Diskusi Potret Investasi : Diperlukan Kolaborasi PMA dan PMDN

  • Oleh : Wilam

Jum'at, 29/Apr/2022 14:23 WIB
Yukki Nugrahawan Hanafi Yukki Nugrahawan Hanafi

JAKARTA(BeritaTrans. com)- Pemerintah melalui Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) optimistis target investasi tahun 2022 sebesar Rp1.200 triliun akan tercapai, meskipun pandemi  Covid-19 belum usai sepenuhnya serta perang Rusia-Ukraina masih terus berkecamuk. 

Atas optimistis tersebut, pelaku usaha melalui KADIN Indonesia mengapresiasi berbagai upaya dan konsistensi  dilakukan pemerintah/ BKPM yang menjadikan  iklim dan birokrasi  investasi, semakin membaik/ menjadi  lebih mudah. 

Baca Juga:
Menteri Basuki Ajak KADIN Terus Aktiv Dalam Pembangunan Perumahan di Indonesia

“Pertama, kita patut apresiasi apa yang telah dilakukan teman-teman di BKPM ini, sebab yang kita rasakan (investasi) sudah semakin membaik dan indikator pertumbuhan investasi sepanjang triwulan I/2022 ini juga sudah kelihatan,” ujar Wakil Ketua Umum Koordinator Kadin Indonesia bidang Organisasi, Hukum,dan Komunikasi, Yukki Nugrahawan Hanafi, dalam diskusi bertajuk ‘Potret Realisasi Investasi Triwulan I/2022‘, yang digelar Kamis (28/4/2022). 

Kedua, kata dia, meskipun Covid belum selesai seluruhnya tetapi target-target investasi pada tahun 2021 lalu tercapai. 

Baca Juga:
Cegah Ekonomi Melambat Lagi, Bos Kadin: Buka Manufaktur 100%

“Kita melihat pertumbuhan ekonomi itu ditopang dua hal yakni perdagangan dan investasi termasuk didalamnya ada juga daya beli masyarakat dan lain-lain. 
Kondisi kepercyaaan dunia usaha didalam maupun luar negeri terhadap kepastian berusaha di Indonesia saat ini luar biasa. Dan untuk itu perlu didorong adanya kolaborasi,” ucapnya. 

Yukki mengatakan, di tengah gencarnya investasi yang masuk ke Indonesia, diperlukan kolaborasi antara penanaman modal asing (PMA) yang masuk dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sehingga pertumbuhan ekonomi bisa lebih menyebar sampai ke daerah daerah. 

“Terhadap upaya kolaboratif itu, kami (Kadin) juga ikut mengawasi supaya temen-temen pelaku usaha di daerah juga bisa menikmati kue investasi asing yang masuk tersebut,” papar Yukki yang juga merupakan Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI). 

Sebelumnya, Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia masih optimis target investasi tahun 2022 sebesar Rp1.200 triliun akan bisa tercapai di tengah perang Rusia-Ukraina yang terus berkecamuk. 

“Dalam pandangan kami, terkait sektor investasi, di luar sektor keuangan dan hulu migas, untuk tahun ini kami masih tetap optimis untuk mencapai target Rp1.200 triliun karena Rusia dan Ukraina bukan negara tujuan investasi di Indonesia yang masuk 10 besar,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (25/4). 

Kendati demikian, Bahlil mengakui perang antara Rusia dan Ukraina memberi dampak besar dari sisi inflasi dan perdagangan terlebih karena ketergantungan Indonesia pada beberapa bahan pokok tertentu. 

Mantan Ketua Umum Hipmi itu mengungkapkan Rusia adalah pengekspor minyak terbesar dunia. Sementara itu, Indonesia juga masih bergantung pada impor gandum dari Ukraina. 

Kedua negara yang tengah berkonflik itu juga merupakan pemasok bahan baku pupuk Indonesia. 

“Kalau harga pupuk melonjak karena bahan bakunya naik, itu akan berdampak pada harga pokok produksi petani. Ujung-ujungnya harga komoditas yang dihasilkan petani akan naik. Maka terjadi inflasi. Inilah yang harus kita sama-sama pikirkan,” ungkapnya. 

Oleh karena itu, lanjut Bahlil, sangat wajar jika Presiden Jokowi senantiasa mendorong investasi di sektor makanan. 

“Kenapa? Karena negara yang akan memenangkan daya tahan dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan perang Ukraina-Rusia adalah yang punya kekuatan pada sektor oil and gas (migas) dan pangan,” ucapnya.(wilam)

 

Tags :