Tingkatkan Keselamatan Pelayaran Tradisional, KNKT Soroti Kebutuhan Kredit Usaha Nelayan

  • Oleh : Naomy

Rabu, 21/Sep/2022 15:53 WIB
Diskusi KNKT Diskusi KNKT


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Tingkatkan keselamatan pelayaran tradisional, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyoroti persoalan kebutuhan bantuan kredit bagi pemilik nelayan yang dioperasikan untuk mengangkut penumpang dan barang. 

Menurut Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, kondisi kapal tradisional yang tidak memenuhi aspek keselamatan dengan baik menjadi persoalan di tengah banyaknya kecelakaan. 

Baca Juga:
KNKT Sebut Angkutan ODOL Membahayakan Keselamatan Penyeberangan

"Ke depan kami mengharapkan keberpihakan pemerintah kepada kapal tradisional ini. Mereka membutuhkan bantuan kredit lunak, bukan hanya subsidi BBM," tutur Soerjanto di Jakarta, Rabu (21/9/2022).  

Bantuan kredit tersebut menurutnya, jauh lebih dibutuhkan untuk membangun kapal dengan aspek keselamatan yang memadai. 

Baca Juga:
KNKT-ITS Gelar Simposium Keselamatan Pelayaran Nasional

Selain itu, pemilik kapal tradisional juga membutuhkan dukungan bimbingan untuk keselamatan kapal. 

Soerjanto menilai kondisi kapal yang sesuai sangat dibutuhkan untuk menghadapi cuaca buruk.

Baca Juga:
KNKT Sebut Asap Kontribusi Kecelakaan Tol Pejagan-Pemalang

"Cuaca sekarang makin dinamis. Sekarang ini tidak bisa melakukan prakiraan cuaca kalau tidak pakai teknologi. Khususnya di daerah tropis, cuaca gampang berubah," ungkapnya.

Soerjanto mengatakan, kecelakaan kapal masih selalu ada di Indonesia bagian timur dan barat. Kecelakaan tersebut termasuk untuk kapal niaga penyeberangan dan kapal tradisional. 

"Kapal-kapal tradisional ini memang kalau dari sisi pemenuhan keselamatan belum bisa terpenuhi. Masalah cuaca ini, ada peringatan dini tapi tidak sampai ke teman-teman pelayaran," ujar dia.

Dia menuturkan kapal-kapal tradisional memiliki keterbatasan untuk mengarungi cuaca dengan gelombang dua sampai tiga meter. 

Soerjanto menuturkan kapal tradisional masih dominan dengan kondisi yang seperti itu.

Selain cuaca, kecelakaan kapal-kapal tradisional juga seringkali dipicu terbakarnya kapal. Salah satu, wadah bahan bakar kapal yang masih menggunakan jerigen plastik. 

Disarankannya untuk mengganti jerigen yang sering bocor dan rawan terbakar itu dengan drum berbahan tahan api.

“Rekomendasi itu sebagai solusi yang tak menyeluruh dan kami ingin solusi yang menyeluruh. Karena itu, kita perlu dan harus menjaga keselamatan masing-masing juga,” kata Soerjanto. (omy)