Pinggirkan Ganjar, Megawati Dinilai Berpeluang Usung Puan Maharani Capres

  • Oleh : Dirham

Kamis, 12/Janu/2023 13:42 WIB
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P), Megawati Soekarnoputri memberikan pidato saat perayaan HUT ke-50 PDI P di JI Expo Kemayoran, Jakarta. Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P), Megawati Soekarnoputri memberikan pidato saat perayaan HUT ke-50 PDI P di JI Expo Kemayoran, Jakarta.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri dinilai berpeluang mengusung Ketua DPR RI Puan Maharani ketimbang Ganjar Pranowo menjadi calon presiden (capres). 

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menyebut sinyal tersebut terlihat ketika Megawati bersikap cuek terhadap sosok Gubernur Jawa Tengah dalam peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-50 PDI-P di Jakarta International Expo, Jakarta, Selasa (10/1/2023).

"Sikap cuek Megawati terhadap Ganjar menegaskan bahwa Ganjar tidak menjadi center of gravity di pusat pengambilan keputusan politik PDIP. Seolah nama Ganjar kian terpinggirkan dalam dinamika pengambilan keputusan internal PDIP," ujar Umam, Rabu (11/1/2023). 

Dalam peringatan HUT tersebut, Umam menyebut Megawati tampil secara percaya diri ingin menunjukkan kedaulatan partainya yang tidak ingin dipengaruhi, digiring, dan diintervensi oleh manuver-manuver politik eksternal.

Manuver politik eksternal tersebut disebut kerap dimainkan oleh jaringan relawan, jaringan lembaga survei, hingga partai-partai politik yang dianggap mendompleng kekuatan PDI-P. 

Di samping itu, Umam mengatakan, tingginya elektabilitas Ganjar dari hasil berbagai lembaga survei juga tidak membuat Megawati tergiur dengan pola permainan politik yang diyakini selama ini diorkestrasikan oleh jaringan kekuatan oligarki. 

Umam menggarisbawahi, jika Megawati konsisten dengan logika tersebut, tidak menutup kemungkinan Presiden kelima itu akan mengajukan sosok Puan Maharani sebagai capres. 

"Jika konsisten dengan logika tersebut, maka kepercayaan diri yang tinggi Megawati itu berpeluang dikonversi dalam bentuk keberanian untuk mengajukan kader inti yang menjadi keberlanjutan trah Soekarnoputri, dalam konteks ini Puan Maharani, menuju Pilpres 2024 mendatang," kata dia. 

Dalam konteks ini, Umam menambahkan, bergemingnya PDI-P menjelang satu tahun menuju pemilihan umum (Pemilu) 2024 akan semakin menyandera langkah politik Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang hingga saat ini terjebak dalam dilema. 

"(Terjebak) kegalauan dan ketidakpastian menentukan langkah politik selanjutnya, sebelum PDI-P menegaskan keputusannya," imbuh dia. 

Diberitakan sebelumnya, tidak ada kursi spesial buat Ganjar Pranowo di acara HUT ke-50 PDI-P. 

Mengenakan baju merah bergambar banteng kebesaran PDI-P, Ganjar duduk berimpitan bersama kader-kader lainnya. Kursi yang ditempati Ganjar juga bukan barisan terdepan. 

Baris kursi terdepan diperuntukkan buat para pejabat negara seperti Megawati, Presiden Jokowi, dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Ada pula Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto serta putra-putri Megawati yang juga menduduki jabatan strategis partai, Puan Maharani dan Prananda Prabowo. 

Selain itu, ada sejumlah kader PDI-P di Kabinet Indonesia Maju seperti Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini hingga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Reformasi, dan Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas. 

Ganjar juga tak diperlakukan spesial sebagaimana elite-elite partai. Dia tidak mendapat potongan tumpeng dari Megawati. Hal ini terjadi meski namanya digadang-gadang sebagai kandidat capres terkuat PDI-P untuk Pemilu 2024.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Kornas Ganjarist Kris Tjantra tak sepakat jika sinar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dianggap meredup saat acara perayaan HUT ke-50 PDI-P. 

Menurutnya, soal penempatan kursi Ganjar yang berimpitan dengan kader lain adalah hal yang wajar. 

Kris mengatakan, PDI-P sejatinya tidak memberikan keistimewaan karena hingga kini Ganjar adalah bukan elite partai banteng. 

"Dan itu juga menunjukan bahwa beliau itu masih tetap membumi dan tidak perlu diperlakukan istimewa," kata Kris saat dihubungi, Rabu (11/1/2023) malam. (ds/sumber Kompas.com)