Kementerian PUPR Targetkan Padat Karya Tahun 2023 Serap 712 Ribu Orang

  • Oleh : Dirham

Kamis, 25/Agu/2022 16:08 WIB
Sejumlah pekerja menjalankan program Padat Karya Tunai.  Sejumlah pekerja menjalankan program Padat Karya Tunai. 

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengalokasikan program padat karya tahun 2023 sebesar Rp14,34 Triliun yang ditargetkan akan menyerap 712 ribu tenaga kerja.

"Dengan rincian bidang sumber daya air sebesar Rp5 triliun," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam Rapat Kerja bersama Komisi V DPR RI seperti dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.

Adapun program padat karya bidang sumber daya air ditargetkan dapat menyerap 353 ribu tenaga kerja, melalui program Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) di 10.000 lokasi dan operasi dan pemeliharaan infrastruktur sumber daya air di 14.000 lokasi.

Kemudian program padat karya bidang jalan dan jembatan dengan alokasi anggaran Rp4,78 triliun. Padat karya jalan dan jembatan ditargetkan dapat menyerap 80 ribu tenaga kerja melalui pemeliharaan rutin jalan, pemeliharaan rutin jembatan, dan revitalisasi drainase.

Sedangkan program padat karya bidang permukiman dengan alokasi anggaran Rp2,11 triliun. Padat karya permukiman ditargetkan menyerap 62 ribu tenaga kerja melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (Pamsimas) di 1.725 desa, Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) di 1.156 lokasi, program Tempat pengolahan sampah dengan prinsip 3R (TPS3R) di 106 lokasi.

Selain itu padat karya permukiman pada tahun 2023 juga mencakup program Sanitasi Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK) di 1.381 unit, program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) di 450 kecamatan, dan penanganan kemiskinan ekstrem di 70 lokasi.

Untuk padat karya bidang perumahan dialokasikan anggaran Rp2,45 triliun dan ditargetkan dapat menyerap 217 ribu tenaga kerja, melalui Bantuan Stimulan Rumah Swadaya (BSPS) sebanyak 103 ribu unit.

Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan program padat karya dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan masyarakat atau warga setempat sebagai pelaku pembangunan, khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi.

Selain untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat, padat karya juga bertujuan mendistribusikan dana hingga ke desa atau pelosok.

Menteri Basuki berharap dengan terbukanya lapangan kerja, maka dapat membantu untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi dari tekanan pandemi COVID-19. (ds/sumber Antaranews.com)