Filipina Mulai Sambut Kembali Pelancong Asing Tanpa Karantina

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 11/Feb/2022 07:06 WIB


MANILA (BeritaTrans.com) - Filipina mencabut larangan hampir dua tahun bagi pelancong asing mulai Kamis (10/2) dalam usaha menyelamatkan industri pariwisata dan industri-industri terkait, menyusul meredanya lonjakan kasus COVID-19 yang dipicu varian omicron.

Para pelancong asing dari 157 negara -- yang memiliki perjanjian bebas visa dengan Filipina -- yang telah divaksinasi lengkap dan menunjukkan hasil tes COVID-19 negatif saat kedatangan bisa berkunjung tanpa harus menjalani karantina. Pemerintah juga mengakhiri sistem klasifikasi risiko yang melarang kedatangan pelancong dari negara-negara yang dianggap paling parah terdampak COVID-19.

“Kami memulai babak berikutnya dalam perjalanan menuju pemulihan,'' kata Menteri Pariwisata Berna Romulo-Puyat, Kamis. Ia menambahkan pembukaan kembali perbatasan akan memulihkan dunia kerja dan akan membuat perusahaan-perusahaan dan komunitas-komunitas yang terkait dengan pariwisata kembali memperoleh pendapatan.

Filipina sebelumnya memberlakukan salah satu lockdown paling lama dan pembatasan karantina paling ketat di dunia. Upaya keras menanggulangi pandemi ini menyebabkan resesi ekonomi terburuk sejak 1940-an dan mendorong pengangguran dan kelaparan ke tingkat rekor.

Menurut catatan pemerintah, lebih dari satu juta orang Filipina kehilangan pekerjaan mereka di bisnis pariwisata pada tahun pertama pandemi. Destinasi wisata, termasuk resor pantai dan pulau tropis yang populer, menyerupai kota-kota hantu di puncak pemberlakuan lockdown. Bencana alam, seperti letusan gunung berapi dan topan, memperburuk keadaan.

Pembukaan kembali sebetulnya direncanakan pada 1 Desember 2021 tetapi ditunda karena varian omicron yang sangat menular. Sekitar seribu kasus baru ditemukan setiap harinya selama liburan Natal. Lonjakan berikutnya memuncak di atas 39.000 infeksi dalam sehari pada pertengahan Januari, tetapi sejak itu mereda. Sejumlah pejabat kesehatan melaporkan sekitar 3.600 infeksi baru pada hari Rabu, dengan 69 kematian. (VOA).