BMKG: Terjadi 183 Kali Gempa Susulan di Sumbar Sejak Bencana 25 Februari Lalu

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 01/Mar/2022 11:49 WIB
Foto:BMKG (Foto:Istimewa) Foto:BMKG (Foto:Istimewa)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan telah terjadi 183 kali gempa di Pesaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) sejak di hari pertama terjadinya bencana gempa pada Jumat (25/2/2022) lalu. 

Hal itu dikatakan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi kepada media, Selasa (1/3/2022). Namun dia mengatakan, gempa yang terjadi lebih banyak dengan frekuensi yang lemah sehingga tidak terlalu dapat dirasakan namun bisa terdeteksi dengan alat. 

Baca Juga:
BMKG: Indonesia Bakal Terjadi Kemarau Kering Karena Fenomena El Nino

"Sudah 160 kali lebih gempa sejak dari hari pertama, yang terasa cuma enam kali. Yang ratusan itu tidak terasa, sangking lemahnya," kata Dwikora. 

Diketahui ada enam kali gempa bumi yang dirasakan. Keseluruhan gempa yang terjadi 183 kali tersebut dengan minimal maknitudo 1.4 dan maksimal maknitudo 5.1. 

Baca Juga:
Update Gempa Bumi Magnituto 7,3 di Mentawai, Ini Penjelasan BMKG!

Dwikora menjelaskan gempa susulan dengan guncangan lemah tersebut tidak terlalu membahayakan. "Sususlah dalam sehari banyak terjadi, tu tidak terlalu bahaya," ucapnya. 

Dwikora mengatakan masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan gempa susulan. Karena potensi yang akan tejadi yaitu merupakan guncangan-guncangan lemah. 

Baca Juga:
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Buruk di NTT dan NTB Hingga 11 April

Dia juga mingimbau kepada masyarakat yang dapat kembali dan beraktivitas seperti biasanya. Kepada pengungsi dikatakannya juga dapat kembali ke rumah masing-masing dengan melihat keadaan rumah yang masih laiak huni. 

Menurutnya dengan kembalinya masyarakat ke rumah, itu juga untuk meminimalisir penularan pandemi. 

"Yang rumahnya laiak huni kembali ke rumah. Karena dipengungsian akan rentan penularan pandemi," ucapnya. 

Untuk mengobati masyarakat yang trauma akibat bencana alam tersebut. Dwikora mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mengatasi hal tersebut. 

Yang menjadi bahaya saat ini, Dwikora mengatakan adanya banjir, banjir bandang dan longsong yang berpotensi terjadi di semua aliran sungai di Lembah Talamau. Hal itu juga melihat dengan adanya hujan di hulu sungai. 

Dia mengimbau kepada masyarakat yang ada di kawasan Talamau yang tinggal di radius 200 meter dari sungai agar terlebih dahulu untuk mewaspadai bencana susulan tersebut. 

Diketahui sebelumnya pada 25 Ferbruari 2022 sekitar pukul 8.00 telah terjadi gempa bumi berkekuatan 6.2 M dengan pusat gempa Sumatera Barat. Gempa ini mengakibatkan bangunan banyak yang roboh dan terdapat korban. (Fhm)