Cerita Mahasiswa RI Puasa di Prancis Selama 18 Jam, Tarawih Pukul 11 Malam!

  • Oleh : Redaksi

Senin, 11/Apr/2022 04:18 WIB
Foto:istimewa/dok/zahra Foto:istimewa/dok/zahra

Jakarta (BeritaTrans.com) - Fathima Azzahra A Nizia yang akrab dipanggil Zahra, menceritakan pengalamannya menjalankan ibadah puasa Ramadan di Prancis. Zahra menjelaskan ini adalah tahun ke-4 dia berpuasa di negeri menara Eiffel itu.

Meski sudah 4 tahun berpuasa di luar negeri, Zahra mengaku masih merindukan kampung halamannya. Untuk mengobati kerinduan pada Indonesia, Zahra biasa berkumpul dengan teman-teman dari Perkumpulan Pelajar Indonesia (PPI) di Prancis untuk berburu takjil.

Baca Juga:
Tarawih Hari Pertama Ramadhan 1445 H di Mushola Alfajar Kota Kualasimpang

Selain itu, Zahra bersama dengan teman-teman di PPI Prancis mengadakan buka bersama dan memasak hidangan berbuka khas Indonesia. Menunya bisa bermacam-macan mulai dari aneka gorengan, camilan, hingga es.

"Biasanya makanan Indonesia yang bahannya mudah didapat dan mudah dibuat misalnya aneka gorengan kayak bakwan, cireng, tempe mendoan, pisang goreng dan risol, terus juga klepon dan sup buah." ujar Zahra kepada detikEdu, Rabu (6/4/2022).

Baca Juga:
Mahasiswa KKN 2024 Unsika Gelar Pekan Olahraga Desa Pasirukem Day

Jika puasa Ramadan di Indonesia hanya berdurasi 14 jam maka puasa di Prancis bisa mencapai 18 jam sehari. Dengan imsak pukul setengah enam pagi dan waktu berbuka setengah 9 malam. Salat tarawih bisa dilaksanakan pada tengah malam.

"Waktu itu aku juga bukber dan tarawih di masjid cuma beberapa kali karena tarawihnya bisa mulai sekitar jam setengah 11 malam atau lebih. Dan biasanya kalau ikut sampai selesai, pulang-pulang udah ngga ada bis lagi." Tutur Zahra.

Baca Juga:
Aksi Demo Kenaikan BBM di Kota Bekasi Berjalan Kondusif

Kini, Zahra sedang berkuliah di Université Polytechnique Hauts-de-France dengan mengambil jurusan Génie Civil, Architecture et Urbain atau Teknik Sipil, Arsitektur, dan Tata Kota. Untuk menambah pengalaman, Zahra mengikuti magang di firma arsitektur.

Kesibukannya bertemu klien tidak membuat semangat puasa Ramadan putus. Ia memiliki strategi jitu agar tubuh tetap fit dan dapat bekerja secara maksimal.

"Cara mensiasati dan adaptasi aku tuh sebenernya cuma sering-sering liat jadwal. Kalau hari esok jadwalnya padet, usahain bangun dan sahur yang cukup ditambah vitamin terus paginya siap-siap lebih cepet aja biar nggak mepet-mepet jadi terburu-terburu," Jelas mahasiswa asal Depok itu.(amt/sumber:detikcom)