10 Kapal Niaga Tenggelam Bakal Diangkat TNI AL

  • Oleh : Taryani

Selasa, 17/Mei/2022 18:55 WIB
Komandan Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) Laksamana Madya TNI Nurhidayat di Kabupaten Badung, Bali. (Foto:Kumparan) Komandan Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) Laksamana Madya TNI Nurhidayat di Kabupaten Badung, Bali. (Foto:Kumparan)

BADUNG (BeritaTrans.com) - Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) berencana mengangkat sekitar 10 kapal niaga yang tenggelam di perairan Indonesia. Kapal-kapal ini diduga tenggelam karena sudah tua dan mengalami kebocoran.

Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI AL Nurhidayat mengatakan, ada sekitar 10 kapal yang akan diangkat dari perairan Bangka Belitung, Lingga di Kepulauan Riau hingga Selat Makasar.

"Di perairan kita itu banyak kapal  yang tenggelam kita harus angkat. Kita menemukan sekitar 10 tapi saya yakin masih banyak kalau didapatkan," katanya di sela-sela pertemuan Hydrographic Service and Standards Committee (HSSC) di Kabupaten Badung, Bali, Selasa (17/5/2022).

Nurhidayat mengatakan, kapal-kapal tersebut berada pada ke dalaman sekitar 30 meter ke atas. Pengangkatan kapal-kapal ini penting dilakukan untuk mencegah tabrakan pada kapal yang sedang berlayar.

Ia mengatakan, pengangkatan kapal sejatinya tanggung jawab perusahaan. Namun, perusahaan terkendala pada tenaga. Ia sudah berkoordinasi dan menunggu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk mengangkat kapal-kapal tersebut.

"TNI AL itu punya alat pemantau wilayah air yang bisa mengangkat (kapal). Sebenarnya kita tinggal komunikasi dengan bapak Menteri sehingga beliau menyiapkan waktu agar tidak mengganggu (rute pelayaran kapal)," kata dia.

Nurhidayat belum berencana mengangkat kapal-kapal yang tenggelam di perairan Bali. Beberapa kapal yang tenggelam adalah KRI 402 Nanggala di Bali Utara dan Yunice di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali.

Hal ini karena kedalaman laut wilayah Bali sekitar 5 ribu meter dan TNI AL belum memiliki peralatan yang mumpuni. Namun, Nurhidayat menyarankan agar kapal tenggelam di Pelabuhan Gilimanuk diangkat demi arus penyerangan.

"Kalau KRI Nanggala itu kedalaman lebih dari 5 ribu meter dan kapal sudah pecah sehingga sulit. Kalau yang kita waspadai kapal yang tenggelam pada kedalaman 30 meter ke atas kalau dia ada kerangka, kapal lewat bisa menabrak,” ujarnya.

Kalau di Gilimanuk (kapal tenggelam) harus diangkat,  karena itu rute pelayaran yang sangat crowded, kata dia. (tr/Sumber:Kumparan)