Waduh! Ratusan Ekor Sapi dari NTT Tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

  • Oleh : Taryani

Jum'at, 13/Mei/2022 09:58 WIB
Ilustrasi kapal laut memabawa sapi. (Foto:Antara) Ilustrasi kapal laut memabawa sapi. (Foto:Antara)

SURABAYA (BeritaTrans.com) – Sebanyak  736 ekor sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) tertahan di kapal yang sandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Kapal tersebut dilarang bongkar muat oleh otoritas pelabuhan karena adanya aturan terkait penyakit mulut dan kuku (PMK).

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim Adik Dwi Putranto di Surabaya, Kamis (12/5/2022) malam mengatakan,  pihaknya mendapat laporan tertahannya ratusan sapi itu dari salah seorang pengusaha ternak yang ingin meminta solusi terkait masalah itu.

Adik mendorong pemerintah memberikan solusi bagi pengusaha ternak, khususnya sapi yang saat ini mengalami masalah pengiriman, sehingga arus ekonomi tidak terhambat.

Apalagi saat ini sedang mengarah pada pemulihan pascapandemi.

Ratusan sapi yang tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak itu berasal dari Nusa Tenggara Timur yang dikirim dengan tujuan DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Ia menuturkan saat pengiriman ternak belum diberlakukan aturan PMK serta kondisi luar biasa (KLB) dan ketika sampai baru diberlakukan aturan itu.

"Kami minta agar ada perlakuan khusus atau keringanan. Selain itu, sapi itu bukan dari luar negeri serta tidak bermasalah dalam perizinan. Ada info juga beberapa ekor mati," kata Adik, yang juga pengusaha asal Kota Batu itu.

Sebelumnya, Jatim menjadi daerah pertama di Indonesia yang ditemukan adanya PMK pada sejumlah sapi, sehingga pemerintah setempat mengeluarkan aturan penutupan masuk keluarnya ternak di daerah itu.

Beberapa daerah di Jatim juga diberlakukan status kejadian luar biasa (KLB) PMK, seperti di Kabupaten Gresik yang diduga awal adanya laporan kasus PMK, yakni dari Desa Sooko, Kecamatan Wringinanom, di mana ada puluhan hewan ternak terserang PMK.

Berdasarkan catatan Dinas Pertanian Gresik, total hewan yang terkena wabah PMK mencapai 810 ternak sapi, dengan 15 ekor di antaranya mati, dari total populasi sapi di kandang yang diidentifikasi sebanyak 959 sapi.

Ratusan ternak yang terkena wabah itu terdeteksi pada tujuh kecamatan, masing-masing Wringinanom, Driyorejo, Kedamean, Menganti, Benjeng, Balongpanggang, dan Cerme. (tr/Sumber:Antara)