"Pekan Neraka", Seperti Apa Tes Terberat untuk Menjadi Pasukan Elit Navy SEAL Amerika Serikat yang Merenggut Korban Jiwa

  • Oleh : Redaksi

Jum'at, 11/Feb/2022 23:05 WIB
Dalam pendidikan dan pelatihan untuk menjadi anggota U.S Navy SEAL, pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat, ada satu tes yang dikenal sebagai Dalam pendidikan dan pelatihan untuk menjadi anggota U.S Navy SEAL, pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat, ada satu tes yang dikenal sebagai "pekan neraka". Foto: bbcindonesia.com.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Dalam pendidikan dan pelatihan untuk menjadi anggota U.S Navy SEAL, pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat, ada satu tes yang dikenal sebagai "pekan neraka".

Selama lima setengah hari, mereka yang ingin menjadi bagian dari elit Korps Marinir SEAL itu harus melalui salah satu tes ketahanan fisik terberat dalam militer AS.

Baca Juga:
Kompak! Panglima Militer Negara ASEAN Kumpul di Bali, TNI Jamin Keamanannya

Tes ini menjadi pembuktian para prajurit layak menjadi salah satu pasukan terbaik di dunia ini, SEAL, kelompok tentara yang didedikasikan untuk tugas-tugas paling berbahaya, seperti operasi penangkapan Osama bin Laden pada tahun 2011. 

Ujian "pekan neraka" begitu intens dan berat sehingga hanya satu dari empat calon yang menyelesaikannya.

Baca Juga:
Mutasi TNI, Mayjen Wahyoedho Indrajit Jabat Jaksa Agung Muda Pidana Militer Kejagung

Di sisi lain, tahap ini telah menimbulkan kekhawatiran karena dikaitkan dengan setidaknya dua kematian para calon.

Minggu ini, media AS melaporkan kematian Kyle Mullen, seorang kandidat berusia 24 tahun, yang meninggal pada 4 Februari setelah dirawat di rumah sakit California. 

Baca Juga:
Panglima TNI: Kejadian Konflik Militer di Sudan Jangan Sampai Terjadi di Indonesia

Pemuda itu "berhasil menyelesaikan" pelatihan "pekan neraka", kata Angkatan Laut dalam sebuah pernyataan.

"Sejauh ini penyebab kematiannya tidak diketahui dan penyelidikan sedang dilakukan," kata lembaga itu, yang melaporkan bahwa kandidat lain dirawat di rumah sakit.

Angkatan Laut AS menegaskan, tidak ada calon yang secara aktif berlatih ketika mereka "melaporkan gejala" yang membuat mereka dirawat.

Sebelumnya, terdapat dua calon SEAL lainnya yang meninggal pada tahun 2016.

Satu orang karena tenggelam saat "pekan neraka" - yang awalnya memunculkan tuduhan pembunuhan oleh seorang instruktur - dan satu lagi bunuh diri setelah mengundurkan diri dari pelatihan karena menghabiskan lebih dari 50 jam tanpa tidur.

Tapi seperti apa pelatihan keras ini, yang mendorong para peserta hingga berada pada batas ketahanan mereka? 

"Singkirkan yang lemah"

Secara teknis, tes "pekan neraka" dikenal sebagai BUD/S atau SEAL Basic Underwater Demolition Training.

Tes ini didefinisikan oleh Angkatan Laut AS sebagai "program terberat dan paling melelahkan yang pernah ada".

"Tujuannya adalah untuk menyingkirkan yang lemah dan tidak berkomitmen," kata AL AS dan menjelaskan bahwa proses itu bukan pelatihan, tetapi tes daya tahan.

Kurang dari 25%, atau satu dari empat kandidat, berhasil menyelesaikan tes.

Dalam lima setengah hari, para kandidat harus melewati 20 jam tes fisik per hari dan hanya empat jam tidur, yang berlangsung di pantai California, di mana udara di musim dingin lumayan mengigit.

"Tahap ini dimulai dengan ledakan. Amunisi simulasi, tembakan, ledakan, dan suar untuk menciptakan kekacauan dan memulai minggu dengan intensitas tertentu," kata Angkatan Laut dalam sebuah video yang memberikan gambaran ("tidak ada rahasia yang terungkap") seperti apa.

Kandidat SEAL harus melakukan latihan rutin, seperti berlari sejauh 322 kilometer, berenang dan mendayung sejauh beberapa kilometer, melakukan ratusan push-up dan sit-up. Semua dalam lingkungan yang berat di pantai yang dingin.

Tetapi ada tes lain yang sangat sulit dan membutuhkan kerja tim.

Dalam tes yang disebut "log PT", kandidat SEAL - basah, dengan pasir yang menyebabkan gesekan pada kulit atau membakar luka yang sudah terbuka - harus membawa bagasi hampir 70kg untuk waktu yang lama.

Tes lain adalah "perahu PT", para calon bekerja sama dalam tim untuk mengangkat perahu karet yang berat di atas kepalanya di antara beberapa pesaing.

Bahkan kegiatan yang tampaknya tidak terlalu berat ternyata adalah beberapa proses yang paling rumit, seperti menghabiskan beberapa jam berdiri diam di tepi pantai, dengan pukulan ombak California yang kuat terus menerus ke tubuh.

"Peserta melakukan evolusi yang mengharuskan mereka untuk berpikir, memimpin, membuat keputusan dan berfungsi dengan baik ketika mereka sangat kurang tidur, hampir hipotermia atau bahkan berhalusinasi," kata deskripsi tes.

Tes biasanya dilakukan pada bulan Januari atau Februari, ketika cuaca lebih dingin di pantai San Diego, California.

Mengapa tidak hanya tes fisik?

Angkatan Laut mencatat bahwa kesalahan umum oleh mereka yang bersiap untuk "pekan neraka" adalah fokus pada tes fisik, termasuk kurang tidur atau paparan dingin, terlebih dahulu.

Padahal, kuncinya adalah persiapan dalam segala hal, termasuk mental.

"Banyak analogi dalam olahraga menggambarkan hal ini. Seorang pelari maraton tidak melatih lari maraton setiap hari untuk 'membiasakan' mereka," AL AS menjelaskan.

"Atlet pintar fokus pada pengkondisian dan tetap sehat untuk memastikan tubuh mereka memiliki kekuatan dan stamina untuk menahan hukuman saat dibutuhkan," tambah mereka.

Sepanjang proses itu, para instruktur juga mempengaruhi pikiran dengan menabur keraguan di antara calon SEAL. 

Pelatih mendorong mereka untuk menyerah, berharap hanya yang paling tahan yang akan mencapai tahap seleksi berikutnya.

"Pekan neraka adalah pembuktian bagi para kandidat yang memiliki komitmen dan dedikasi yang dibutuhkan SEAL. Ini adalah ujian akhir dari kemauan dan kerja tim," mereka menunjukkan dari program tersebut.

Melewati "minggu neraka" bukanlah akhir dari proses seleksi.

Pelamar masih harus menyelesaikan fase dua dan tiga, serta tes kualifikasi, seperti program yang disebut SEAL qualification training, untuk menjadi anggota elit Angkatan Laut Amerika Serikat, 

Navy SEAL menjadi bagian utama dalam sejarah militer AS. 

Ada beberapa misi penting yang dilakukan pasukan khusus ini, di antaranya operasi "Neptunus Spear" oleh Navy SEAL tahun 2011 untuk memburu dan menangkap Osama bi Laden di Pakistan.

Kemudian operasi "Red Wing" di Afghanistan, operasi "Just Cause" yang menangkap presiden Panama Antonio Noriega karena diduga terlibat dalam perdagangan narkoba, operasi di perang Vietnam, dan lainnya. (dn/sumber: bbcindonesia.com)