5 Negara Penjual Alutsista ke RI sejak 2020, Prancis hingga Turki

  • Oleh : Redaksi

Minggu, 13/Feb/2022 01:44 WIB
foto:istimewa/AFP foto:istimewa/AFP

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Dalam beberapa tahun belakangan, setidaknya lima negara menjual produksi alutsista ke Indonesia, mulai dari Prancis hingga Turki.

Pembelian peralatan militer itu memang menjadi salah satu visi Prabowo Subianto saat berlaga dalam Pemilihan Umum Presiden 2019.

Baca Juga:
Alutsista Terbaru TNI AU Siap Kawal Kedaulatan Udara Nasional

Dalam salah satu sesi debat menjelang Pilpres 2019, ia mengatakan bahwa pertahanan Indonesia cenderung lemah dibanding negara lain.

Kini, Prabowo menjadi menteri pertahanan. Di periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Indonesia menyepakati pembelian alutsista dari sejumlah negara. Berikut daftarnya.

Baca Juga:
Panglima TNI: TNI Siapkan Alutsista Dukung Idul Fitri 1444 H/2023

1. Prancis

Indonesia menyepakati pembelian 42 jet tempur Dassault Rafale dan dua kapal selam kelas Scorpene dari Prancis. Kesepakatan itu diteken Prabowo saat menyambut Menhan Prancis, Florence Parly, di Jakarta, Kamis (10/2).

Baca Juga:
Menhan Prabowo: Pengembangan Alutsista Tertunda karena Anggaran Dialihkan ke Penanganan Covid-19

Prabowo mengatakan, untuk tahap awal, Indonesia akan memboyong 6 unit pertama jet Rafale. Sementara itu, Scorpene merupakan bagian dari kerja sama penelitian dan pengembangan kapal selam antara PT PAL dengan NAVAL Group.

RI-Prancis juga meneken sejumlah nota kesepahaman (MoU) kerja sama antara Dassault dan PT Dirgantara Indonesia untuk pemeliharaan, perbaikan, dan overhaul pesawat-pesawat perang Prancis di Indonesia.

2. Korea Selatan

Perusahaan senjata Korea Selatan, Korea Aerospace Industries Co (KAI), menerima pemesanan enam jet latih T-50 senilai US$240 juta atau sekitar Rp3,4 triliun dari Indonesia.

Berdasarkan kesepakatan itu, KAI akan mengirim jet tersebut ke Indonesia secara bertahap mulai 16 Desember 2021 hingga 30 Oktober 2024.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, Marsma Indan Hilang, mengatakan bahwa pesawat latih itu dibeli untuk menambah kebutuhan armada serupa yang dioperasikan prajurit TNI AU.

"Menambah yang sudah ada sebelumnya," kata Indan Gilang kepada CNNIndonesia.com pada Desember lalu.

3. Jepang

Pada Maret 2021 lalu, Jepang sepakat mengekspor alutsista beserta transfer teknologinya ke Indonesia. Kesepakatan itu diteken saat Prabowo berkunjung ke Tokyo.

"Kita saksikan bersama, saya yang merasa terhormat bersama Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi menandatangani perjanjian transfer peralatan militer dan teknologi dari Jepang ke Indonesia," kata Prabowo.

Dalam pertemuan itu, Prabowo mengajak Jepang agar lebih berperan membantu memodernisasi pertahanan Indonesia.

Sebagai kelanjutan dari kerja sama tersebut, Jepang akan mengirim hingga delapan kapal fregat siluman kelas Mogami ke Indonesia.

Berdasarkan laporan Navy Recognition, jenis kapal itu mencakup 30FFM, 30FF, 30DX, atau 30DEX.

4. Italia

Perusahaan pembuat kapal Italia, Fincantieri, dan Kemenhan RI menandatangani kesepakatan kontrak untuk mengirim delapan kapal fregat. Kedelapan armada itu terdiri dari enam kapal fregat kelas FREMM dan dua fregat kelas Maestrale.

"Kesepakatan itu sangat penting untuk memperkuat kerja sama antara kedua negara di kawasan strategis Pasifik," demikian pernyataan resmi Fincantieri di situs resminya.

5. Turki

Indonesia juga sepakat membeli anti torpedo dari Turki. Kesepakatan ini ditandatangani pada 2019.

Majalah pertahanan Janes melaporkan, Indonesia menerima sistem anti torpedo kapal selam yang mencakup sistem pengacau atau jammer ZOKA dan alat umpan buatan Turki pada 22 Oktober 2020.

Alat pengacau itu bekerja dengan memancarkan suara yang memenuhi frekuensi operasi akustik torpedo, sementara umpannya dapat diprogram untuk simulasi karakteristik akustik dan hidrografik kapal selam induknya.

Alat dan sistem itu akan disematkan di kapal selam Nagapasa Tipe 209/1400.(amt/sumber:cnnindonesia.com)

Tags :