Penumpang KRL Lansia Terjatuh di Celah Peron yang Tinggi, KAI Commuter Sampaikan Ini!

  • Oleh : Fahmi

Rabu, 25/Janu/2023 23:15 WIB
Foto:Ilustrasi Foto:Ilustrasi

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Sebuah cuitan terkait penumpang lanjut usia (lansia), Salatun (67), terjatuh di peron Stasiun Tebet, Jakarta Selatan, viral di media sosial. KAI Commuter Indonesia (KCI) meminta maaf atas insiden itu.

Peristiwa ini terjadi pada Selasa (24/1/2023), pukul 18.17 WIB. Ketika itu, Salatun bersama anaknya, Arif Febriyanto (36), hendak naik KA 4324 dari Stasiun Tebet dengan tujuan Bogor.

Baca Juga:
Naik KRL saat PPKM, Lansia Hanya Bisa Pukul 10.00-14.00 WIB

Arif bercerita, bapaknya merupakan pasien yang tengah menjalani pengobatan kanker paru. Di hari biasa, Salatun kerap menggunakan kursi roda. Namun kali ini Salatun memilih berjalan.

"Bapak saya lansia usia 67 tahun, tidak kuat saat naik ke kereta karena peron sangat rendah dibanding kereta," ujar Arif ketika dimintai konfirmasi wartawan, Rabu (25/1/2023).

Hal ini membuat Salatun terjatuh di celah peron. Menurut Arif, bapaknya langsung pucat dan lemas.

"Kaki sakit dan badan sakit semua karena tulang kaki tertekuk bodi kereta," kata Arif.

Innalillahi, Bapak sy terjatuh di peron Stasiun Tebet saat hendak naik kereta KA 4324 hari Selasa 24 Jan 2023 pukul 18.17 tujuan Bogor. Bapak sy lansia usia 67 tahun, tidak kuat saat naik ke kereta karena peron sangat rendah dibanding kereta. Mohon diperbaiki ketinggiannya 🙏😭 — ༺ 𝓐𝓻𝓲𝓯 𝓕𝓮𝓫𝓻𝓲𝔂𝓪𝓷𝓽𝓸 ༻ (@ariffebriyanto) January 24, 2023

Setelah itu, petugas dan sejumlah penumpang turut membantu menyelamatkan Salatun. Dengan adanya kejadian ini, Arif berharap semua stasiun di Tanah Air ramah lansia dan difabel.

"(KCI Commuter) Evaluasi berkala ketika batu ballast di bawah rel ditinggikan, maka peron juga harus ditinggikan. Di Stasiun Tebet dahulu tidak setinggi itu. Karena sering banjir, maka batu ballast ditambah berkala tetapi peron tidak pernah disesuaikan," terang Arif.

Respons KAI Commuter

Terkait kejadian ini, KAI Commuter telah merespons cuitan Arif. KAI Commuter meminta maaf atas insiden tersebut.

"Kami mohon maaf dan turut prihatin atas kejadian tersebut. Perihal jarak antara peron dengan kereta di Stasiun Tebet tersebut menjadi evaluasi kami ke depannya," tulis akun Twitter KAI Commuter.

Di kesempatan yang berbeda, Manager External Relations & Corporate Image Care KAI Commuter, Leza Arlan, mengatakan perbedaan tinggi dan celah peron sudah menjadi perhatian khusus KAI Commuter.

"KAI Commuter juga secara bertahap menambahkan fasilitas bancik atau tangga portabel untuk mengatasi kendala tersebut," tutur Leza.

Leza menambahkan, beberapa waktu lalu, di Stasiun Kampung Bandan, yang merupakan stasiun transit, KAI Commuter menambahkan bancik di peron 5 dan 6 stasiun untuk membantu naik dan turun penumpang karena terdapat jarak celah peron dengan pintu commuter line dan saat ini progres pekerjaan bancik masih dilakukan diantaranya di Stasiun Tenjo, Stasiun Kemayoran, Stasiun Pasar Senen.

"Pada tahun ini, KAI Commuter juga memprogramkan peninggian peron pada stasiun Lintas Serpong, Stasiun Kebayoran, Stasiun Cisauk, Peron 1 Stasiun Kampung Bandan, dan Stasiun Jambu Baru. Peninggian peron ini juga paralel dengan penambahan ballast atau batu kricak di jalur rel," tambah Leza.

Dengan penambahan batu ballast, mengakibatkan jalur rel mengalami peninggian. Penambahan batu ballast ini juga dilakukan untuk memastikan keselamatan perjalan kereta dan memastikan batas tinggi aman antara jalur rel dan kabel listrik aliran atas (LAA) sesuai.

Leza mengimbau seluruh pengguna commuter line di area peron untuk mendahulukan penumpang yang hendak keluar dari kereta. "Kami juga mengimbau kepada pengguna untuk tidak memaksakan diri untuk naik jika kondisi commuter line sudah terlalu penuh," lanjutnya.

Sebelumnya, seorang penumpang KRL juga terjatuh dan masuk ke celah peron di Stasiun Sudirman pada Rabu (18/1) sore. Penumpang tersebut lalu dievakuasi dengan bantuan petugas dan penumpang lain.

Kondisi celah peron yang tinggi ini sempat dikeluhkan anak kereta (anker). Sebab, peristiwa penumpang terjatuh ke celah peron bukan sekali-dua kali terjadi.(fhm)