memiliki load factor tertinggi di antara semua koridor, yaitu sebesar 119%. 

Secara keseluruhan jumlah penumpang Biskita Trans Pakuan sejak 2 November hingga 31 Desember 2021 di empat koridor yang telah beroperasi telah melayani 334.804 penumpang dengan load factor mencapai rata-rata 68%. (omy)