Kesaksian ABK asal Rembang Kapalnya Dikepung dan Dibakar Massa di Kalsel, Pasrah Hidup atau Mati

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 14/Apr/2022 22:10 WIB
Kapal penangkap ikan Wahyu Mina Barokah asal Rembang, Jateng dibakar nelayan asal Kalsel karena kedapatan beroperasi di garis pantai Kecamatan Jorong, Senin (13/4/2022). Foto: kompas.com. Kapal penangkap ikan Wahyu Mina Barokah asal Rembang, Jateng dibakar nelayan asal Kalsel karena kedapatan beroperasi di garis pantai Kecamatan Jorong, Senin (13/4/2022). Foto: kompas.com.

REMBANG (BeritaTrans.com) - Anak buah kapal (ABK) dari Kapal Wahyu Mina Barokah asal Rembang yang kapalnya dibakar di perairan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan (Kalsel), telah kembali pulang ke asalnya masing-masing.

Dua dari 17 ABK yang telah pulang ke rumah, Jaya Hartono dan Dwi Okta Imawan menceritakan kronologi peristiwa pembakaran kapal yang ditumpanginya tersebut.

Baca Juga:
6 ABK WNI Wafat di Kecelakaan Kapal Korea di Perairan Jepang, Kemenhub Fasilitasi Pemulangannya

Peristiwa berawal ketika 3 kapal asal Jawa Tengah beroperasi di sekitar garis pantai perairan Jorong. 

Dianggap akan merusak ekosistem terumbu karang karena menangkap ikan menggunakan cantrang, maka ketiga kapal tersebut didekati oleh perahu-perahu asal Kalimantan itu.

Baca Juga:
Pemulangan Jenazah ABK Wafat di Republik Fiji Difasilitasi Kemenhub

Namun, dua kapal tersebut memilih kabur dan sempat melakukan perlawanan dengan mengeluarkan tembakan.

"Ya aslinya sudah ada peringatan dan sudah ada pembicaraan yang baik, tapi dua kapal yang kabur tersebut dan sempat dikejar itu mengeluarkan bedil dan tembakan. Jadinya semakin ngamuk, emosinya semakin tinggi," ucap Imawan, saat ditemui wartawan di Desa Karangsekar, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, pada Kamis (14/4/2022).

Baca Juga:
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah 3 Pelaut Alami Kecelakaan Kapal Terbalik di Korsel

"Padahal, penginnya diajak diskusi baik-baik dan mungkin ujung-ujungnya ya didenda, tapi malah seperti itu," imbuh dia.

Setelah dua kapal tersebut kabur, perahu yang sempat mengejar kapal tersebut kemudian kembali lagi ke kapal yang ditumpangi oleh Imawan.

Sehingga, Imawan dan teman-temannya tidak bisa berkutik dan pasrah dengan tindakan yang bakal dilakukan oleh mereka.

"Ya pasrah, kalau enggak mati, ya hidup itu," kata dia.

Bahkan, kapal yang telah terkepung ini dipersilakan kabur untuk kemudian akan dibakar beserta ABK yang ada di dalamnya.

"Ketika perahu kecil-kecil itu merapat, rencananya kapal kami akan dibakar hidup-hidup sama orangnya," kata dia.

Imawan menyebut, terdapat ratusan warga yang mengepung dan kemudian membakar kapal yang ditumpanginya.

"Ada 50 kapal (yang mengepung), satu kapal dinaiki sekitar 7 sampai 9 orang," ujar dia.

Beruntungnya, sesaat sebelum kapal mereka dibakar menggunakan bom molotov, ada tiga kapal kecil milik nelayan lain yang meminta mereka untuk meloncat ke kapal tersebut.

"Tapi, ada kapal yang kasihan terus mendekat dan bilang 'mas, kalau nyawa abang pengin selamat ikut saya', langsung semua pada naik, ini ABK langsung dijauhkan dan kapal langsung dibakar," terang dia.

Setelah mereka semua diselamatkan oleh nelayan yang disebut dari Banjarmasin itu, mereka tidak langsung mendekati dan turun ke dermaga.

Oleh kapal yang menyelamatkan itu, mereka sempat diajak berdiskusi dan tetap berada di laut sembari menunggu pihak kepolisian mendatangi dermaga.

Imawan mengatakan, alasan kapal yang menyelamatkan mereka untuk tetap berada di atas perairan, karena di dermaga masih banyak warga yang emosional dan menunggu kedatangan ABK asal Jawa Tengah tersebut.

"Setelah berada di kapal, kami dijauhkan dari kapal yang terbakar dan dari dermaga, kemudian sempat diskusi juga, karena di dermaga sudah banyak warga, sembari menunggu aparat berwajib, ketika aparat datang baru kami diturunkan ke dermaga," kata dia.

"Kalau enggak ada aparat, ya kami di massa di darat, lepas laut kena darat," imbuh dia.

Setelah aparat kepolisian berada di dermaga, selanjutnya kapal nelayan yang menyelamatkan mereka mendekat ke dermaga dan menurunkan 17 ABK yang terdiri dari 2 orang warga Pati dan 15 orang warga Rembang tersebut.

Sampai dermaga, ke 17 ABK itu dibawa ke pos polisi terdekat, untuk selanjutnya dibawa ke Polres Tanah Laut.

"Kemudian diberangkatkan ke kapal feri juga sempat dikawal pihak kepolisian, kami dikasih makan oleh polisi sana. Intinya, kami semua selamat, enggak ada barang yang bisa diselamatkan," kata dia.

Hingga akhirnya, mereka kemudian diberangkatkan dari Pelabuhan Banjarbaru menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. (dn/sumber: kompas.com)