Presiden Jokowi: Kita Terbuka untuk Turis dari Mana Pun, Termasuk China

  • Oleh : Dirham

Jum'at, 20/Janu/2023 14:17 WIB
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers usai meninjau kawasan wisata Pulau Bunaken di Sulawesi Utara pada Jumat (20/1/2023). Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers usai meninjau kawasan wisata Pulau Bunaken di Sulawesi Utara pada Jumat (20/1/2023).

MANADO (BeritaTrans.com) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia terbuka untuk kunjungan turis dari negara mana pun. Termasuk, turis asal China yang diperkirakan akan berdatangan pada Februari mendatang.

Hal itu dikatakan Jokowi usai meninjau kawasan wisata Pulau Bunaken di Sulawesi Utara, Jumat (20/1/2023). 

"Kita terbuka untuk turis dari mana pun. Tapi yang kita lihat yang akan banyak ini dari China, yang dari Tiongkok dan yang paling penting adalah protokol kesehatan," ujar Jokowi sebagaimana dilansir siaran YouTube Sekretariat Presiden, Jumat. 

Untuk wisata Pulau Bunaken, kata Jokowi, dibuka bagi semua turis termasuk dari China.

Jokowi mengatakan, pada awal Februari nanti turis dari China akan berbondong-bondong mengunjungi Manado. 

Meskipun demikian, Presiden Jokowi memastikan kedatangan turis dari China aman dari Covid-19. Sebab, menurutnya, otoritas setempat sudah memeriksa kesehatan setiap warga China yang akan keluar dari negaranya. 

"Di Tiongkok sendiri saya lihat yang mau keluar sudah dicek semuanya oleh negara mereka sehingga kita tidak perlu khawatir," kata Jokowi. 

"Yang kedua juga imunitas kita ini sudah pada posisi kekebalan komunitas sudah baik, di atas 98,5 (persen)," ujarnya lagi. 

Oleh karenanya, Jokowi memastikan tidak akan ada lagi karantina untuk wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia. 

Diberitakan sebelumnya, hampir 60.000 angka kematian terkait Covid-19 dilaporkan di China sejak negara tersebut menghapus pembatasan zero-Covid pada awal Desember 2022 lalu. 

Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menghubungi Beijing untuk lebih terbuka dengan angka-angka tentang infeksi virus corona dan kematian di tengah lonjakan saat ini. 

Dari hampir 60.000 kematian, 5.504 di antaranya disebabkan oleh gagal napas akibat Covid-19. China hanya memasukkan kematian yang disebabkan oleh kegagalan pernapasan akibat covid dalam jumlah kematian akibat virus corona.

Namun demikian, data baru ini membawa jumlah kematian Covid-19 di China menjadi 10.775, lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya pada Januari ini. (ds/sumber Kompas.com)