Video Viral Pesepeda Disebut Menolak Pindah dan Penuhi Gerbong KRL, Ini Kata KAI Commuter

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 15/Mar/2022 17:05 WIB
Tangkapan layar video rombongan pesepeda yangi disebut menolak pindah dan memenuhi gerbong kereta(Instagram Jakarta Siana) Tangkapan layar video rombongan pesepeda yangi disebut menolak pindah dan memenuhi gerbong kereta(Instagram Jakarta Siana)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba angkat bicara perihal video viral yang memperlihatkan sekelompok pesepeda yang disebutkan menolak saat diminta pindah dan memenuhi gerbong KRL pada Ahad (13/3/2022). 

Menurutnya kejadian itu terjadi di gerbong KRL Yogyakarta-Solo pada Ahad (13/3/2022). 

Baca Juga:
KAI Commuter Prediksi 900 Ribu Lebih Penumpang KRL Jabodetabek di Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran

Anne menjelaskan, rombongan pesepeda tersebut naik KRL dari Stasiun Yogyakarta. 

Pada waktu itu, petugas keamanan di KRL KA 7102 Yogyakarta-Solo memang meminta sekelompok pengguna sepeda itu agar pindah ke kereta paling belakang untuk kenyamanan bersama. 

Baca Juga:
Stasiun Integrasi KRL dengan KA Lokal, KAJJ, LRT hingga KA Bandara Terjadi Peningkatan Penumpang, KAI Commuter: Memudahkan Perjalanan Mudik Masyarakat

"Petugas melakukan pengaturan ini agar perjalanan dengan KRL dapat lebih nyaman bagi seluruh pengguna, baik mereka yang membawa serta sepeda lipat, maupun pengguna lainnya," ujarnya sebagaimana rilis yang diterima, Senin (14/3/2022). 

Awalnya, para penumpang dengan sepeda lipat itu berada di gerbong kereta 6. Namun petugas mengarahkannya untuk pindah ke kereta paling belakang atau gerbong 8. 

Baca Juga:
Volume Penumpang KRL di Stasiun Integrasi Meningkat Jelang Berakhirnya Libur Lebaran

Hal itu ditujukan demi kenyamanan bersama. 

"Petugas mengajak pindah ke kereta delapn agar sepeda dapat tertata dengan baik dan tidak banyak dilewati pengguna lain. Dengan berada di kereta paling belakang tentunya juga akan lebih nyaman bagi pengguna yang bepergian dalam rombongan," jelas dia. 

Anne pun meluruskan informasi yang beredar di media sosial yang menyebutkan para rombongan sepeda tersebut menolak pindah. 

"Sebagian besar kelompok pengguna dengan sepeda tersebut bersedia untuk pindah ke kereta delapan, sementara yang lainnya kemudian duduk menyebar sehingga kenyamanan dan keleluasaan sesama pengguna terjaga," sebut Anne. 

Pihaknya menjelaskan, membawa sepeda lipat ke dalam perjalanan KRL memang diperbolehkan. 

Namun petugas akan mengatur posisi penumpang agar dapat memberikan kenyamanan agar kenyamanan semua pengguna dapat terjamin. 

"Upaya yang dilakukan petugas KA 7102 sebagaimana terlihat pada video yang beredar di media sosial dilakukan agar KRL bisa tetap selamat, aman, dan lancar," jelas Anne. 

Sebagaimana diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan sekelompok pesepeda yang disebutkan menolak saat diminta pindah dan memenuhi gerbong kereta viral di media sosial pada Ahad (13/3/2022). 

Dari video yang beredar tampak rombongan pesepeda beserta sejumlah sepeda memenuhi salah satu gerbang kereta. 

Mereka terlihat duduk berjajar dalam satu gerbong kereta, sementara sepeda yang telah dilipat diletakkan di depan kursi tempat mereka duduk. 

Sejumlah warganet pun merespons unggahan video tersebut. 

Beberapa menyebut, rombongan pesepeda itu dinilai arogan dan tidak mau diatur. 

"Orang kaya arogan gk di jalan gk di kereta," tulis salah satu akun. 

"Gowes aja lu sampai rumah kalau gak mau diatur," tulis akun yang lain.(fhm)