Kedatangan Wisman di Bali Capai 1.600

  • Oleh : Naomy

Selasa, 01/Mar/2022 12:08 WIB
Wisman menikmati keindahan Pulau Dewata Wisman menikmati keindahan Pulau Dewata

 

JAKARTA (BeritaTrans.com) -  Kabar baik disampaikan Menko Marves Luhut Binsat Pandjaitan sebagai Koordinator PPKM Jawa-Bali, perihal kelancaran pembukaan Bali dalam menerima kedatangan wisatawan mancanegara. 

Baca Juga:
Menparekraf: BaliSpirit Festival 2024 Perkuat Indonesia sebagai Destinasi Wellness Tourism Dunia

Sejak pembukaan Bali bagi wisatawan mancanegara, sudah lebih dari 1.600 wisatawan mancanegara yang datang ke Bali dan lebih dari 50 persen di antaranya memilih untuk melakukan karantina bubble. 

"Sebagian besar wisman memilih hotel bubble dengan rata-rata harga kamar per malamnya mencapai Rp3 juta, Rusia, Australia, Prancis, Amerika, serta Belanda mendominasi wisman yang datang ke Bali,” ujar Menko Luhut dalam keterangan resmi, Selasa (1/3/2022).

Baca Juga:
Wisatawan Bakal Padati Bali Saat Libur Nataru

Untuk pembukaan tahap berikutnya, kata dia, hotel bubble akan ditambah menjadi 17 hotel dan hotel karantina umum (di kamar) ditambah sebanyak 41. 

Perbaikan lainnya akan dilakukan dengan mencakup pemesanan melalui online travel agent, ketersediaan kamar isolasi, mekanisme penjemputan di bandara, dan kemudahan e-visa.

Baca Juga:
Menparekraf Pastikan Bali Aman Dikunjungi

Dia juga mengemukakan perihal kebijakan transisi dari pandemi Covid-19 tentunya perlu diterapkan secara bertahap. 

Selain itu, perlu juga disiapkan peta jalan untuk mempersiapkan normalisasi aktivitas masyarakat melalui kebijakan pengendalian virus Covid-19 dengan target agar tingkat hospitalisasi dan kematian tetap pada level yang rendah.

"Untuk itu, pemerintah akan melakukan berbagai langkah awal di antaranya peningkatan cakupan dosis vaksinasi kedua dan juga booster, peningkatan kapasitas active case surveillance, testing dan tracing hingga jaminan akan fasilitas respons kesehatan yang mumpuni," bebernya.

Semua kebijakan dalam proses transisi yang akan dilalui bersama tentunya tidak dapat dilakukan secara terburu-buru dan hanya mengikuti tren yang ada. 

Mencapai situasi mendekati normal memerlukan pula cara pandang hidup dan kondisi yang baru. 

"Tentunya ini hal yang perlu disiapkan oleh pemerintah dan juga masyarakat,” pungkas Menko Luhut. (omy)