Sarifuddin Kendarai Bus Bekasi-Balaraja, Sering Alami Sepi Penumpang Sampai Nombok Setoran

  • Oleh : Fahmi

Rabu, 09/Feb/2022 16:49 WIB
Pengemudi bus Arimbi, Sarifuddin saat membawa penumpang dari Terminal Bekasi hendak menuju ke Balaraja, Rabu (9/2/2022). Pengemudi bus Arimbi, Sarifuddin saat membawa penumpang dari Terminal Bekasi hendak menuju ke Balaraja, Rabu (9/2/2022).

BEKASI (BeritaTrans.com) - Merebaknya kasus Covid-19 dengan varian Omicron juga berdampak pada jumlah penumpang bus. Hal itu dialami oleh bus antarkota antarprovinsi (AKAP) jurusan Balaraja-Bakasi. 

Pengemudi bus PO Arimbi bernama Sarifuddin menceritakan, beberapa pekan terakhir jumlah sewanya lebih sepi. Bukan hanya itu dia menceritakan kondisi jalan cenderung sepi kendaraan. 

Baca Juga:
Kakorlantas Polri: Selama Angleb, Kecelakaan Lalin Turun 8%

"Asli, dua Minggu ini benar benar berasa banget. Jalan lancar, sepi berarti. Penumpangnya enggak ada, drastis banget menurunnya," ujar Sarifuddin saat ditemui di Terminal Induk Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (9/2/2022). 

Sarifuddin setiap harinya mampu menjalankan bus hanya sekali pulang pergi. Dia berangkat mulai pagi dari Balaraja ke arah Bekasi dan akan kembali lagi ke Balaraja. 

Baca Juga:
Posko Terpadu Angkutan Lebaran Resmi Ditutup, Ada 242 Juta Pergerakan

"Dari sana sekali, sampai sini balik lagi, sudah," katanya. 

Perjalanan dari Bekasi menuju Balaraja akan dilalui melewati jalan tol. Di situ dia tidak lagi akan mendapatkan penumpang. Harapannya terakhir hanya ada di pintu tol saja. 

Baca Juga:
Arus Mudik Lebaran, 79.000 Kendaraan Lintasi Jalan Tol Sigli-Banda Aceh

"Perjalanan sekarang dua jam ke sana(arah Balaraja) kalau macet pas jam bubaran pabrik aja. Itu sekitar jam empatlah," katanya. 

Sarifuddin menceritakan bahwa mengendarai bus tidaklah selalu mendapatkan untung. Terkadang dia harus menerima pahitnya karena tidak ada penumpang. Uang yang didapatkan malah harus menutupi setoran. 

"Ya kalau enggak ada (penumpang), nombok sudah biasa," katanya. 

Saat ditemui BeritaTrans.com, dia itu sudah membawa penumpang dari arah Balaraja, hanya mendapat 10 orang penumpang. Sedangkan dari Terminal Bekasi hanya ada tiga orang yang naik dan akan diberangkatkan arah Balaraja kembali. 

Jika hendak menutupi biaya operasional dan uang setoran. Sarifuddin harus mendapatkan 30 orang penumpang. Diketahui biaya bus tersebut ialah Rp30 ribu untuk satu orang penumpang. 

Hal sepinya penumpang dan nombok saat narik bus diungkapkannya sudah biasa dilakukan. Namun, semenjak kasus covid kembali naik, penumpang sepi lebih sering dialami. 

"Namanya rejeki enggak sama, kadang ada kadang enggak ada. Tapi akhir-akhir ini memang berasa," ungkapnya. 

Bus Arimbi di Terminal Bekasi akan ngetem atau menunggu penumpang selama sejam. Bus akan secara bergantian menunggu penumpang dengan bus lainnya yang jurusan sama. 

Dia menceritakan jumlah sewa yang lumayan kerap terjadi saat akhir pekan saja. "Sabtu minggu malah mending. Hari kerja menurun," sebutnya. 

Dia mengatakan jumlah penurunan sewa saat sebelum pandemi dan saat sekarang ini bisa mencapai 75 persen. 

Mengendarai bus dengan sistem setoran juga terkadang mengharuskan Sarifuddin tidak membawa apa-apa ke rumah. Uang hasil narik biasanya akan terpakai untuk operasional, setoran dan makan para kru. 

Meski begitu, dia mengungkapkan kondisi bus yang selalu fit dan tidak pernah ada kendala mengharuskannya untuk giat dalam mencari rezeki. "Alhamdulillah bus lancar, enggak pernah ada kendala," sebutnya. 

Sarifuddin menceritakan dia memiliki tiga anak yang masing-masing duduk di bangku SMK, SMP dan juga SD. Diungkapkannya untuk biaya sekolah saat pandemi harus lebih banyak lagi keluar. "Kebutuhan lebih banyak untuk sekolah sekarang," katanya. 

Warga Pandeglang ini menceritakan, dia sudah 10 tahun membawa bus Arimbi untuk jurusan tersebut. Saat bekerja dia harus meninggalkan keluarga dan memilih tinggal dan ngontrak di Balaraja. 

"Saya ngontrak di Balaraja, keluarga di Pandeglang," ujarnya. 

Jarak antara tempat kerja dan rumahnya tidaklah begitu jauh. Dia akan pulang setiap dua pekan sekali. Saat libur atau turun, dia akan diganti oleh pengemudi cadangan yang biasa mengelola bus itu juga. (fahmi)