Jadi 7 Jenderal Rusia Hilang Nyawa Disambar Ukraina

  • Oleh : Redaksi

Minggu, 27/Mar/2022 07:14 WIB


KYIV (BeritaTrans.com) - Para pejabat Barat mengeklaim tujuh jenderal Rusia telah tewas, dan seorang lainnya dipecat dalam serangan ke Ukraina yang telah berlangsung selama satu bulan.

Jenderal Rusia terbaru yang dilaporkan meninggal adalah Letnan Jenderal Yakov Rezanstev, komandan Angkatan Darat Gabungan ke-49 Rusia di distrik militer selatan, menurut seorang pejabat Barat dilansir AFP pada Jumat (26/3/2022).

Baca Juga:
Setelah Pidato di Singapura Terkait Perdamaian, Menhan Prabowo Terima Kunjungan Dubes Ukraina: Menurut Informasi Selang 5 Jam Kedubes Rusia Menyusul

Sementara itu, Komandan Angkatan Darat Rusia Jenderal Vlaislav Yershov, dari Tentara Gabungan ke-6, diidentifikasi sebagai jenderal Rusia yang dipecat awal pekan ini oleh Kremlin.

Dilaporkan bahwa pemecatan mendadaknya dilakukan karena kerugian besar dan kegagalan strategis yang terlihat selama invasi militer Rusia ke Ukraina selama sebulan.

Baca Juga:
Menhan Prabowo Beberkan 4 Pelajaran Penting dari Perang Rusia-Ukraina

Di antara yang lain dikatakan telah tewas adalah Jenderal Magomed Tushaev, dari Pasukan Khusus Chechnya, yang dikerahkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina.

​​​​Jumlah tentara Rusia dan perwira senior yang diduga tewas dalam perang selama sebulan telah mengejutkan pejabat militer dan keamanan Barat.

Baca Juga:
Rusia Tuduh Pasukannya Diracuni Botulinum Oleh Ukraina

Masalah komunikasi dan logistik sebagian disalahkan sebagai penyebab kerugian itu. Contohnya dengan penggunaan saluran tidak terenkripsi yang telah mengekspos posisi perwira senior Rusia ke pasukan Ukraina.

Kremlin mengeklaim pada Jumat (25/3/2022) bahwa lebih dari 1.300 personel militer telah tewas dalam perang, tetapi perkiraan empat atau lima kali jumlah tersebut dianggap kredibel di kota-kota Barat Ukraina.

Para pejabat di sana yakin sekitar 20 dari kelompok taktis batalyon 115-120, yang dikerahkan oleh Moskwa di Ukraina, tidak lagi efektif dalam pertempuran karena kerugian yang diderita.

"Setelah satu bulan operasi untuk menguasai suatu tempat di wilayah (Ukraina), mungkin seperenam ... dari pasukan tidak lagi efektif berperang. Itu adalah satu set statistik yang cukup luar biasa," kata pejabat Barat.

Dia juga mengeklaim komandan Brigade Senapan Mesin ke-37 Rusia telah dibunuh oleh pasukannya sendiri, "sebagai konsekuensi dari skala kerugian yang telah diambil oleh pasukannya".

Jenderal-jenderal yang terbunuh saat invais ke Ukraina.

"Kami yakin dia dibunuh oleh pasukannya sendiri dengan sengaja," kata pejabat itu, sambil mencatat bahwa dia "dilindas".

Dia menambahkan itu adalah tanda lebih lanjut dari "tantangan moral yang dihadapi pasukan Rusia".

"Mereka benar-benar menemukan diri mereka (seolah berada) di sarang lebah dan mereka sangat menderita," kata pejabat itu.

Penurunan target

Rusia pada Jumat (25/3/2022) memberi isyarat pihaknya mungkin akan menghentikan perangnya, yang bertujuan untuk fokus di Ukraina timur, setelah gagal mematahkan perlawanan negara itu dalam sebulan pertempuran.

Pada Februari, Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi untuk menghancurkan militer Ukraina dan menggulingkan Presiden pro-Barat Volodymyr Zelensky, membawa negara itu di bawah kekuasaan Rusia.

Namun, Sergei Rudskoi, seorang jenderal senior Rusia, menyarankan pengurangan "tujuan utama" dengan hanya mengendalikan Donbas, wilayah timur Ukraina yang sebagian sudah dikuasai oleh proksi Rusia.

Pernyataan mengejutkannya muncul menyusul laporan jenderal Rusia ketujuh tewas di Ukraina, dan mengklaim seorang kolonel telah "sengaja" dibunuh oleh orang-orangnya sendiri yang mengalami demoralisasi.

Tentara Rusia diprediksi akan melintasi Ukraina dengan sedikit perlawanan. Namun, militer Putin dilaporkan menunjukkan disiplin dan moral yang buruk, peralatan dan taktik yang salah, dan kebrutalan terhadap warga sipil.

Adapun pengumuman Rudskoi tentang pemusatan pertempuran hanya untuk Ukraina timur disertai dengan klaim keberhasilan.

Dia mengatakan militer Ukraina  sangat terdegradasi, dan bahwa Rusia tidak merebut kota-kota untuk "mencegah kehancuran dan meminimalkan kerugian di antara personel dan warga sipil."

Tetapi referensinya pada rencana untuk "pembebasan" wilayah Donbas meletakkan dasar bagi Kremlin untuk fokus pada kampanye yang lebih mudah, yang dapat dijual Rusia sebagai “kemenangan”.

Sementara itu, Ukraina meningkatkan pertahanan yang semakin agresif dan di beberapa tempat mengeklaim berhasil memukul mundur militer Rusia.

Kementerian pertahanan Inggris mengatakan serangan balik Ukraina sedang berlangsung di dekat Kyiv.

Seorang pejabat Pentagon mengatakan pasukan Ukraina juga berusaha merebut kembali Kherson, sejauh ini satu-satunya kota besar yang dikuasai oleh pasukan invasi Rusia.

Putin akan Digulingkan

Sementara iru, Presiden Rusia Vladimir Putin diminta waspadai keluarga dekat terutama perempuan di keluarganya.

Pakar sekaligus akademisi dari Australia, Leonid Petrov mengatakan perempuan di keluarga Putin bisa menjadi sumber dari usaha pembunuhan dirinya.

Putin dalam beberapa pekan terakhir dirumorkan bakal digulingkan karena perintahnya melakukan invasi militer ke Ukraina.

Bahkan sejumlah sanksi yang menimpa Rusia mulai sangat menyulitkan warganya.

Beredar kabar mantan agen KGB, Alexander Bortnikov akan menjadi penggantinya sebagai Presiden Rusia.

Namun, Petrov yang saat ini merupakan pengajar senior dan program manajer dari Kampus Manajemen Internasional Sydney, menegaskan, kemungkinan yang akan menghabisi Putin adalah orang terdekatnya.

“Saya percaya jika ada usaha pembunuhan, sangat mungkin dari seorang perempuan,” tutur Petrov dilansir dari Daily Star.

“Bisa jadi itu anggota keluarganya, selingkuhannya, putrinya, mantan istrinya, seseorang yang sangat mengenalnya dan dekat dengannya. Kemungkinannya (pembunuhan Putin) semakin meningkat,” tambahnya.

Putin sendiri selama ini selalu menyembunyikan kehidupan pribadinya.

Masyarakat hanya mengetahui ia memiliki dua orang putri dari mantan istrinya, Lyudmila Putina.

Tags :