Cerita Kartika: Pramugari Emirates Asli Batak, Merantau Sejak Usia 16 Tahun

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 14/Apr/2022 02:22 WIB
Foto:istimewa Foto:istimewa

Dubai (BeritaTrans.com) - Inilah kisah Kartika Kasih, gadis batak yang kini berprofesi sebagai pramugari maskapai Emirates. Kartika merantau sejak usia 16 tahun. Bagaimana ceritanya?

Namanya Kartika Kasih. Saat ini, Kartika berprofesi sebagai pramugari Emirates. Kartika memecahkan tradisi di keluarga bataknya dengan menjadi seorang pramugari, alih-alih jadi pengacara atau jaksa seperti kebanyakan stereotipe tentang orang Batak.

Baca Juga:
INACA: Iuran Pariwisata jadi Beban Tambahan Penumpang dan Maskapai Penerbangan

Kisah hidup Kartika hingga sampai di titik dimana dia berada sekarang cukup panjang. Di usia 16 tahun, Kartika sudah merantau dari Batam, tempat dia dibesarkan.

"Saya memulai petualangan saya ketika baru berusia 16 tahun. Saya harus meninggalkan keluarga saya di Batam untuk mengejar impian saya dan menyelesaikan gelar saya di Singapura. Masa-masa ini membuat saya menjadi lebih mandiri," kisah Kartika, Minggu (10/4/2022).

Baca Juga:
Pesawat Boeing 787 LATAM Airlines Terjun Bebas, Penumpang Terlempar dari Kursi hingga 50 Terluka

Setelah lulus kuliah di bidang Hospitality and Tourism, Kartika langsung bergabung dengan maskapai Emirates sebagai seorang pramugari. Di usianya yang baru 21 tahun, Kartika memutuskan untuk pindah ke Dubai.

"Perjalanan saya sebenarnya masih panjang; setelah lulus dari universitas, saya langsung bergabung dengan Emirates. Saya pindah ke Dubai ketika saya berusia 21 tahun dan telah menjadi bagian dari Emirates sejak saat itu," ucapnya.

Baca Juga:
Hilangnya Pesawat Smart Aviation, Diduga Jatuh di Area Pegunungan

Selama 2 tahun pertama, Kartika ditugaskan untuk melayani penumpang kelas ekonomi. Setelah dirasa cukup mumpuni, Kartika pun dipromosikan untuk melayani penumpang kelas bisnis Emirates.

Selama bekerja menjadi seorang pramugari, rasa homesick kerap melanda Kartika, namun dia menjadikan rasa kangen terhadap keluarga itu sebagai sebuah tantangan yang harus dihadapi.

"Ini adalah tantangan terberat saya. Saya cukup dekat dengan saudara-saudara saya, dan saya selalu merindukan mereka. Saya biasanya mengunjungi Jakarta untuk menghabiskan waktu bersama mereka. Namun, sejak pandemi, fleksibilitas untuk bepergian dibatasi. Untuk saat ini, saya harus mengandalkan panggilan Zoom, dan saya berharap industri perjalanan akan segera pulih," pungkas Kartika.(amt/sumber:detikcom)