Indonesia-Laos Jajaki Kerja Sama BUMN, Pasok Kereta Api-Pesawat

  • Oleh : Fahmi

Kamis, 11/Mei/2023 14:30 WIB
Indonesia tengah menjajaki kerja sama ekonomi dengan Laos, diantaranya untuk pengembangan transportasi pesawat hingga kereta. llustrasi. Indonesia tengah menjajaki kerja sama ekonomi dengan Laos, diantaranya untuk pengembangan transportasi pesawat hingga kereta. llustrasi.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Indonesia tengah menjajaki kerja sama ekonomi dengan Laos, diantaranya untuk pengembangan transportasi pesawat hingga kereta api.

Dilansir BeriraTrans.com dari CNN, penjajakan dengan Laos ini dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui pertemuan bilateral pada KTT ASEAN yang berlangsung di Labuan Bajo pada Selasa (9/5).

Baca Juga:
Aroma "Mutiara Hitam" dari Labuan Bajo Hipnotis Peserta KTT ASEAN SUMMIT 2023

"Dengan Laos, kedua pemimpin membahas sebagian besar mengenai kerja sama ekonomi. Misalnya Bapak Presiden menyampaikan beberapa kerja sama BUMN Indonesia dengan Laos, antara lain kerja sama PLN dengan Électricité du Laos, kemudian pengadaan pesawat dari PT. DI untuk angkatan udara Laos, dan juga pengadaan kereta api dari PT. INKA untuk Petrotrade Laos Public Company," ujar Retno dalam tayangan youtube Sekretariat Presiden, dikutip, Rabu (10/5/2023).

Selain itu, Indonesia dan Laos juga melihat pentingnya kedua negara untuk meningkatkan kerja sama dalam memberantas trafficking-in-person yang saat ini sedang marak terjadi di negara-negara anggota ASEAN.

Baca Juga:
Hari Terakhir KTT ke-42 ASEAN 2023, Presiden Jokowi Pimpin 2 Pertemuan

Selain dengan Laos, Jokowi juga melakukan pertemuan bilateral dengan tiga pemimpin negara lainnya, yakni dengan Vietnam, Timor-Leste, dan Malaysia.

Dengan Vietnam, Jokowi membahas mengenai upaya untuk memenuhi target perdagangan sebesar US$15 miliar atau setara Rp225 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS) untuk 2028.

Baca Juga:
Presiden Jokowi Pimpin 5 Pertemuan Hari Pertama KTT ke-42 ASEAN 2023

Selain itu, Indonesia dan Vietnam juga sepakat bahwa akan segera dinegosiasikan Bilateral Investment Treaty (BIT) karena semakin meningkatnya investasi dari kedua belah pihak, serta juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang energi baru dan terbarukan (EBT).

"Mengenai selesainya perundingan EEZ antara Indonesia dan Vietnam yang sudah ditandatangani, kedua pemimpin sepakat agar implementing arrangement dan proses ratifikasi dapat segera diselesaikan. Bapak Presiden juga menyampaikan agar MoU mengenai kelautan dan perikanan dapat diselesaikan segera," kata Retno.

Sementara dengan Perdana Menteri Timor-Leste, Jokowi mendahului menyampaikan tentunya ucapan selamat datang karena untuk pertama kalinya Timor-Leste berpartisipasi dalam KTT ASEAN.

Tak lupa, Jokowi menekankan pentingnya kerja sama ekonomi, termasuk di antaranya di wilayah perbatasan kedua negara. Sebelumnya, ini juga sudah dibahas pada kunjungan PM Timor-Leste ke Jakarta beberapa saat yang lalu.

Selain itu, Indonesia dan Timor Leste juga sepakat bahwa akan dibentuk Joint Working Group yang akan mempersiapkan pengembangan kawasan ekonomi di perbatasan kedua negara.

"Seperti dengan Vietnam, kita melihat semakin banyaknya investasi kedua negara. Oleh karena itu, Indonesia mengusulkan agar BIT dapat segera dibentuk atau mulai dibahas antara kedua negara," jelasnya.

Sementara, dengan Malaysia, Jokowi menyampaikan pentingnya segera kedua belah pihak untuk menyelesaikan beberapa bidang terkait perbatasan laut dan juga perbatasan darat.

"Bapak Presiden kembali mengingatkan pentingnya optimalisasi One-Channel System dan perlindungan para pekerja migran Indonesia yang bekerja di Malaysia," pungkas Retno.