China Teken Pakta Keamanan dengan Kepulauan Solomon, AS dan Australia Kegerahan

  • Oleh : Dirham

Rabu, 20/Apr/2022 10:28 WIB
 Bendera China dan Amerika Serikat. Bendera China dan Amerika Serikat.

SYDNEY (BeritaTrans.com) - China pada Selasa (19/4/2022) mengumumkan bahwa pihaknya telah meneken pakta keamanan dengan Kepulauan Solomon. Kerja sama Beijing dengan negara Pasifik itu membuat AS dan Australia kegerahan. 

Reuters melansir, Washington DC, Canberra, dan juga Selandia Baru khawatir akan pengaruh China yang tumbuh semakin kuat di kawasan tersebut. 

Secara tradisional, wilayah Pasifik selama ini memang berada di bawah kekuasaan Amerika Serikat dan para sekutunya tersebut. 

Akan tetapi, para pejabat Kepulauan Solomon sebelumnya seperti mengisyaratkan belum ada kesepakatan yang ditandatangani dengan China.  

Ketua Komite Akun Publik Parlemen Kepulauan Solomon, Douglas Ete, mengatakan kepada sesama anggota dewan bahwa para pejabat China akan tiba pada pertengahan Mei untuk menandatangani pakta kerja sama tersebut. 

Menurut Ete, perjanjian itu akan meningkatkan kerja sama dalam perdagangan, pendidikan dan perikanan. Namun, dia menentang gagasan mengizinkan China untuk mendirikan pangkalan militer di negaranya. 

Sementara Perdana Menteri Kepulauan Solomon, Manasseh Sogavare, mengatakan kepada parlemen bahwa perjanjian keamanan yang diusulkan tidak akan mencakup pendirian pangkalan militer China. 

Di Washington DC, Gedung Putih menyatakan prihatin tentang kurangnya transparansi dan sifat yang tidak jelas dari pakta China-Solomon tersebut. 

Menurut rencana, Amerika Serikat akan mengirim delegasi tingkat tingginya ke ibu kota Solomon, Honiara, dalam minggu ini. Kunjungan utusan itu bertujuan untuk membahas kekhawatiran Amerika tentang China, serta pembukaan kembali kedutaan AS di Solomon.

Para pejabat Australia mengatakan, China tampaknya ingin mendahului kedatangan delegasi AS di Honiara.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, menolak rencana kunjungan pejabat AS ke Solomon. “Upaya yang disengaja untuk meningkatkan ketegangan dan memobilisasi kubu-kubu saingan juga pasti akan gagal,” katanya. 

Wang Wenbin menuturkan, pakta kerangka kerja sama telah ditandatangani baru-baru ini oleh Menlu China Wang Yi dan Menlu Kepulauan Solomon, Jeremiah Manele. Namun, dia tidak menjelaskan lebih perinci tentang di mana atau kapan penandatanganan pakta itu berlangsung. 

Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih (NSC) mengatakan, Amerika Serikat akan mengintensifkan keterlibatannya di kawasan Pasifik untuk memenuhi tantangan abad ke-21, baik dari segi keamanan maritim dan pembangunan ekonomi, hingga krisis iklim dan Covid-19. 

Adapun Canberra khawatir bahwa pakta China-Solomon itu bisa menjadi langkah menuju kehadiran militer Beijing kurang dari 2.000 km dari pantai Australia. 

Menlu Australia, Marise Payne mengatakan, negaranya sangat kecewa dan terus mencari tahu tentang klausul perjanjian antara China dan Solomon. “(Pakta) itu memiliki potensi untuk merusak stabilitas di kawasan kami,” katanya. 

Lembaga penyiaran nasional Australia, ABC melaporkan, Sogavare berencana untuk membuat pengumuman terkait isu tersebut dalam beberapa hari mendatang. 

Pejabat Kepulauan Solomon sebelumnya telah menandatangani pakta keamanan dengan Kedutaan Besar China yang akan memungkinkan polisi China untuk melindungi infrastruktur dan ketertiban sosial. 

Akan tetapi para menteri Solomon belum menandatanganinya. Pekan lalu, Menteri Australia untuk Pembangunan Internasional dan Pasifik, Zed Seselja, mengunjungi Honiara untuk meminta Sogavare agar tidak menandatangani perjanjian dengan Beijing itu. 

Sebuah memo yang bocor muncul di media sosial pekan lalu yang menunjukkan bahwa Beijing telah mengatakan kepada Kepulauan Solomon pada Desember bahwa mereka ingin mengirim tim yang terdiri atas 10 polisi Chinauntuk melindungi staf kedutaan dari kerusuhan di Honiara. 

Para polisi itu dilengkapi dengan senjata, termasuk senapan sniper dan senapan mesin serta perangkat lainnya. Rancangan pakta keamanan yang bocor secara terpisah mengungkapkan bahwa polisi China juga mendapat wewenang untuk melindungi perusahaan dan infrastruktur di Solomon. 

Selain itu, disebutkan pula bahwa kapal Angkatan Laut China dapat melakukan pengisian bahan bakar di Honiara. (ds/sumber iNews.id)
 

Tags :