Menparekraf: Ekonomi Kreatif yang Ditopang Digitalisasi akan Jadi Kekuatan Baru

  • Oleh : Naomy

Selasa, 16/Agu/2022 17:03 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno Menparekraf Sandiaga Uno

 

JAKARTA (BeritaTrans.com) -  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menilai ekonomi kreatif yang ditopang dengan digitalisasi akan tumbuh menjadi kekuatan baru ekonomi nasional.

Baca Juga:
Industri Pariwisata Indonesia Peraih ASEAN Tourism Awards Diapresiasi Sandiaga

Ini didapat mendukung terciptanya kebangkitan ekonomi dan terbukanya peluang usaha masyarakat. 

Menparekraf Sandiaga Uno usai menyaksikan penandatanganan kerja sama antara OK OCE dan Bhinneka.com dalam "Peresmian 100 Pelaku UMKM Onboarding di E-Commerce Bhinneka", di Balairung Soesilo Soedarman, Jakarta, Senin (15/8/2022).

Baca Juga:
Menparekraf Paparkan Realisasi Program dan Anggaran 2023 di Hadapan Komisi X DPR

Dia mengatakan, potensi ekonomi digital Indonesia sangat tinggi bahkan yang tertinggi di kawasan ASEAN. 

Nilai ekonomi digital Indonesia di tahun ini naik hampir 50 persen dibanding tahun 2021. 

Baca Juga:
Kemenparekraf Gelar Kenarok di Surabaya

"Ditargetkan naik hingga 146 miliar dolar AS di tahun 2025," kata Sandiaga. 

Mencapai angka tersebut, digitalisasi memiliki peranan yang sangat penting. Salah satunya para pelaku ekonomi kreatif khususnya UMKM didorong untuk dapat onboarding ke marketplace (e-commerce). 

Berdasarkan data, nilai transaksi e-commerce Indonesia di tahun 2021 sebesar Rp401 triliun dan diperkirakan meningkat hingga Rp526 triliun di tahun ini. 

Karenanya Sandiaga mengapresiasi kerja sama antara OK OCE dan Bhinneka.com yang memfasilitasi 100 pelaku UMKM untuk onboarding di platform e-commerce Bhinneka.com. 

"Pemerintah juga terus mendorong melalui gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia. Targetnya 30 juta UMKM onboarding ke digital di tahun 2023. Saya titip untuk pelaku UMKM agar terus berinovasi, berani mengambil risiko, selalu adaptif, memiliki soft skill dan juga prinsip kerja 4AS yakni kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas," kata Sandiga. 

Ketua Umum OK OCE Iim Rusyamsi menjelaskan, saat ini sudah terdapat 100 UMKM yang tergabung di dalam OK OCE Mall di platform e-commerce Bhinneka.com. Dia mengajak lebih banyak UMKM untuk bisa bergabung dan segera melakukan onboarding ke digital. 

Selain di OK OCE dan Bhinneka, UMKM yang tergabung nantinya juga akan masuk dalam platform Aronawa. 

"Jadi tiga platform ini teman-teman akan mendapatkan. Tiga-tiganya terakses oleh semua masyarakat di Indonesia. Dan khususnya lagi, yang paling luar biasa adalah pengadaan di pemerintah karena OK OCE mall ini masuk dalam platform 'Bela' singkatan dari belanja langsung pengadaan," kata Iim.  

"Ada Rp400 triliun (kementerian/lembaga) yang anggarannya harus diserap oleh UMKM atau 40 persen dari APBN, dan ini sudah ketetapan keputusan Presiden bahwa belanja APBN negara kita harus belanja langsung ke UMKM. Jadi sayang kalau teman-teman tidak bergabung," urai Iim. 

Sementara Chief of Commercial and Omnichannel Bhinneka sekaligus Founder & CEO Aronawa, Vensia Tjhin, mendorong agar pelaku UMKM berani naik kelas dan masuk ke pasar pemerintahan dan korporasi. 

"Ini adalah satu potensi market yang besar. Saya percaya bahwa memang tidak semua UMKM ingin melayani korporasi dan pemerintah, tetapi bahwa ketika kita ingin lebih maju lebih besar sebetulnya melayani korporasi dan pemerintah itu memiliki sustainability business. Mudah-mudahan dengan OK OCE Mall dan Aronawa yang sudah lama berkiprah di e-purchasing, kami akan sharing pengetahuan kami dalam melayani korporasi dan kita bisa sama-sama maju," ujar Vensia. (omy)