Putin Perintahkan Pasukan Rusia Masuk ke Ukraina Timur, AS Siapkan Sanksi Berat

  • Oleh : Redaksi

Selasa, 22/Feb/2022 21:31 WIB
Tank Rusia saat latihan di Leningrad. Foto: bbcindonesia.com. Tank Rusia saat latihan di Leningrad. Foto: bbcindonesia.com.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan pasukannya ke dua wilayah yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur, setelah mengakui mereka sebagai negara merdeka.

Rusia mengatakan pasukannya akan terlibat dalam "penjaga perdamaian" di republik rakyat Donetsk dan Luhansk, yang dideklarasikan secara sepihak oleh kelompok pro-Moskow di wilayah itu.

Baca Juga:
Setelah Pidato di Singapura Terkait Perdamaian, Menhan Prabowo Terima Kunjungan Dubes Ukraina: Menurut Informasi Selang 5 Jam Kedubes Rusia Menyusul

Tetapi AS mengatakan menyebut pasukan penjaga perdamaian itu "omong kosong", dan bahwa Rusia menciptakan dalih untuk perang.

Kedua wilayah tersebut adalah basis pemberontak yang didukung Rusia, yang telah memerangi pasukan Ukraina sejak 2014.

Baca Juga:
Menhan Prabowo Beberkan 4 Pelajaran Penting dari Perang Rusia-Ukraina

Langkah Putin itu langsung dikecam oleh Presiden Ukraina yang menuduh Rusia sengaja melanggar kedaulatannya.

Barat siapkan sanksi berat untuk Rusia

Kekuatan Barat mengancam akan menjatuhkan sanksi ekonomi yang berat terhadap Rusia guna mencoba dan menghentikannya menyerang Ukraina.

Baca Juga:
Rusia Tuduh Pasukannya Diracuni Botulinum Oleh Ukraina

Senat AS tengah menyusun daftar tindakan yang disebutnya "induk dari semua sanksi" dan Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Putin "belum pernah melihat sanksi seperti yang akan saya jatuhkan".

Namun, para diplomat Barat menolak menjelaskan secara eksplisit tentang jenis hukumannya, supaya membuat Rusia menebak-nebak.

Jadi sanksi apa yang mungkin direncanakan Barat?

Pembatasan keuangan 

Salah satu tindakan yang dipertimbangkan adalah mengecualikan Rusia dari sistem yang dikenal sebagai Swift - layanan pesan keuangan global. 

Sistem ini digunakan oleh ribuan lembaga keuangan di lebih dari 200 negara.

Tindakan ini secara efektif akan mempersulit bank-bank Rusia melakukan bisnis di luar negeri.

Sanksi ini digunakan terhadap Iran pada 2012 dan negara itu kehilangan pendapatan minyak secara signifikan dan sebagian besar perdagangan luar negeri.

Tetapi sanksi ini akan menimbulkan kerugian ekonomi bagi negara-negara seperti Amerika Serikat dan Jerman yang bank-banknya memiliki hubungan dekat dengan lembaga keuangan Rusia.

Gedung Putih mengatakan kerugian itu tidak mungkin dilepaskan sebagai tanggapan langsung terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

"Mungkin Anda tidak akan melihat SWIFT dalam paket peluncuran awal," kata Deputi Penasihat Keamanan Nasional Daleep Singh.

Kliring dolar 

AS dapat melarang Rusia melakukan transaksi keuangan yang melibatkan Dollar AS. 

Pada dasarnya, setiap perusahaan Barat yang mengizinkan satu institusi Rusia untuk berurusan dengan Dolar akan menghadapi hukuman.

Ini artinya Rusia akan sangat terbatas dalam apa yang bisa dibeli dan dijual di seluruh dunia.

Sanksi seperti ini dapat berdampak besar pada ekonomi Rusia karena sebagian besar penjualan minyak dan gasnya diselesaikan dalam Dollar.

Utang negara 

Kekuatan Barat dapat mengambil tindakan memblokir akses Rusia lebih lanjut ke pasar utang internasional.

Kemampuan lembaga dan bank-bank Barat untuk membeli obligasi Rusia sudah dibatasi - pembatasan itu bisa diperketat.

Tindakan ini akan menghilangkan akses negara ke keuangan yang dibutuhkan guna menumbuhkan ekonominya. Biaya pinjaman negara mungkin naik dan nilai Rubel barangkali turun.

Rusia telah bersiap menghadapi situasi seperti ini dengan mengurangi jumlah utang yang dipegang oleh investor asing.

Blokir bank

AS dapat dengan mudah membuat daftar hitam beberapa bank Rusia, sehingga nyaris tidak mungkin bagi siapa pun di dunia untuk melakukan transaksi dengan mereka.

Moskow harus menyelamatkan bank dan melakukan apa yang bisa dilakukan untuk menghindari kenaikan inflasi dan penurunan pendapatan.

Namun, hal ini akan memiliki dampak negatif yang besar bagi para investor Barat yang memiliki uang di bank-bank Rusia tersebut.

Menargetkan kontrol ekspor 

Negara-negara Barat dapat membatasi ekspor komoditas utamanya ke Rusia.

Amerika Serikat, misalnya, dapat menghentikan perusahaan yang menjual barang apa pun yang menyangkut teknologi, perangkat lunak atau peralatan Amerika.

Beberapa hal yang termasuk di dalamnya, khususnya, microchip semikonduktor, yang digunakan dalam segala hal mulai dari mobil hingga ponsel pintar, peralatan mesin hingga elektronik konsumen.

Upaya ini akan menargetkan tidak hanya sektor pertahanan dan kedirgantaraan Rusia, tetapi seluruh bidang ekonominya.

Pembatasan energi 

Ekonomi Rusia sangat bergantung pada penjualan gas dan minyak ke luar negeri. Penjualan tersebut merupakan sumber pendapatan yang sangat besar bagi Kremlin.

Barat dapat melarang negara-negara dan perusahaan-perusahaan membeli minyak dari raksasa energi besar Rusia seperti Gazprom atau Rosneft.

AS dapat menggunakan kekuatan diplomatiknya untuk menghentikan pipa gas baru di bawah Laut Baltik dari Rusia ke Jerman - yang disebut Nord Stream 2 - mulai beroperasi. Jaringan pipa ini telah dibangun tetapi masih menunggu persetujuan atas peraturan yang dibuat

Presiden Biden mengatakan: "Saya berjanji padamu bahwa kami akan mampu melakukannya"

Namun, pembatasan apa pun pada gas Rusia akan menaikkan harga di seluruh Eropa, yang sebagian besar bergantung pada energi dari timur.

Individu-individu yang menjadi target

Sanksi baru dapat ditargetkan pada individu-individu, termasuk tidak hanya pada rekanan Vladimir Putin, tetapi juga presiden Rusia itu sendiri.

Tindakan ini kemungkinan besar akan berupa hukuman atas permusuhan Rusia terhadap Ukraina atau mengancam kedaulatan atau integritas teritorialnya.

Pembekuan aset dan larangan bepergian adalah opsi yang paling mungkin. Tetapi banyak sanksi semacam itu sudah berlaku dan belum banyak mengubah perilaku Rusia.

Harapan kekuatan AS dan Eropa adalah bahwa elit Rusia akan menekan Putin jika mereka tidak dapat mengakses kekayaan mereka di negara asing dan mendidik anak-anak mereka di berbagai sekolah dan universitas barat.

Sanksi dari London

Beberapa sanksi dapat dikenakan untuk membatasi kemampuan para individu Rusia untuk berinvestasi dan tinggal di London.

Begitulah skala keuangan Rusia di berbagai bank dan properti di Inggris sehingga ibu kotanya dijuluki "Londongrad".

Pemerintah Inggris mengklaim tengah menangani persoalan ini dengan "putusan pengadilan untuk memaksa target mengungkapkan sumber kekayaan yang tidak dapat dijelaskan (unexplained wealth orders)", yang mengharuskan orang-orang untuk mengatakan dari mana uang mereka berasal.

Tetapi hanya segelintir putusan ini yang pernah digunakan. Sejumlah organisasi AS ingin Gedung Putih mendorong supaya Inggris lebih keras dalam hal ini. 

Berbagai kesulitan bagi Barat 

Negara-negara Barat telah memetakan rencana bagi sanksi terkoordinasi dan berat apabila Rusia melancarkan invasi habis-habisan ke Ukraina.

Tetapi bagaimana jika itu hanya membuat "serangan kecil", seperti diutarakan Joe Biden?

Ada juga kemungkinan bahwa Rusia akan mempertahankan pasukannya di sekitar Ukraina selama berbulan-bulan untuk mengancamnya, sambil meluncurkan serangan siber untuk melemahkannya.

Para diplomat AS dan Eropa mengatakan bahwa negara-negara Barat kurang bersatu dalam menanggapi skenario ini.

Beberapa negara yang memiliki hubungan lebih dekat dengan Rusia - seperti Hungaria, Italia, dan Austria - mungkin tidak mau menerapkan sanksi kecuali setelah serangan penuh.

Rusia juga dapat mengurangi dampak sanksi Barat dengan mencari dukungan dari China dan sekutu lainnya.

Intinya adalah bahwa sanksi ekonomi yang paling efektif acapkali datang dengan harga yang mahal bagi mereka yang memberlakukannya. 

Ada konsekuensi yang harus ditanggung dan tidak semua orang di Barat mau mengakuinya. (dn/sumber: bbcindonesia.com)