Aspal Sirkuit Mandalika Disebut Tak Sesuai Spesifikasi, Bagaimana Kelanjutan MotoGP Indonesia?

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 16/Feb/2022 13:12 WIB
Aspal di lintasan Sirkuit Mandalika usai perhelatan World Superbike pada Minggu (21/11/2021). Foto: kompas.com. Aspal di lintasan Sirkuit Mandalika usai perhelatan World Superbike pada Minggu (21/11/2021). Foto: kompas.com.

LOMBOK (BeritaTrans.com) - Jurnalis balap asal Inggris, Simon Patterson, menulis sebuah laporan seputar kondisi terkini Sirkuit Mandalika seusai tes pramusimMotoGP pada 11-13 Februari, akhir pekan lalu.

Dalam artikel di the-race.com pada Senin (14/2/2022), Patterson menulis ada masalah besar pada sirkuit yang sangat berkaitan dengan keselamatan pebalap.

Baca Juga:
Dorna Sports Apresiasi MotoGP 2023: Lebih Baik dari Tahun Lalu

Masalah yang diulas jurnalis Inggris itu tak sekadar trek kotor dan berdebu di Sirkuit Mandalika kala menggelar tes pramusim MotoGP pada hari pertama, Jumat (11/2/2022).

Menurut Patterson, trek yang kotor dan berdebu dapat dimaklumi mengingat kegiatan konstruksi masih berlangsung di area sirkuit.

Baca Juga:
Menparekraf Apresiasi MotoGP Mandalika 2023: Lampaui Target Jumlah Penonton!

Namun, ia menyebut hal itu bukan masalah utama di Sirkuit Mandalika.

Sebagai jurnalis yang rutin meliput berbagai event MotoGP di berbagai negara, Patterson menyebut masalah trek berdebu biasanya juga terjadi di Sirkuit Losail Qatar atau Termas de Rio Hondo Argentina.

Baca Juga:
Asik, Ada Diskon 15% Beli Official Merchandise MotoGP Mandalika 2023 Gunakan Kartu BNI

Patterson menilai, Mandalika sebenarnya menghadapi masalah berbeda yang jauh lebih pelik.

Laporannya itu didukung pengakuan beberapa pebalap MotoGP yang sudah menjajal Sirkuit Mandalika.

Rider Aprilia Aleix Espargaro mengatakan, ada banyak batu-batu kerikil beterbangan dan membahayakan pebalap yang sedang melaju di belakang pebalap lain.

Espargaro bahkan mengibaratkan trek Sirkuit Mandalika sudah seperti lintasan motocross.

"Aspalnya mengelupas. Saya tidak tahu bagaimana cara mereka memperbaiki masalah ini," ujar pebalap asap Spanyol itu.

Selain Espargaro, pebalap dari tim VR46 Marco Bezzecchi mengaku ada keretakan di salah satu bagian di kaca pelindung helmnya, sedangkan Francesco Bagnaia (tim Ducati) sempat memperlihatkan memar pada lengannya akibat hantaman kerikil.

Cerita serupa juga disampaikan pebalap tim Yamaha, Fabio Quartararo.

Sang juara bertahan mengaku sempat mendapat banyak hantaman kerikil saat melaju di belakang rekan setimnya, Franco Morbidelli.

Menurut Quartararo, kerikil-kerikil itu menghantam pelindung depan motor, kaca helm, bahkan ada yang sampai mengenai lehernya.

"Ini baru saya saja yang dibelakang Franco, bayangkan jika ada 4-5 pebalap lain melaju dalam jumlah lap lebih banyak," ujar pria asal Perancis itu.

Quartararo menyebut kondisi aspal yang mengelupas dapat ditemukan di sepanjang trek dari tikungan 1 sampai 7.

Oleh karena itu, dia menyarankan agar pengelola sirkuit melakukan pengaspalan ulang.

"Dalam tiga hari (tes) Anda bisa melihat permukaan aspalnya semakin berkurang," ucap pebalap berjuluk El Diablo itu.

Memacu motor dalam kecepatan tinggi saat tes pramusim tentu saja berbeda dari balapan.

Saat tes pramusim, pebalap bisa saling bergantian turun ke lintasan. Jumlah pebalap yang turun di lintasan secara bersamaan relatif lebih sedikit.

Sementara itu, saat balapan akan ada banyak pebalap di lintasan yang harus memacu motornya dalam kecepatan tinggi, terutama selepas bendera start dikibarkan.

Dalam ulasannya di The Race, Patterson menulis kerikil-kerikil di Sirkuit Mandalika tak melekat cukup kuat di aspal dan bisa lepas saat dilintasi motor dalam kecepatan di atas 350 kilometer per jam.

Apalagi, MotoGP tak cuma menghelat kelas utama, tetapi ada juga kelas Moto2 dan Moto3.

Jadi, tak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika masalah ini masih terjadi saat Sirkuit Mandalika menjadi venue perhelatan MotoGP Indonesia pada 18-20 Maret mendatang.

Dalam artikelnya, Patterson menyebut kondisi trek Sirkuit Mandalika belum terlihat saat perhelatan ajang World Superbike (WSBK) pada 19-21 November 2021.

Selain spesifikasi motor yang power-nya lebih rendah dari MotoGP, balapan WSBK waktu itu juga berlangsung dalam cuaca hujan sehingga menurunkan suhu lintasan.

Kendati demikian, pada perhelatan WSBK lalu, Kompas.com sempat mendapati ada salah satu titik aspal di bagian pitlane yang sudah mengalami kerusakan.

Kerikil pada Aspal Tak Sesuai Rekomendasi?

Dalam perbincangan dengan salah satu sumber di paddock, Patterson menulis bahwa Sirkuit Mandalika butuh pengaspalan ulang.

Namun, pengelola sirkuit disebut tak punya cukup waktu karena perhelatan MotoGP tinggal tersisa kurang dari lima pekan.

Dalam laporannya, Patterson menulis bahwa spesifikasi batu pada aspal yang dipakai di Sirkuit Mandalika tak sesuai dengan rekomendasi konsultan.

Alih-alih memakai materi sesuai rekomendasi, lintasan Sirkuit Mandalika malah memakai batu yang ditambang secara lokal.

Alhasil, jenis batu yang dipakai di Sirkuit Mandalika disebut tidak menempel dengan kuat di aspal.

Menurut Patterson, ada gosip di paddock yang menyebutkan bahwa jadwal MotoGP Indonesia akan digeser ke akhir tahun atau bahkan dibatalkan sepenuhnya dan baru digelar pada 2023.

Namun, hal itu tak mungkin terjadi karena Dorna Sports selaku promotor sudah sangat ingin menghelat MotoGP di Indonesia.

Tanggapan MGPA soal Aspal Sirkuit Mandalika

Saat artikel ini ditulis, Kompas.com sudah berupaya mengonfirmasi seputar permasalahan yang dibahas Simon Patterson ini ke Direktur Utama MGPA Priandhi Satria, baik melalui telepon maupun pesan singkat.

Pertanyaan melalui pesan singkat sudah terbaca, tetapi belum direspons oleh Priandhi.

Sementara itu, dalam keterangan yang diberikan kepada Kompas.com pada Selasa (15/2/2022), Media Communication MGPA, Gatot Widakdo, menjelaskan bahwa aspal lintasan Sirkuit Mandalika sebelumnya sudah dinilai oleh Dorna Sports.  

Menurut Gatot Widakdo, Dorna Sports yang merupakan promotor MotoGP, merasa puas dengan kondisi Sirkuit Mandalika.

Masalah utama di Mandalika sebenarnya adalah soal grip di lintasan yang dinilai kurang, tetapi itu bisa diatasi dengan memakai lintasan secara reguler.

Lebih lanjut, Gatot Widakdo juga mengutarakan bahwa sampai hari tes terakhir, tidak ada tim yang mengajukan protes resmi ke Dorna Sports soal lintasan.

Keterangan dari Gatot Widakdo kemudian didukung oleh pernyataan Direktur Utama MGPA, Priandhi Satria, sebelumnya.

Priandhi menjelaskan bahwa, lintasan di Sirkuit Mandalika tidak memerlukan perubahan apa pun. Itu sesuai "mandat" dari Dorna.

"Kami sudah melakukan diskusi dengan ITDC, Dorna, dan perwakilan Race Director dengan membahas soal lintasan yang berdebu pada hari pertama tes pramusim," kata Priandhi selepas tes hari kedua dalam sebuah video yang diterima Kompas.com.

"Dalam kesempatan itu, Dorna menyebutkan bahwa debu adalah sesuatu yang wajar untuk lintasan yang sudah dua bulan tak dipakai. Di samping itu, masih ada pembangunan di sisi luar dan dalam lintasan," imbuhnya.

"Dorna dan Race Director tidak menginginkan perubahan apa pun di lintasan dari sekarang sampai ajang MotoGP (Indonesia) karena menurut mereka memang tidak perlu. Yang diperlukan adalah memakai lintasan ini secara reguler agar debu dari pori-pori lintasan keluar," kata Priandhi.

Kata Dorna Sports soal Mandalika

Managing Director Dorna Sports Carlos Ezpeleta tak memungkiri masih ada yang perlu disempurnakan di dalam dan luar trek.

Menurut Ezpeleta, upaya menyelenggarakan balapan di tempat yang baru memang memiliki banyak tantangan.

Ia menyebut pengelola Sirkuit Mandalika masih punya banyak waktu untuk membenahi lintasan.

Oleh karena itu, Ezpeleta yakin kondisi trek akan semakin baik saat balapan mendatang.

"Prioritas adalah untuk menyelenggarakan GP dalam kondisi baik. Yang terpenting para pebalap suka dengan layout, dan khususnya dalam hal area run-off, ini menjadi salah satu yang terbaik di keseluruhan kalender MotoGP," kata Ezpeleta di laman MotoGP.com, Senin (14/2/2022). (dn/sumber: kompas.com)