Bos Bajaj Meninggal Dunia Tinggalkan Kekayaan Rp117 Triliun, Begini Perjalanan Kariernya

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 16/Feb/2022 02:39 WIB
Foto:istimewa Foto:istimewa

NEW DELHI (BeritaTrans.com) - Mantan Ketua Bajaj Group dan anggota tertua dari klan Bajaj, Rahul Bajaj meninggal dunia pada Sabtu (12/2/2022). Dia yang sebelumnya mengalami sakit, tutup usia pada usia 83 tahun di kota Pune, India.

"Dia adalah pembawa obor warisan keluarga yang berasal dari hari-hari berdirinya negara kita dan memperjuangkan penciptaan India baru," kata keluarga, dilansir dari Forbes, Senin (14/2/2022).

Baca Juga:
Jumlah `Anak-Anak Kereta Api` di India Meningkat, Kenapa?

Jenazah Rahul akan dikebumikan di negara bagian tempat asalnya, Maharashtra, India. Dalam pesan belasungkawa, Presiden India Ram Nath Kovind mengatakan, karier Rahul mencerminkan kebangkitan dan kekuatan bawaan dari sektor korporasi bangsa. 

Sedangkan Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan, Rahul sangat bersemangat tentang pelayanan masyarakat dan merupakan pembicara yang hebat.

Baca Juga:
`Lukisan Terhebat` Kemenangan Raja Muslim India Sultan Tipu atas Kolonial Inggris Dilelang di London

Rahul adalah cucu dari pendiri Bajaj Group, Jamnalal Bajaj. Jamnalal mendirikan grup Bajaj pada 1926. Dia menjalankan bisnisnya sesuai dengan nilai-nilai Mahatma Gandhi, dengan fokus pada kualitas.

Putra tertua Jamnalal, Kamalnayan mengambil alih posisinya pada 1942. Kemudian perusahaan berkembang menjadi manufaktur, terutama skuter. Sementara adik Kamalnayan, Ramkrishna yang mengambil alih kepemimpinan pada 1972 hingga kematiannya pada 1994, menyerahkan tongkat estafet kepada Rahul.

Baca Juga:
Muslim India: Pemilu di Negara Bagian Uttar Pradesh perburuk diskriminasi - `Kami para Muslim merasa diperlakukan seperti kambing kurban`

Di bawah kepemimpinan Rahul Bajaj, grup ini tumbuh menjadi perusahaan konglomerasi dengan 40 perusahaan di sejumlah sektor seperti kendaraan roda dua, jasa keuangan, dan peralatan listrik.

Berkat kesuksesan menjalankan bisnis warisan keluarga, Rahul masuk dalam daftar miliarder untuk pertama kalinya pada 2007. Saat itu, kekayaan bersihnya tercatat sebesar 1,1 miliar dolar AS.

Sementara saat kematiannya, kekayaannya bernilai sekitar 8,2 miliar dolar AS atau setara Rp117,6 triliun. Dengan kekayaannya tersebut, dia berada di peringkat 302 orang terkaya dunia, menurut data real-time billionaires Forbes.

Rahul dianugerahi Padma Bhushan, salah satu penghargaan sipil tertinggi di negara itu. Dia adalah mantan anggota Rajya Sabha, majelis tinggi parlemen India. Sebagai anggota aktif dari Konfederasi Industri India, dia merupakan perwakilan pengusaha di India.

Selama bertahun-tahun, Rahul selalu hadir di pertemuan World Economic Forum's Davos. Dia Bahkan tak pernah absen satu kali pun dalam pertemuan tersebut. Pada pertemuan bisnis dan sosial, dia menjadi sosok yang mencolok.

Sementara selama beberapa dekade, Bajaj Auto menguasai pasar skuter dan slogan iklannya Hamara Bajaj atau Bajaj Kami, mencerminkan loyalitas merek yang telah dibangunnya di antara kelas menengah India. Namun pada 1984, Hero memasuki pasar sepeda motor dalam usaha patungan dengan Honda Jepang dan akhirnya menyalip Bajaj Auto dalam pangsa pasar.

Rahul Bajaj belajar ekonomi dan hukum sebelum melanjutkan pendidikan ke Universitas Harvard. Dia bergabung dengan bisnis keluarga setelah lulus dan mengambil alih Bajaj Auto pada 1970.

Dia menyerahkan operasionalnya pada 2005 kepada dua putranya, yakni Rajiv yang menjalankan Bajaj Auto, dan Sanjiv yang bertanggung jawab atas unit layanan keuangan. Yang terakhir termasuk kemitraan jangka panjang dengan raksasa asuransi Jerman Allianz Group.

Tahun lalu, sang patriarki mengundurkan diri sebagai Ketua Bajaj Auto. Sepupunya Niraj, Shekhar dan Madhur, yang dekat dengannya, mengepalai berbagai grup perusahaan. Adik laki-laki Rahul, Shishir memiliki kerajaan barang konsumsi sendiri.(amt/sumber:iNews.id) 

Tags :