Mengancam! Rusia Siap Tembakkan Senjata Nuklir

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 23/Mar/2022 08:19 WIB


MOSKOW (BeritaTrans.com) - Rusia tak menentang penggunaan senjata nuklir dalam peperangan di tengah agresi Moskow di Ukraina yang terus mendapat perlawanan sengit.

Juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menuturkan Rusia hanya akan menggunakan senjata nuklir jika menghadapi "ancaman eksistensial".

Baca Juga:
Setelah Pidato di Singapura Terkait Perdamaian, Menhan Prabowo Terima Kunjungan Dubes Ukraina: Menurut Informasi Selang 5 Jam Kedubes Rusia Menyusul

"Jika ada ancaman eksistensial terhadap negara kami, maka (senjata nuklir) bisa digunakan sesuai dengan prinsip kami," kata Peskov saat ditanya presenter CNN Christiane Amanpour soal kemungkinan penggunaan senjata nuklir oleh Rusia pada Selasa (22/3).

Sejauh ini, sejumlah pihak khawatir Rusia memakai senjata nuklirnya saat berperang melawan Ukraina. Namun, Peskov tidak menjawab tegas soal kemungkinan penggunaan senjata nuklir untuk perang melawan Ukrainaatau negara-negara Barat.

Baca Juga:
Menhan Prabowo Beberkan 4 Pelajaran Penting dari Perang Rusia-Ukraina


Dia hanya menegaskan bahwa senjata nuklir akan dipakai Rusia jika ada ancaman eksistensial. Terutama ancaman keamanan terhadap kedaulatan di wilayahnya.

Menurut Peskov, wajar apabila setiap negara memiliki prinsip tentang bagaimana menjaga dalam negerinya masing-masing. Termasuk juga Rusia.

Baca Juga:
Rusia Tuduh Pasukannya Diracuni Botulinum Oleh Ukraina

"Kami memiliki konsep untuk menjaga keamanan dalam negeri dan itu terbuka. Anda bisa tahu semua alasan penggunaan senjata nuklir," kata Peskov seperti dikutip CNN.

Sebelumnya, Mantan petinggi Badan Intelijen Uni Soviet (KGB) Oleg Kalugin, mengungkap karakter Presiden Rusia, Vladimir Putin cenderung berbahaya. Menurutnya, bisa saja Putin nekat dengan menggunakan senjata nuklir di Ukraina.

Menurutnya, Putin merupakan sosok yang tidak dapat diprediksi sehingga ancaman serangan nuklir tidak bisa dianggap angin lalu oleh negara barat.

"Itulah cara Putin untuk mengancam. Dunia Barat tidak boleh mengabaikan ancaman ini," kata dia, seraya menambahkan bahwa Putin "akan melakukan segalanya hanya untuk menghentikan keruntuhan sistem yang dimilikinya."

Drone Kamikaze

Perang Rusia dan Ukraina melibatkan beragam senjata militer yang mutakhir. Salah satunya drone bunuh diri switchblade  atau juluki drone Kamikaze yang digunakan Ukraina untuk menyerang Rusia.

Drone Kamikaze atau switchblade ini diberikan oleh Amerika Serikat (AS). Pemerintah Joe Biden mengirimkan hingga 100 drone ke Ukraina, dikutip dari NDTV, Selasa (22/3/2022).

Kamikaze memiliki kamera serta bom terbang yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Drone tersebut bisa diarahkan oleh operator untuk menemukan dan terjun ke target, berikutnya meledak saat kontak.

Dilaporkan, drone itu bisa memperluas jangkauan serangan pada kendaraan serta unit Rusia. Ini dilakukan hingga melewati pandangan dari pengguna.

Kamikaze juga disebut akan memberikan keuntungan lebih baik dibandingkan rudal heat-seeking, yang digunakan Ukraina pada tank Rusia.

NBC News menuliskan beberapa ahli percaya jika senjata semi-otonom itu akan mengubah perang darat. Ini akan sama besarnya dengan menggunakan senapan mesin saat perang.

 

Drone itu dilaporkan bisa melompati pertahanan tradisional untuk menyerang pasukan infanteri. Harga senjata itu kabarnya US$ 6.000 dibandingkan dengan US$150 ribu untuk rudal Hellfire.

Laman itu menuliskan drone itu dibawa dengan ransel dan beratnya hanya 5 pon, termasuk hulu ledaknya yang kecil. Terdapat dua model yakni 300 untuk membunuh individu dan versi lebih besar 600 untuk menghancurkan kendaraan lapis baja.

Drone itu disebut switchblade, sebab memiliki sayap yang muncul seperti bilah saat diluncurkan. Dengan begitu pasukan perang bisa memiliki keunggulan termasuk tidak bisa dilihat dan didengar, ungkap CEO AeroVironment, perusahaan yang memproduksi drone, Wahid Nawabi.

"Ini memungkinkan pejuang perang kami memiliki keunggulan di medan perang, yang tidak bisa diluhat, didengar, tidak bisa dikatakan akan datang, dan mencapai efek misi tertentu dengan tepat," kata Nawabi.

Tags :