Proyek Tol Yogyakarta-Kulon Progo, Exit Tol Ada di Gamping, Sentolo, Wates, YIA

  • Oleh : Fahmi

Minggu, 04/Sep/2022 08:32 WIB
Foto:Ilustrasi Foto:Ilustrasi

YOGYAKARTA (BeritaTrans.com) - Pengadaan lahan Trase Jalan Tol Yogyakarta-Kulon Progo (Bandara YIA) masih terkendala.

Apalagi trase itu melintasi tiga kabupaten yakni Sleman, Bantul, dan Kulon Progo.

Baca Juga:
Izin Lahan Tambahan untuk Jalan Tol Sibanceh Diperkirakan Selesai April 2024

Bahkan trase satu ini sudah mengalami empat kali mengalami perubahan desain.

Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) Daerah Itimewa Yogyakarta (DIY, Krido Suprayitno mengatakan, panjang trase tol Yogyakarta-Kulon Progo kurang lebih 38,57 kilometer.

Baca Juga:
Tol Yogyakarta-Solo Ruas Jalan Kartosuro-Klaten Bisa Digunakan Lebaran 2024

Kemudian perkiraan luas lahan yang tersebar di 3 kabupaten, 1 kapanewon, 30 kalurahan.

"Kurang lebih segitu, dan untuk exit tolnya ada empat. Exit tol gamping, exit tol sentolo, exit tol wates dan exit tol YIA," ujar Krido.

Baca Juga:
Terus Dikebut, Tol Kartasura-Klaten Tersambung Juli 2024

Data yang disampaikan meupakan trase terbaru setelah empat kali mengalami perubahan desain.

"Harapan kami itu tidak ada perubahan lagi, masyarakat bisa memahami ini semua karena ini melalui perjuangan cukup panjang, dinamikanya sangat tinggi, kemudian kompleksivitasnya besar sehingga sampai 4 kali pembahasan gambar ini," harapnya.

Pihaknya juga terlebih dahulu malaksanakan cipta kondisi agar proses sosialisasi pengadaan lahan trase Yogyakarta-Bandara YIA dapat berjalan lancar.

"Soalnya ini untuk proses penerbitan Izin Penetapan Lokasi (IPL)," ungkapnya.

Selanjutnya Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) Daerah Itimewa Yogyakarta (DIY) bersiap melaksanakan tahapan pengadaan lahan untuk trase tol Yogyakarta-Kulon Progo, Bandara Yogyakarta International Airport (YI).

Rencananya mereka akan membahas pengadaan lahan trase tol tersebut bersama tim pengadaan lahan dari Kementerian PUPR pada Kamis (8/9/2022).

Krido Suprayitno mengatakan, setelah Kementerian PUPR melengkapi berkas Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR), pihaknya kini sedang berkoordinasi serta menunggu perintah Guberbur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X terkait pengadaan lahan yang akan digunakan.

"Karena kami harus mencermati, KKPR sudah terbit Juli kemarin, hanya baru mengadakan rapat koordinasi tim persiapan setelah dapat arahan ngarsa dalem nanti," katanya, Jumat (2/9/2022).

Setelah rapat koordinasi selesai, pihak Dispertaru akan terlebih dahulu memberikan sosialisasi kepada pihak-pihak yang lahannya terdampak pembangunan tol.

Diakui Krido, lahan utuk trase tol Yogyakarta-Kulon Progo (Bandara YIA) paling sulit ditentukan.

Pasalnya, di trase itu melintasi tiga kabupaten yakni Sleman, Bantul, dan Kulon Progo.

Menurutnya dibutuhkan sosialisasi dan identifikasi lahan secara cepat, tepat dan akurat.

Risiko problem sosial yang dihadapi di tiga kabupaten yang ada di DIY juga diakuinya cukup sulit.

"Karena ini mengenai daftar dampak warga terdampak juga besar. Maka kami harus bisa mengkalkulasi resiko-resiko sosial.

"Di tiga kabupaten yang memiliki hal berbeda masing-masing wilayah, sehingga kami harus mengidentifikasi terhadap kemungkinan resiko sosial akibat dampak adanya jalan tol," tegas dia.

Anggota Komisi C DPRD DIY Arif Setiadi menanggapi, apapun yang menyangkut dengan proyek strategis nasional diharapkan berjalan dengan lancar.

"Pro kontra yang berdampak negatif harus dihindari. Supaya proses pengadaan berjalan lancar," pungkasnya. (Fh/sumber:tribunjogya)