PSCO Ditjen Hubla di Teluk Bayur Ikut Pelatihan Gelaran AMSA Australia

  • Oleh : Naomy

Senin, 12/Sep/2022 14:25 WIB
Praktik PSCO bersama AMSA Australia Praktik PSCO bersama AMSA Australia


 TELUK BAYUR (BeritaTrans.com) - Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan SSI-COE (Ship Safety Inspection - Center of Exellence) menggelar kegiatan pelatihan atau mentoring bagi Pejabat Pemeriksa Kelaiklautan dan Keamanan Kapal Asing atau Port State Control Officer (PSCO) di Teluk Bayur dengan mendapat dukungan teknis dari Australian Maritime Safety Authority (AMSA).

SSI-COE sendiri adalah pusat unggulan pemeriksaan keselamatan kapal yang di bentuk oleh DJPL dan didukung secara teknis oleh AMSA Australia.

Baca Juga:
Ditjen Hubla Gelar Pelatihan Boarding Officer bagi Awak Kapal Patroli

Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Capt Mugen Sartoto mengatakan, Teluk Bayur merupakan salah satu pelabuhan di Sumatera Barat yang memiliki peran penting sebagai sentra kegiatan ekonomi dengan kemampuan SDM yang bertugas harus terus ditingkatkan termasuk PSCO.

"Untuk itu, dalam rangka peningkatan profesionalisme SDM, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) bersama dengan SSI-COE menyelenggerakan Port State Control Mentoring 5-9 September 2022," ujar Capt Mugen, Senin (12/9/2022).

Baca Juga:
Posko Angkutan Laut Nataru Resmi Ditutup

Mentoring ini diikuti delapaj PSCO yang berasal dari kantor KSOP Kelas II Teluk bayur dan dari Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut di sekitar wilayah Padang.

Metode pelatihan dalam mentoring ini adalah teori 30% praktik 70% dengan materi awal terkait target kapal asing yang dilanjutkan inspection on board kemudian diakhir sesi setiap harinya adalah pembahasan temuan-temuan deficiencies dari hasil inspection.

Baca Juga:
Kampanye Kespel di Jepara, Ditjen Hubla Bagikan 200 Life Jacket

"Selama lima hari training ada tiga kapal asing yang diperiksa dalam rangka pelatihan PSCO, dan pada hari ke-5 diadakan examination dimana hasilnya akan menjadi salah satu indikator penentuan pengukuhan PSCO pada tiap tahunnya," ujar Capt Mugen.

Dia menegaskan, kegiatan ini perlu rutin dilakukan mengingat di era teknologi seperti saat ini semua sektor tidak terkecuali ruang lingkup kerja para PSCO dituntut untuk cepat merespon terhadap ketidakpatuhan kapal asing masuk ke Pelabuhan Indonesia maupun Kapal Indonesia yang masuk ke pelayaran Internasional.

"Kegiatan mentoring ini merupakan sarana menambah pengetahuan dan pengalaman tata cara pemeriksaan kelaiklautan dan keamanan kapal asing yang sesuai dengan standar International Maritime Organization (IMO) maupun regulasi Tokyo MOU yang dibekali selama lima hari oleh Lead Trainer SSI-COE, Mr. Tat Yeung dari Australia, di Pelabuhan Teluk Bayur dan Surabaya," urainya.

Dia berharap kegiatan ini akan berdampak positif terhadap hasil pemeriksaan kelaiklautan dan keamanan kapal asing serta program CIC on STCW tahun 2022 ini dapat dilaksanakan dengan baik dan profesional.

Sebagaimana amanat Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.119 Tahun 2017 tentang pejabat pemeriksa kalaiklautan dan keamanan kapal asing dan Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor UM.003/11/8/DJPL-18 tahun 2018 serta Surat Edaran Nomor 08 Tahun 2021  tentang pengawasan terhadap kapal berbendera Indonesia yang akan berlayar keluar negeri PSCO dapat membantu Marine Inspector melakukan pemeriksaan kapal Indonesia yang akan melakukan pelayaran ke luar negeri.

Khususnya terkait dengan kepatuhan terhadap STCW sehingga diharapkan kapal-kapal berbendera Indonesia yang akan melakukan pelayaran internasional tidak lagi mengalami penahanan di luar negeri.

"Hal ini berkaitan erat dengan target mempertahankan kapal-kapal Indonesia tetap berada pada zona White List Tokyo MOU saat ini," tutur Capt Mugen.
 
Untuk program mentoring PSCO berikutnya akan dilaksanakan di Surabaya 12 sd 16 September dengan metode dan mentor yang sama tetapi peserta yang berbeda yaitu dari Unit Pelaksana Teknis Direktorat Perhubungan Laut di sekitar wilayah Surabaya. 

Hal ini dilakukan guna pemerataan pelatihan supaya bisa mencakup seluruh area pelabuhan di Indonesia. (omy)