Pengembangan Desa Wisata Indonesia Dipaparkan dalam Forum UNWTO di Maladewa

  • Oleh : Naomy

Kamis, 16/Jun/2022 09:05 WIB
Sesmenparekraf di pertemuan UNWTO Maladewa Sesmenparekraf di pertemuan UNWTO Maladewa


MALADEWA (BeritaTrans.com) - Upaya pengembangan desa wisata Indonesia dipaparkan dalam acara High Level Debate UNWTO di Maladewa, Rabu (15/7/2022).  

Dalam UNWTO High-Level Debate on Community Based Tourism, Sesmenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani menyampaikan bahwa desa wisata telah terbukti menjadi bentuk terbaik wisata berbasis masyarakat yang inklusif. 

Baca Juga:
Bangun Destinasi Wisata Baru Bakauheni Harbour City, ASDP Diapresiasi Kemenparekraf

"Pada program desa wisata kami mengintegrasikan akomodasi lokal, daya tarik, dan saling melengkapi di bawah tata kelola desa dengan kearifan lokal. Program ini telah terbukti meningkatkan mata pencaharian masyarakat desa, seperti yang ditunjukkan di Desa Wisata Penglipuran di Bali, di mana desa tersebut mampu menghasilkan lebih dari 1,45 juta dolar AS pendapatan pada 2020," beber Ni Wayan Giri. 

Pengembangan desa wisata menurutnya, merupakan amanat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 sebagai upaya menuju pengalaman pariwisata yang berkualitas yaitu untuk pengembangan pariwisata yang lebih baik 

Baca Juga:
Indonesia Aktif Bangun Kerja Sama Parekraf di Dunia Internasional

Kemenparekraf pun berkomitmen mendorong implementasi pariwisata berbasis masyarakat melalui pengembangan desa wisata. 

Dia menjelaskan, ada berbagai langkah yang dilakukan Kemenparekraf dalam menggenjot pembangunan desa wisata.

Baca Juga:
Peran Wanita dalam Pariwisata Dibahas Bareng Kemenparekraf dan Australia

Di antaranya program bantuan untuk 244 desa wisata mandiri dari 2021 hingga 2024; Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan yang sesuai dengan Standar Destinasi Pariwisata Berkelanjutan serta diakui oleh Global Sustainable Tourism Council (GSTC); dan program Indonesia Tourism Village Award," ungkapnya.

Dengan begitu, program desa wisata ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan desa, mendorong transformasi sosial, budaya dan ekonomi desa 

Mendukung pemerintah daerah yang berkomitmen untuk mengembangkan desa wisata untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, memberantas kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, serta memajukan kebudayaan.

Pada kesempatan itu, Ni Wayan Giri juga menyampaikan bahwa CBT atau biasa disebut sebagai pariwisata berbasis masyarakat ini, dinilai menjadi salah satu media untuk belajar dan berbagi pengalaman bersama dalam mendorong dan mewujudkan masyarakat setempat menjadi pelaku dan terlibat dalam pengembangan pariwisata di daerahnya. 

"Oleh karena itu, dari segi kapasitas, diperlukan sumber daya manusia yang terampil dalam rangka mengelola kegiatan terkait pariwisata sekaligus menentukan jenis pengembangan pariwisata yang sesuai untuk masyarakat," ujarnya.

Kemenparekraf pun mendorong peningkatan kapasitas SDM yang terampil melalui program reskilling, upskilling, sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik dan dapat bersaing. 

“Kami juga bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan yaitu masyarakat (lembaga masyarakat/masyarakat), pemerintah, industri, akademisi, dan media (sebagai katalisator) untuk terus meningkatkan kualitas SDM pariwisata,” tutup dia. (omy)