Lalu Lintas Penerbangan Meningkat, Bandara Angkasa Pura II Makin Sibuk, Prospek Bisnis Negatif jadi Stabil

  • Oleh : Naomy

Kamis, 15/Sep/2022 17:02 WIB
Bandara Angkasa Pura II Bandara Angkasa Pura II

JAKARTA (BeritaTrans.com) - PT Angkasa Pura II dinilai memiliki prospek yang lebih baik sejalan dengan peningkatan lalu lintas penerbangan di bandara-bandara perseroan.

Selama kurang lebih satu tahun ke depan, tepatnya untuk periode 8 September 2022 hingga 1 September 2023, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yang merupakan lembaga pemeringkat efek menegaskan rating idAA+ bagi AP II dan merevisi prospek peringkat menjadi stabil dari sebelumnya negatif. 

Baca Juga:
Trafik penerbangan di Bandara Angkasa Pura II Naik 5% di Periode Angleb

Pefindo juga menegaskan rating idAA+ untuk Obligasi I/2016 dan Obligasi Berkelanjutan I/2018. 

Di dalam keterangannya, Pefindo menjelaskan revisi naik prospek AP II sejalan dengan peningkatan lalu lintas penerbangan di bandara-bandara yang dikelola AP II.

Baca Juga:
Ini 3 Indikator Bikin Angleb di Bandara Angkasa Pura II Sukses

“Perubahan ini mencerminkan perbaikan jumlah trafik yang berkelanjutan seiring dengan adanya relaksasi pembatasan akibat pandemi Covid-19, di mana APIA (AP II) mencatat trafik penumpang sebesar 27,9 juta pada semester pertama tahun 2022 (1H2022) dibandingkan dengan 16,1 juta pada semester pertama tahun 2021 (1H2021) atau sama dengan 73% pertumbuhan secara tahunan,” tulis Pefindo dalam keterangan resmi. 

President Director AP II Muhammad Awaluddin menyambut baik hasil pemeringkatan Pefindo yang menegaskan rating idAA+ dan peningkatan prospek menjadi stabil ini. 

Baca Juga:
Mantap, Meroket 15 Tangga, Bandara Soekarno-Hatta jadi Peringkat 28 Terbaik Dunia Tahun 2024

“Direvisinya outlook menjadi stabil tentunya menjadi kabar baik bagi AP II. Ini tidak lepas dari keberhasilan AP II mewujudkan operasional bandara yang sangat tangguh di tengah tekanan pandemi Covid-19, dan tentunya karena penanganan pandemi yang terus membaik.”

“AP II sangat bersyukur memiliki sumber daya yang siap dalam merespons dinamisnya kondisi di tengah pandemi, sehingga seluruh bandara AP II dapat melakukan berbagai penyesuaian operasional untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat akan penerbangan dan menjaga konektivitas udara di Tanah Air,” tutur Awaluddin. 

Di tengah pandemi Covid-19, 20 bandara AP II yang l tetap beroperasi dengan menerapkan penyesuaian pola operasional dan jam operasional. 

Bahkan, Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, tetap beroperasi 24 jam setiap hari. 

Sejalan dengan peningkatan lalu lintas penerbangan, Bandara Soekarno-Hatta juga melakukan penyesuaian dengan kembali membuka Terminal 1A pada 1 April 2022 untuk melayani penumpang pesawat, melengkapi operasional Terminal 2 dan Terminal 3.

Selain itu, Skytrain di Bandara Soekarno-Hatta dioperasikan kembali pada Juni 2022 sebagai moda transportasi untuk mendukung mobilitas antarterminal dan stasiun kereta bandara. 

"Melihat perkembangan terkini terkait lalu lintas penerbangan, AP II memproyeksikan pada Januari - Desember 2022 jumlah pergerakan penumpang dapat mencapai 57 juta atau meroket hingga 83% dibandingkan dengan realisasi Januari - Desember 2021 sekitar 31 juta penumpang," beber Awaluddin. 

Pefindo juga menyatakan bahwa diberikannya rating idAA+ dengan outlook stabil ini dipengaruhi juga karena posisi kompetitif AP II yang kuat sebagai operator bandara terbesar di dalam negeri dan sumber pendapatan yang terdiversifikasi dengan baik. 

Awaluddin bilang, pendapatan yang terdiversifikasi dengan baik ini diperoleh perseroan dengan menjalankan strategi Asset Recycling di tengah pandemi, melalui tiga program yakni Asset Optimization, Asset Acceleration dan Asset Utilization.

“Asset Optimization untuk mendorong aset eksisting yang sudah menghasilkan pendapatan bisa memiliki nilai tambah sehingga pendapatan meningkat, lalu Asset Acceleration untuk membuat aset yang tengah dibangun sudah bisa menghasilkan pendapatan sebelum konstruksi selesai 100%, kemudian Asset Utilization adalah mendorong aset idle untuk dikembangkan guna meraih pendapatan baru,” ujarnya. 

Adapun pemanfaatan aset secara organik melibatkan lima anak usaha yaitu PT Angkasa Pura Solusi, PT Angkasa Kargo, PT Angkasa Propertindo, PT Angkasa Pura Aviasi dan PT Gapura Angkasa, serta perusahaan terafiliasi lainnya. (omy)