Dukung Pemangkasan Biaya Logistik, Pelindo Persingkat Waktu Port Stay

  • Oleh : Naomy

Kamis, 19/Mei/2022 17:15 WIB
Dirut.Pelindo Dirut.Pelindo

JAKARTA (BeritaTrans.com) - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo terus mendukung upaya pemangkasan biaya logistik. 

Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono menyebutkan, peran Pelindo dalam memangkas biaya logistik melalui upaya dalam mempersingkat waktu port stay. 

Baca Juga:
Disambut EGM Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, KM Dobonsolo Angkut Pemotor Arus Balik Gratis Terakhir Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok

"Salah satu upaya adalah dengan mempersingkat  mungkin kapal di Pelabuhan atau port stay," ungkapnya di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (19/5/2022). 

Setelah Pelindo merger, menurutnya, banyak transformasi yang dilakukan di pelabuhan. Pelindo kembali ke jati dirinya. 

Baca Juga:
Mantap, Pelindo Jasa Maritim Sediakan Bus Gratis untuk Angkut Pemudik yang Balik Ke Makassar

"Pelindo ini merupakan perusahaan jasa dan pelayanan di pelabuhan," ujar dia. 

Pelabuhan memiliki peran dalam upaya mengefisiensikan biaya logistik nasional dalam aspek transportasi kapal dan inventory carrying cost. 

Baca Juga:
Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok Sambut Arus Balik Mudik di Pelabuhan Tanjung Priok

Arif mengatakan, dari 23 persen biaya logistik di Indonesia, kontribusinya 8,9 persen dari inventori, 8,5 persen dari darat, 2,8 persen dari laut, 2,7 persen dari admin, dan 0,8 persen dari kontribusi lain. 

Direktur Utama Subholding Pelindo Peti Kemas M Adji menambahkan, usai merger, Pelindo sudah melakukan sejumlah langkah untuk memangkas port stay. 

"Jadi terminal yang dulu milik Pelindo I, II, III, IV yang masih di kami untuk tahun ini ada 15 terminal. Untuk tahun ini yang sudah dilakukan transformasi ada sembilan terminal," katanya.

Dalam memangkas port stay, Pelindo membenahi terlebih dahulu bisnis proses. Dilanjutkan, sistemisasi agar prosed pelabuhan lebih efisien. 

Adji mengungkapkan, salah satu keuntungan setelah merger yakni memudahkannya akselerasi.

"Kalau sebelumnya misal di Pelindo IV ada kekurangan peralatan, sementara di Pelindo II ada beberapa alat yang sudah tidak dipakai, nah dengan merget ini maka alat yang masih bagus, bisa digunakan di wilayah Pelindo yang membutuhkan," tutup Adji. (omy)