Kapal Bawa Ratusan Penumpang Putar Balik Kemudi Usai Diterjang Badai

  • Oleh : Redaksi

Minggu, 25/Des/2022 23:35 WIB
Kapal Chatleya Ekspress yang diterjang ombak  dan badai di pesisir Parepare (tvOne) Kapal Chatleya Ekspress yang diterjang ombak dan badai di pesisir Parepare (tvOne)

Beritatrans.com.– Kapal Motor (KM) Cattleya Express yang membawa 397 penumpang rute Parepare ke Samarinda, Kalimantan Timur, terpaksa berputar balik berlindung ke arah dermaga setelah 6 mil berlayar meninggalkan Pelabuhan Nusantara Parepare, Jumat, 23 Desember 2022, petang. 

Nahkoda KM Cattleya Express memutar balik kemudi kapal lantaran cuaca di tengah laut tiba-tiba berubah menjadi sangat ekstrem. Kapal diterjang badai dan gelombang tinggi. Demi keselamatan penumpang, nahkoda memilih berlindung

Baca Juga:
3 Kapal Penyeberangan di Gorontalo Siap Beroperasi pada Angkutan Lebaran 2024

 "Berangkatnya KM Cattleya sekitar pukul 14.30 Wita. Saat berangkat kondisi cuaca aman. Namun saat sudah mencapai jarak enam mil dari dermaga cuaca langsung berubah ke ekstrem dengan kondisi ombak yang tinggi sehingga memutuskan untuk kembali," kata Humas Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Parepare, Eko Prayetnovia saat dikonfirmasi, Jumat. 

Eko mengatakan kapal yang membawa ratusan penumpang itu belum bersandar di dermaga Pelabuhan Nusantara.

Baca Juga:
Pelni Luncurkan Tampilan dan Fasilitas Baru Kapal Penumpang

"Belum sampai di dermaga, mereka singgah berlindung di Ujung Lero karena ombak tinggi dengan angin kencang," ujarnya

 Kapal Chatleya Ekspress yang diterjang ombak tinggi dan badai di pesisir Parepare Photo : tvOne

Baca Juga:
Pemkab Manggarai Barat Bangun Pelabuhan untuk Khusus Kapal Penumpang dan Wisata

 

Selain kapal KM Chatleya Ekspress, kapal KM Kirana tujuan Balikpapan juga membatalkan jadwal keberangkatan mereka hari ini, sehingga ratusan penumpang yang sudah berada di atas kapal terpaksa diturunkan kembali ke terminal penumpang. 

"Sedih sih batal berangkat tapi ada hikmahnya karena ini juga untuk keselamatan para penumpang. Uang tiket kami dikembalikan seratus persen," kata Musdalifah salah satu penumpang kapal KM Kirana. 

Sejak Jumat sore perairan Parepare diterjang badai dan angin kencang disertai ombak tinggi.  

Peringatan Dini

Sebelumnya, Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar, Sulawesi Selatan, mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi cuaca ekstrem menjelang Hari Raya Natal 25 Desember 2022.

"Prakiraan tanggal 23-25 Desember 2022, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di wilayah Sulawesi Selatan," kata Pelaksana tugas Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar, Kamal A melalui siaran persnya diterima di Makassar, Rabu.

Wilayah tersebut meliputi bagian barat Sulsel yaitu Kabupaten Pinrang, Barru, Pangkajene dan Kepulauan, Maros, Takalar, Kota Parepare dan Kota Makassar. Untuk wilayah bagian tengah meliputi Kabupaten Soppeng, Gowa. Bagian selatan meliputi Kabupaten Jeneponto dan Kepulauan Selayar. Serta potensi angin kencang di pesisir burat dan selatan Sulsel.

Dari hasil monitoring perkembangan dinamika atmosfer terkini, masyarakat diimbau mewaspadai gelombang tinggi di perairan sekitar Sulsel.

Gelombang dengan kategori sedang atau ketinggian 1,25-2,5 meter terjadi di Perairan Spermonde Pangkep, Perairan Spermonde Makassar, Teluk Bone bagian Utara, Laut Flores bagian Utara, dan Laut Flores bagian Timur.

Untuk gelombang dengan kategori Tinggi atau 2,5 - 4,0 meter terjadi di Perairan Parepare, Perairan Spermonde Pangkep bagian Barat, Perairan Spermonde Makassar bagian Barat, Teluk Bone bagian Selatan. Juga perairan Pulau Bonerate-Pulau Kalaotou bagian Utara, dan Perairan Pulau Bonerate, Pulau Kalaotoa bagian Selatan.

Gelombang dengan kategori Sangat Tinggi atau 4,0-6,0 meter terjadi di Selat Makassar bagian Selatan, Perairan Barat Kepulauan Selayar, Perairan Kepulauan Sabalana, Perairan Timur Kepulauan Selayar, dan Laut Flores bagian Barat.

Sehingga BMKG mengeluarkan peringatan dini sebagai langkah antisipasi di wilayah kota/kabupaten seperti Pinrang, Parepare, Soppeng, Barru, Pangkajene dan Kepulauan, Maros, Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto dan Kepulauan Selayar.

"Dampak tersebut antara lain banjir genangan, banjir bandang, banjir rob, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan keterlambatan jadwal penerbangan maupun pelayaran," paparnya.      (ny/Sumber:VIVA.co.id)