`Senjata Balas Dendam` Putin Terbukti Ampuh, Eropa Terbelah

  • Oleh : Dirham

Jum'at, 08/Apr/2022 16:34 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin.  Presiden Rusia Vladimir Putin. 

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Penerapan mata uang rubel sebagai alat pembayaran transaksi gas Rusia benar-benar menjadi senjata ampuh untuk "membelah" Eropa. Setidaknya ini terjadi ke Hungaria.

Negara Uni Eropa (UE) yang juga anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu menyetujui pembayaran gas Rusia dengan mata uang rubel. Perdana Menteri Viktor Orban mengatakan hal tersebut dalam konferensi pers, Rabu (5/4/2022) waktu setempat, dikutip Jumat.

"Hungaria akan membayar pengiriman dalam rubel jika Rusia memintanya," ujarnya sebagaimana dimuat Reuters.

"Kami sama sekali tidak kesulitan membayar dalam rubel," tegasnya pula ditulis Bloomberg.

Ini memecahkan "persatuan" di antara negara UE, yang menyebut tak menerima keputusan itu. Awal pekan ini Komisi Eropa menegaskan Rusia harus tetap memenuhi kontrak dalam mata yang euro yang sudah disepakati.

Hal sama juga dikatakan Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto. UE, kata dia, tidak memiliki peran dalam kesepakatan pasokan gasnya dengan Rusia, yang didasarkan pada kontrak bilateral antara unit MVM milik negara dan Gazprom, BUMN Rusia.

Sementara itu, guna membalas sanksi Eropa dan AS, Rusia juga akan menerapkan aturan sama ke ekspor utama lain dari negara itu. Ini dikatakan Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada televisi pemerintah Channel One Rusia, dikutip Reuters.

"Ini adalah prototipe sistem ... Saya tidak ragu bahwa itu akan diperluas ke kelompok barang baru," tegasnya lagi tanpa memberi detail.

"Sanksi Barat terhadap Rusia telah mempercepat erosi kepercayaan terhadap dolar dan euro."

Rusia memang merupakan pengekspor sejumlah komoditas penting dunia. Tak hanya minyak dan gas tapi juga batu bara hingga sejumlah mineral, seperti platinum, aluminium, hingga pangan seperti gandum.

Baca: Utang Rusia Rp 8,6 T Mau Jatuh Tempo! Bisa Bayar, Mr Putin?
Mengapa Orban Membela Putin?

Orban sendiri, sudah lama diketahui dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Akhir pekan kemarin, saat terpilih empat kalinya memimpin Hungaria, ia juga menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky lawan.

"Kita akan mengingat kemenangan ini sampai akhir hidup kami karena kita harus berjuang melawan sejumlah besar lawan," kata Orban dalam pidatonya.

"Dan presiden Ukraina juga," tegasnya menyebut salah satu lawan.

Hungaria juga membutuhkan pasokan gas alam Rusia sebanyak 25%. Hungaria memiliki kerja sama dengan Gazprom dan diharapkan mengirimkan 4,5 miliar meter kubik gas per tabun.

Di sisi lain saat ini Hungaria bermusuhan dengan petinggi UE. Negara itu tengah diselidiki UE melalui prosedur disipliner karena rezim Orban yang terlalu lama. (ds/sumber CNBCIndonesia.com)