Dulu Didewakan, LRT Metro Kapsul Bandung Kini Apa Kabar?

  • Oleh : Redaksi

Senin, 23/Janu/2023 12:13 WIB
Ridwan Kamil saat menjabat Wali Kota Bandung (2017), meninjau prototipe LRT Metro Kapsul di Alun-alun Kota Bandung. (Foto: bandung.go.id) Ridwan Kamil saat menjabat Wali Kota Bandung (2017), meninjau prototipe LRT Metro Kapsul di Alun-alun Kota Bandung. (Foto: bandung.go.id)

BANDUNG (BeritaTrans.com) - Ada yang masih ingat dengan Light Rapid Transit (LRT) Metro Kapsul Bandung? Ya, LRT Metro Kapsul Bandung ini merupakan sebuah moda transpotasi publik yang sempat didewakan dalam beberapa tahun silam, namun kini nasibnya 'hilang tanpa bilang'.

LRT Metro Kapsul Bandung adalah gagasan dari Wali Kota Bandung yang saat itu dijabat oleh Ridwan Kamil.

Kehadiran LRT Metro Kapsul Bandung ini digadang-gadang sebagai solusi untuk mengatasi masalah kemacetan di Kota Bandung sekaligus sebagai transportasi masa depan dengan segala kacanggihannya.

Ridwan Kamil mengatakan, agar kemacetan berkurang maka Kota Bandung akan memberikan kemudahan beraktivitas dengan kendaraan umum yaitu LRT.

"LRT kita siapkan agar aktifitas semakin lancar. Dengan penduduk yang banyak dan aktifitas di segala tempat, kota maju seperti Bandung ini memang sudah saatnya dihadirkan LRT," kata Ridwan Kamil di hotel Golden Flower, Senin (24/7/2017).

Ridwan Kamil mengatakan, pekerjaan LRT ini akan segera dimulai dijalur tengah terlebih dahulu karena lebih mudah dari Stasiun Bandung menuju Alun-alun Kota Bandung, setelah 6 bulan kemudian akan dilanjutkan dengan jalur Alun-alun Bandung menuju Tegalega.

"Jika tidak ada halangan, dua bulan dari sekarang akan dimulai proses pekerjaannya. Dimulai dari yang termudah dulu dari jalur stasiun menuju Alun-alun, terus setelah 6 bulan kedepan dari Alun-alun menuju tegalega," ucap Ridwan Kamil, Jum'at (17/03/2017).

Proyek ini akan dikerjakan oleh BUMN, yakni PP, atas penunjukkan langsung melalui Keputusan Presiden. Pembangunan tahap pertama ini direncanakan akan dilakukan sepanjang 6 km dari Stasiun Bandung menuju Jalan Dalem Kaum (Alun-alun Bandung). Jika proyek ini berhasil dan diterima oleh masyarakat, maka rute akan diperpanjang ke wilayah lain.

Ridwan Kamil bahkan memproyeksikan teknologi ini akan digunakan sepanjang 40 km di masa depan sesuai dengan cetak biru grand desain transportasi Kota Bandung. Kelak, LRT ini juga diharapkan bisa menghubungkan kota/kabupaten sekitar Bandung dengan Kereta Api Cepat yang akan dibangun di masa mendatang.

Bahkan, pembangunan LRT Kota Bandung Koridor III telah berada pada tahap market sounding atau penjajakan minat pasar yang dilakukan oleh Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK). Pada proses ini, PJPK mempromosikan proyek pembangunan kepada calon-calon investor dan stakeholder lain yang terlibat dalam pembangunan LRT Koridor III.

Adapun rute yang akan dilalui oleh LRT Koridor III ini dimulai dari Stasiun Timur Kereta Api Bandung hingga Taman Konservasi Tegalega yang terdiri dari 8 stasiun.

Stasiun-stasiun lainnya direncanakan akan dibangun di Pasar Baru, Perempatan Jalan Jenderal Sudirman, Masjid Raya Bandung, Pendopo Kota Bandung, Perempatan Jalan Otto Iskandardinata (Otista), dan Perempatan Jalan BKR.

Ridwan Kamil mengungkapkan, proyek LRT Metro Kapsul Bandung adalah percontohan yang dilakukan menggunakan teknologi terbaru karya dalam negeri. Teknologi ini terhitung lebih murah dibandingkan dengan harga LRT pada umumnya.

Jika biasanya satu gerbong LRT bisa mencapai harga Rp400 milyar, LRT Metro Kapsul Bandung hanya dibanderol dengan harga Rp150 milyar per gerbong.

"Anggarannya semua dari swasta. Ini memudahkan percepatan investasi, karena swasta tidak perlu banyak subsidi ke kami," kata Ridwan Kamil di Pendopo Kota Bandung, Rabu (5/4/2017).

Ridwan Kamil pun merasa optimis dengan LRT buatan anak bangsa ini karena akan meringankan biaya ongkos. Masyarakat hanya perlu mengelurkan sekitar 7.000 sampai 12.000 saja. Tidak hanya itu, beban kepada APBN dan APBD jika ada akan sangat ringan.

"Keoptimisan ini muncul karena akan meringankan biaya ongkos bagi masyarakat karena semuanya berasa dari dalam negeri, selain itu jika ada beban dari APBD dan APBN akan sangat ringan, karena 70% yang dulunya membebani negara akan hilang," jelasnya.

Namun, hingga dirinya terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat pada Pilkada tahun 2018 bahkan hingga di tahun ini masa jabatannya habis, LRT Metro Kapsul Bandung tak kunjung hadir.

Yang ada hanyalah prototipe LRT yang sempat hadir di Alun-alun Kota Bandung pada tahun 2017, letaknya berada di sisi jalan Asia Afrika berdampingan dengan halte bis kota.

Menurut Ridwan Kamil, disimpannya prototipe LRT Metro Kapsul itu di ruang publik merupakan media komunikasi dengan warga. Dirinya ingin agar warga bisa mendapatkan informasi akan hadirnya alat transportasi baru itu.

"Setiap ada inovasi yang memang akan segera dieksekusi, kita memperkenalkan supaya kita masih menerima masukan, kritikan, dan saran dari warga. Karena kan kota ini dibangun prinsipnya bersama-sama," ucap Ridwan Kamil di Pendopo Kota Bandung, Rabu (5/4/2017). (fhm/sumber:inews)