Dunia Ramai-Ramai Incar Batu Bara Indonesia, Efek dari Perang Rusia-Ukraina

  • Oleh : Dirham

Rabu, 16/Mar/2022 16:15 WIB
Bumi Resources Minerals memulai Uji Coba Produksi dari Tambang Emasnya di Poboya, Palu. Bumi Resources Minerals memulai Uji Coba Produksi dari Tambang Emasnya di Poboya, Palu.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Perang antara Rusia dan Ukraina membuat suplai batu bara dari Rusia ke beberapa negara tersendat termasuk ke Eropa kemungkinan juga China. Hal ini yang memungkinkan batu bara Indonesia menjadi incaran dunia sebagai subtitusi impor negara-negara tersebut.

Seberapa besar berkah tersendatnya batu bara Rusia untuk Indonesia? Misalnya kepada para eksportir batu bara seperti PT Bumi resources Tbk.

"Tentu ini memang sebuah peluang, namun kami pada Kuartal I-2022 masih fokus mengekspor ke target pasar negara-negara tradisional," jelas Direktur BUMI Dileep Srivastava, Senin (14/3/2022).

Dalam 20 tahun terakhir, ada beberapa negara Eropa yang memasok batu bara dari BUMI, namun tercatat dalam 3-4 tahun terakhir pasokannya telah menurun signifikan.

Adapun Dileep mengungkapkan, pihaknya juga tidak akan mengubah target produksi di tahun ini, yakni dengan memproduksi volume batu bara sebanyak 85 juta ton hingga 95 juta ton atau naik 10% dibandingkan dari target 2021.

"Kami masih berkomitmen terhadap pasokan kami untuk pasar ekspor tradisional. Jika memang ada persediaan lebih, kami akan sangat senang untuk dapat kembali memasok batu bara ke negara-negara Eropa dan negara lain yang juga memasok batu bara dari Rusia," jelas Dileep.

Lagipula, kata Dileep saat ini kans untuk mengekspor batu bara ke negara-negara di Eropa masih terbatas, mengingat sebagian dari mereka telah meninggalkan energi fosil dan beralih untuk menggunakan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT).

Kendati demikian, memang ada juga sebagian negara-negara di Eropa yang masih dalam tahap transisi energi dan terkendala dengan pasokan batu bara yang dimilikinya.

"Jadi, jika ada kesempatan dan memungkinkan bagi kami untuk mensuplai lebih banya ke Eropa, pasti akan kami lakukan. Tapi saat ini, kami tetap akan menjaga pasokan untuk ekspor ke pasar tradisional terlebih dahulu dan kami akan melihat itu," tutur Dileep.

Seperti yang diketahui, dari catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) China belum bisa melakukan impor batu baranya dari Rusia, yang mana Rusia memberikan ekspor batu baranya ke China hingga 17% dari total produksi batu baranya sebanyak 420 juta ton tahun ini.

Selain ke China, Rusia juga mengekspor batu baranya ke beberapa negara di Eropa sebanyak 31% dari total produksi batu baranya. (ds/sumber CNBCIndonesia.com)