Dirjen Perkeretaapian: Pengembangan Stasiun Manggarai Menjawab Kebutuhan Layanan KA dan KRL Lebih Baik Lagi

  • Oleh : Naomy

Kamis, 07/Jul/2022 20:08 WIB
Ngobras seputar Perkeretaapian Ngobras seputar Perkeretaapian

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri menjelaskan bahwa terdapat kebutuhan yang mendesak dan perlu segera dituntaskan pihaknya melalui pengembangan Stasiun Manggarai. 

Disebutkan bahwa kondisi Stasiun Manggarai sebelum dikembangkan relatif sangat terbatas untuk melayani perjalanan kereta api (KA) dan lonjakan jumlah penumpang yang cukup signifikan setiap tahunnya. 

Baca Juga:
Kuota Mudik Motor Gratis dengan KA Sisa 4% Lagi, Ayo Buruan Daftar

“Dengan hanya delapan jalur untuk KRL dan dua jalur untuk KA antarkota, Stasiun Manggarai harus menanggung beban sejumlah 726 perjalanan KA setiap harinya dengan total 1,2 juta penumpang, sehingga menyebabkan penumpukan dan antrean kereta untuk masuk ke Stasiun Manggarai," urai Zulfikri di Jakarta, Kamis (7//7/2022).

Dia optimistia melalui pembangunan Stasiun Manggarai ini, permasalahan dalam layanan kereta api (KA) dan komuter (KRL) di kawasan aglomerasi Jabodetabek perlahan dapat diatasi. 

Baca Juga:
DJKA Serius Tingkatkan Keselamatan Perkeretaapian, dalam 5 Tahun 2.020 Perlintasan Sebidang Berhasil Ditutup

Sebab, nantinya Stasiun Manggarai akan memiliki 18 jalur aktif untuk melayani KRL, KA Jarak Jauh, dan KA Bandara. 

Stasiun ini juga akan dilengkapi dengan area concourse yang luas untuk mendukung mobilitas penumpang. 

Baca Juga:
DJKA Pastikan Perawatan Eskalator Stasiun Bekasi Rampung Bulan Ini

Kendati demikian, Zulfikri menyadari akan ada ketidaknyamanan yang muncul selama proses pembangunan berlangsung.

"Terlebih, masih akan ada beberapa tahapan lagi yang perlu dilakukan sebelum akhirnya Stasiun Manggarai dapat selesai dibangun menjadi stasiun sentral," ungkapnya.

Setelah switch over (SO) 5, masih akan ada SO 6 yang direncanakan akan dilaksanakan pada Oktober 2023, hingga SO 8 yang direncanakan akan dilaksanakan pada Juli 2025 sebelum Stasiun Manggarai dioperasikan sepenuhnya sebagai stasiun sentral. 

"Oleh sebab itu kami berharap rekan-rekan sekalian dapat memahami pembangunan yang sedang berlangsung dan bersabar atas kondisi yang dialami untuk menyambut Stasiun Manggarai yang lebih megah dan nyaman," ujar dia. 

Lebih lanjut Zulfikri menuturkan, DJKA akan bersinergi dengan Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait untuk menata lingkungan di sekitar Stasiun Manggarai untuk menunjang operasional stasiun ini. 

"Kami terus berkoordinasi dengan Pemda DKI Jakarta terkait akses dan penataan ruang di sekitar Stasiun Manggarai untuk memaksimalkan fungsi stasiun sebagai kawasan transit oriented development (TOD) di lahan seluas 2,4 hektar ini," sambung Zulfikri.

Integrasi antarmoda juga akan menjadi fokus utama dalam pengembangan Stasiun Manggarai, agar memudahkan mobilitas masyarakat sekaligus meningkatkan ridership yang melalui stasiun ini.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo menambahkan bahwa jajarannya siap mendukung upaya DJKA dalam mengembangkan Stasiun Manggarai. 

"Kami akan mengupayakan optimalisasi prasarana termasuk peron pada Stasiun Manggarai untuk menunjang operasional kereta api agar pembangunan dapat berlangsung dengan lancar," ujar Didiek.

Terkait dengan penambahan kamera CCTV yang diusulkan oleh komunitas, Didiek menyebut saat ini pihaknya sudah memiliki kamera dengan teknologi face recognition untuk mengurangi tingkat kejahatan dan pelecehan seksual di stasiun dan kereta api.

Didiek juga menjelaskan bahwa KAI Group siap mendukung dengan menambah KA feeder untuk KRL Commuterline dan peningkatan serta penambahan kapasitas angkut untuk mengurangi penumpukan penumpang di Stasiun Manggarai.

Selain itu, memastikan bahwa KAI Group memiliki sarana dan sumber daya manusia yang siap untuk menunjang rencana peningkatan tersebut.

"Kami juga akan memaksimalkan operasional Stasiun Matraman yang sudah selesai dibangun oleh rekan-rekan DJKA sebagai alternatif bagi penumpang selain Stasiun Manggarai dan Stasiun Jatinegara," pungkas Didiek. (omy)