Penyakit DBD di Kota Bogor 4 Bulan Terakhir Rata-Rata di Atas 100 Pasien

  • Oleh : Taryani

Minggu, 15/Mei/2022 21:48 WIB
Ilustrasi kegiatan pengasapan atau fogging memberantas nyamuk aedes agypti penyebar virus DBD. (Foto:Ist.) Ilustrasi kegiatan pengasapan atau fogging memberantas nyamuk aedes agypti penyebar virus DBD. (Foto:Ist.)

BOGOR (BeritaTrans.com) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Jawa Barat mendata rata-rata kasus penyebaran penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) di rumah sakit dan Puskesmas Januari-April 2022 mencapai di atas 100 pasien setiap bulan.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bogor,  Erna Nuraena, Minggu (15/5/2022) mengatakan,  penyakit DBD merupakan salah satu konsentrasi penanganan di Puskesmas dan rumah sakit di Kota Bogor.

"Dari rata-rata di atas 100 pasien, pada Februari ada 75 orang dan yang tertinggi Maret sebanyak 155 orang," kata Erna.

Erna merinci, pada Januari saat musim penghujan kasus pasien DBD mencapai 129 orang.

Kemudian turun pada Februari menjadi 75 orang dan melonjak 100 persen menjadi 155 orang pada  Maret dan  turun menjadi 152 orang pada April.

Data-data itu dilaporkan dari 25 puskesmas yang tersebar di enam kecamatan di Kota Bogor.

Menurut data Dinkes Kota Bogor, pada Bulan April, terdapat di Puskesmas Bondongan sebanyak 24 orang. Disusul Puskesmas Bogor Timur 19 orang, Puskesmas Mulya Harja 13 orang, Puskesmas Cipaku 12 orang.

Puskesmas Bogor Utara 10 pasien, Puskesmas Bogor Selatan, Puskesmas Pondok Rumput delapan orang, Puskesmas Kedung Badak tujuh orang, Puskesmas Gang Kelor enam orang, Puskesmas Mekarwangi lima orang, Puskesmas Tegal Gundil, Sempur dan Belong dan Pasir Mulya masing-masing empat orang.

Puskesmas Merdeka dan Sindang Barang masing-masing tiga orang, Puskesmas Warung Jambu dan Semplak masing-masing dua orang, Puskesmas Kayu Manis, Bogor Tengah, Lawang Gintung dan Pulo Armyn masing-masing satu orang, sementara Puskesmas Tanah Sareal dan Gang Aut nol pasien.

Penyakit DBD yang disebabkan nyamuk aedes agypti akibat  genangan air yang jarang dibersihkan di lingkungan tempat tinggal atau beraktivitas warga sehingga perlu diantisipasi warga.

Entomolog Kesehatan Dinkes Kota Bogor Fairuz Hayati menambahkan DBD dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya dengan gejala demam tinggi mendadak, sakit kepala, ruam, nyeri otot dan sendi, mual dan muntah serta kelelahan dan pada kasus yang parah terjadi pendarahan hebat dan syok membahayakan nyawa.

"Pada umumnya penderita DBD juga akan mengalami fase demam selama 2-7 hari. Kewaspadaan DBD perlu dilakukan serius masyarakat," kata Fairuz.  (tr/Sumber:tvonenews.com/ant)