Bandara Schiphol Belanda Kekurangan Staf, Suasana Membludak, Bagasi Kacau, Koper Menumpuk

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 28/Jun/2022 15:01 WIB
Ilustrasi keramaian Bandara Schiphol. (Mark Crompton/Istimewa) Ilustrasi keramaian Bandara Schiphol. (Mark Crompton/Istimewa)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Bandara Schiphol Belanda sedang mengalami kekurangan staf. Dengan jumlah penumpang di masa liburan musim panas yang membludak, mereka kewalahan. 

Jumlah pengunjung yang membludak tidak hanya terjadi saat masa liburan sekolah di Indonesia. Periode libur musim panas di Eropa juga tak kalah ramai. Banyak yang tidak siap dan kewalahan. 

Baca Juga:
Dnata Bangun Pusat Kargo Seluas 61.000 Meter di Bandara Schiphol

Salah satu tidak siap menyambut libur musim panas tahun ini adalah Bandara Schiphol. Sejak memasuki masa liburan, bandara ini telah mengindikasikan bahwa akan mengalami kesulitan mengatasi jumlah penumpang. 

Itu terjadi karena Bandara Schiphol mengalami kekurangan staf, terutama di bagian keamanan dan staf bagasi. Banyak maskapai yang terpaksa membatalkan dan membatasi penerbangan dari dan ke Schiphol. 

Baca Juga:
Bandara Schiphol Layani 1,66 Juta Ton Kargo dengan 23.996 Penerbangan

Dikutip dari NLTimes, penanganan bagasi di Bandara Schiphol benar-benar berantakan. Tumpukan koper dan stroller dibiarkan begitu saja di dalam area bandara. Dari label penerbangan di beberapa koper terlihat bahkan ada yang berasal dari penerbangan di awal Juni. 

Pihak bandara menyalahkan kekacauan ini pada kondisi kekurangan staf yang sedang dialami. 

Baca Juga:
Gembong Narkoba Paling Diburu di Dunia Ditangkap di Bandara Schiphol

"Gangguan kecil pada jadwal penerbangan, ditambah dengan kekurangan staf saat ini, dapat menyebabkan bagasi tertinggal. Maskapai melakukan yang terbaik untuk mengembalikan tas itu kepada penumpang secepat mungkin," kata perwakilan bandara kepada media Hart van Nederland. 

Salah seorang penumpang bernama Michelle menceritakan pengalamannya saat mengurus kopernya yang belum kembali. Ia tiba di Schiphol pada Jumat malam setelah berlibur di Gran Canaria. 

Setelah menunggu kopernya selama beberapa lama. Michelle mulai mencari bantuan. Ia akhirnya bertanya pada salah satu staf bandara dan mendapatkan jawaban yang mengherankan. 

"Pilih koper yang bagus dan bawa pulang," kata staf tersebut. 

Michelle menceritakan bahwa setelah menunggu cukup lama, mesin pembawa kopernya berhenti. Ia berencana melaporkan hal tersebut. 

Namun, setelah berhasil bertemu staf bea cukai bandara. Mereka menyarankan Michelle untuk melupakan kopernya karena tidak ada staf yang mengurus hal itu. 

Michelle melihat terdapat berbagai koper yang menumpuk di mana-mana. Ia merasa seperti ada di negara dunia ketiga. 

Setelah tiba di rumah tanpa kopernya. Michelle menghubungi agen perjalanan untuk mengurus kembali kopernya. Sayangnya, agen perjalanan hanya menyarankannya untuk menghubungi Schiphol dan menyalahkan penanganan bagasi yang buruk.(fh/sumber:detik)