Majukan Sektor Perikanan, KKP Bersama Kemenlu Latih Negara-Negara Pasifik

  • Oleh : Fahmi

Selasa, 29/Nov/2022 14:25 WIB
Pelatihan ini diselenggarakan di Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Ambon, Maluku, salah satu Unit Pelaksana Teknis BRSDM KKP Pelatihan ini diselenggarakan di Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Ambon, Maluku, salah satu Unit Pelaksana Teknis BRSDM KKP

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri memberikan pelatihan kepada negara-negara pasifik terkait implementasi Melanesian Spearhead Group (MSG) Roadmap on Inshore Fisheries Management and Sustainable Development 2015-2024. 

Pelatihan ini merupakan bentuk peran dan kontribusi Indonesia dalam memajukan perikanan di kawasan asia pasifik.

Pada 28 November hingga 2 Desember 2022 KKP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan Fisheries Training for MSG to Support The Implementation of MSG Roadmap for Inshore Fisheries Management and Sustainable Development 2015-2024. Pelatihan ini diselenggarakan di Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Ambon, Maluku, salah satu Unit Pelaksana Teknis BRSDM. Negara-negara peserta terdiri dari Fiji, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Vanuatu.

"Pelatihan ini kami selenggarakan di bawah MSG Roadmap for Inshore Fisheries and Sustainable Development 2015-2024 yang digunakan sebagai panduan berorientasi aksi untuk negara-negara anggotanya. Dalam empat hari ke depan, akan ada presentasi, diskusi, tukar menukar pengetahuan, dan kunjungan lapangan," kata Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BRSDM Lilly Aprilya Pregiwati pada pembukaan pelatihan, Senin (28/11), di BPPP Ambon.

Lily berharap para peserta dapat belajar bagaimana menerapkan mekanisme yang efektif untuk pengelolaan, pemeliharaan, dan pemulihan stok perikanan darat untuk mengoptimalkan nilai ekonomi jangka panjang dan keberlanjutan ekologi untuk memberikan tambahan dan peningkatan pendapatan alternatif. Selain itu, para peserta saling belajar tentang bagaimana dapat memberikan edukasi, meningkatkan kesadaran dan memberikan informasi yang memadai mengenai pentingnya dan pengelolaan perikanan darat dan laut kepada para pemangku kepentingan di tanah air masing-masing.

"Atas nama KKP, saya ingin mendorong pelatihan ini menjadi kesempatan bagi kita semua untuk menjalin kerja sama yang baik dan ikatan jaringan yang kuat di Pasifik. Saya berharap di akhir pelatihan dan setelah kembali ke rumah masing-masing, kita masih bisa tetap berhubungan dan berkomunikasi dengan erat; dengan demikian, bersama-sama kita dapat mengembangkan kerangka kerja kebijakan dan manajemen yang efektif yang memberdayakan masyarakat untuk mengelola sumber daya pesisir untuk dampak ekonomi positif yang dapat menguntungkan para pelaku bisnis termasuk usaha kecil menengah, pariwisata, perhotelan, dan banyak lainnya," lanjut Lilly.

Sementara itu, Direktur Pasifik dan Oseania Kemlu Adi Dzulfuat mengatakan, Indonesia terus mengoptimalkan perannya sebagai Associate Member melalui berbagai inisiatif yang semakin selaras dengan kerangka kerja sama MSG. Salah satu inisiatif kolaboratif yang terus didorong implementasinya adalah MSG Roadmap on Inshore Fisheries Management and Sustainable Development 2015-2024.

"Dengan referensi ini, kami berkomitmen bahwa kerja sama kami dengan MSG dan negara-negara anggotanya akan bermanfaat dan terkoordinasi untuk mencapai pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan melalui pendekatan berbasis masyarakat. Dan kedepannya juga akan menjembatani kerjasama dengan komunitas kita dari Papua hingga Nusa Tenggara Timur, dimulai dari Ambon, salah satu kota Musik dunia," ungkap Adi.

Dilaporkan Kepala BPPP Ambon Abu Bakar, tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan regulator/administrator dan komunitas/pelaku di bidang perikanan di negara-negara anggota MSG melalui pertukaran praktik terbaik,pengalaman dan keahlian. Upaya tersebut dilakukan khususnya dalam efektifitas kebijakan, pengelolaan dan pembiayaan bagi pembangunan sumber daya di area pesisir (inshore); pemberdayaan masyarakat (edukasi peningkatan kesadaran dan penyediaan informasi); serta pengelolaan, pemeliharaan dan pemulihan fisheries stocks.

Mata Diklat yang diajarkan, menurut Abu, antara lain Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan serta Pemberdayaan Masyarakat, dengan persentase sekitar 40% teori dan 60% praktik. Pelatih akan menyampaikan materi, melakukan diskusi, tanya jawab antara pelatih dan peserta. Selain itu dilakukan juga fieldtrip di lokasi yang mendukung materi klasikal.

Sebagai informasi, kerja sama pelatihan di sektor kelautan dan perikanan antara KKP dan Kemlu ini bukanlah pertama kalinya. Pelatihan tersebut telah diselenggarakan sejak 2009 dalam kerangka Kerja Sama Selatan Selatan dan Triangular (KSST) bagi banyak negara selatan selatan, termasuk MSG.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, pembangunan perikanan saat ini belum seimbang secara geografis dan belum memenuhi kebutuhan pangan dunia. Sementara perubahan iklim juga menjadi tantangan setiap negara dan memberikan dampak yang serius kepada pengembangan industri perikanan. Untuk itu, pihaknya mendorong kerja sama sektor perikanan dalam kerangka Selatan-Selatan. Indonesia mendukung pengembangan perikanan, terutama aktivitas perikanan yang rendah karbon dan ramah lingkungan. 

"Pentingnya Negara Selatan-Selatan untuk bekerja sama yang sangat baik dan berkontribusi dalam mengelola dampak dari perubahan iklim terhadap sektor perikanan," tutur Menteri Trenggono. (fhm)