ASDP Terapkan Ferizy Sejak 2018, BCA Dukung Mudik Cashless

  • Oleh : Naomy

Senin, 17/Apr/2023 20:53 WIB
Diskusi Forwahun-Forwada Diskusi Forwahun-Forwada


JAKARTA (BeriraTrans.com) - Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (ASDP) Ira Puspadewi mengakui bahwa pengunaan cashless untuk pembelian tiket sudah dimulai sejak Agustus 2018 dan pada awalnya tentu tidak mudah. 

Konsumen ASDP tentunya beragam dan banyak di daerah timur dimana ketersediaan infrastruktur beda dengan di pulau Jawa dan Bali.

Baca Juga:
Sepanjang Libur Lebaran, Penumpang ASDP Naik 3%, Kendaraan 9%

"Itu adalah tantangan bagi ASDP, tantangan yang lain saat penerapan cashless adalah taraf perekonomian masyarakat. Tahun 2018 kami mulai cashless penolakannya luar biasa tetapi kami tidak boleh mundur dan kami memang saat itu melaksanakannya di saat musim Lebaran, dan pertama kali diterapkan di lintasan tersibuk Merak-Bakauheni pada saat peak season," tegas Ira dalam webinar gelaran Forwada dan Forwahub, Senin (217/4/2023).

Saat ini, lanjut Ira, masih ada saja masyarakat yang protes karena diterapkannya digitalisasi pembayaran tiket ASDP. 

Baca Juga:
Selama Angleb, ASDP Layani Hingga 4,14 Juta Penumpang di 8 Lintasan

"Masih ada masyarakat yang tetap bersikeras untuk melakukan go-show pembelian tiket. Namun ASDP tetap mengedepankan cashless," ucapnya.

Tahun ini tentunya minat mudik sangat besar, apalagi PPKM sudah dicabut. Dibandingkan tahun lalu, pada 2023 prediksi pemudik mencapai 182 juta lebih, padahal tahun 2022 hanya sekitar 85 juta, sehingga menurut kami pelayanan menggunakan cashless adalah hal yang mutlak untuk dilakukan karena hal ini untuk kenyamanan semua orang. Pandemi covid memberikan kesempatan bagi kita untuk mengakselerasi cashless dan digitalisasi," bebernya.

Baca Juga:
ASDP: Hampir 100 Persen Pemudik dari Sumatera via Penyeberangan Telah Kembali ke Jawa

Ira memaparkan, di pelabuhan Merak pada tahun 2022 tingkat V/C Ratio (rasio puncak arus mudik terhadap kapasitas total) angkutan Lebaran di pelabuhan berada di angka 0,77, sedangkan pada 2023 V/C Ratio berada di angaka 0,60.

"Prinsipnya, kalau V/C Ratio itu angkanya 1,0 berarti macetTahun ini V/C Ratio membaik karena makin turun. Bayangkan kalau konsumen masih menggunakan uang tunai, tentu antrean di pelabuhan pasti akan panjang. Kita ingin pastikan, dengan layanan digitalisasi yakni reservasi online dan cashless V/C Ratio akan terus menurun sehingga memberikan kenyamanan pada konsumen," tutur Ira.

Dia juga mengingatkan bahwa pihaknya tidak melayani penjualan tiket di pelabuhan. 

Terhitung mulai 1 Mei 2020 sudah tidak ada lagi penjualan tiket di Pelabuhan Merak, Pelabuhan Bakauheni, Pelabuhan Ketapang, dan Pelabuhan Gilimanuk.

Selain itu, pengguna jasa ASDP wajib memiliki tiket satu hari sebelum keberangkatan (H-1). Masyarakat juga dapat membeli tiket online Ferizy sejak H-60.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Jahja Setiaatmadja menyatakan bahwa pihaknya siap mendukung berbagai kebutuhan saat mudik dengan layanan cashless melalui aplikasi BCA mobile.

BCA siap dukung berbagai kebutuhan Ramadhan lewat fitur lifestyle termasuk untuk membayar Zakat serta untuk melakukan belanja harian. 

"Bagi-bagi THR juga lebih mudah melalui fitur BagiBagi di aplikasi BCA mobile," kata Jahja.

Bayar tagihan saat mudik, cukup dengan mBCA atau BCA mobile. Cek transaksi, sisa limit dan upgrade limit Kartu Kredit cukup melalui myBCA atau BCA mobile. Bayar ini itu saat mudik bisa dengan QRIS di myBCA atau BCA mobile.

Dia juga mengingatkan agar nasabah BCA  selalu melakukan Cek Saldo dan Top Up Flazz sebelum masuk toll. 

Top up saldo menggunakan aplikasi BCA mobile juga memudahkan nasabah. 

"Jika kartu Flazz BCA hilang, jangan khawatir. Jika kartu hilang saat mudik, segera kontrol transaksi atau blokir melalui myBCA atau BCA mobile," tegasnya.

Menurutnya, transaksi cashless tumbuh pesat, dan bulan Ramadan biasanya meningkatkan transaksi bulanan nasional sebesar 8 - 9% dibandingkan periode normal. 

"Dukungan regulasi dari BI meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk bertransaksi cashless," ujarnya.

Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio mengatakan bahwa untuk masalah cashless ini tentunya harus total.

"Saya paham, seperti halnya penerapan Ferizy, tentunya perlu waktu karena banyak pihak yang terlibat di dalamnya, dan yang paling penting lagi untuk angkutan-angkutan Lebaran lainnya itu manifes penumpang harus diperhatikan, harus ada, agar konsumen bisa mendapatkan santunan jika terjadi kecelakaan, dan untuk mendukung cashless pemerintah perlu untuk meningkatkan konektivitas," tutur Agus. (omy)