Kereta Bakal Hadir di IKN, Dibangun Tahun 2025

  • Oleh : Naomy

Kamis, 02/Mar/2023 17:11 WIB
Media breafing Ditjen Perkeretaapian Media breafing Ditjen Perkeretaapian


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kereta bakal hadir di Kawasan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur. Pembangunannya direncanakan dimulai tahun 2025. 

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub, Djarot Tri Wardhono menyebutkan, kereta api di IKN itu salah satu yang paling awal untuk pembangunan jalur KA di Kalimantan. Selama ini belum ada akses transportasi KA di wilayah tersebut.

Baca Juga:
KAI Dukung Program Motor Gratis Kemenhub, Pendaftaran hingga 18 April 2024

"Itu paling dekat dan saat ini kita sedang susun studi dari trase (jalur) tersebut," ujar Djarot di Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Akses KA nantinya akan melingkupi jalur Balikpapan ke kawasan inti perkotaan di IKN Nusantara. Namun saat ini masih proses analisa karakteristik dari lahan yang akan dilalui oleh jalur KA.

Baca Juga:
Angkutan Motor Gratis (MOTIS) Kembali Digelar, DJKA Perpanjang Lintas Pelayanan Hingga Madiun

Djarot tidak merinci terkait rencana lengkap kedepannya, termasuk rencana apakah nantinya akan dioperasikan KA Perintis atau KA komersial. 

Itu masih menunggu detail engineering design (DED) yang masih disusun.

Baca Juga:
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang, DJKA Dorong Masyarakat Beralih dari Kendaraan Pribadi

"Itu sudah mengerucut trase yang ada, kita akan ikuti trase jalan tol yang dibangun PU (PUPR)," kata dia.

Begitu juga biaya (pembangunan) masih proses perhitungan studi, sementara ini masih pra FS (feasibility study) untuk trase yang ada. 

"Itu masih indikasi dari biaya yang ada, baru masuk DED, setelah itu baru bisa masuk ke (penentuan) biaya," ujarnya.

Djarot mencoba menggambarkan mengenai biaya yang perlu dikeluarkan untuk pembangunan jalur dengan mengaca ke proyek KA Makassar-Parepare. Di sana, memiliki kondisi lahan yang berbeda, sehingga diperlukan pendalaman mengenai biaya yang diperlukan.

Penguatan-penguatan jalur KA dengan kondisi tanah yang berbeda-beda itu akan sumbang beban biaya yang berbeda.

"Seperti halnya KA Makassar-Parepare, kita bangun cukup tinggi area badan relnya," tutup Djarot. (omy)