Penyelamatan Pilot Susi Air Terkendala KKB Menyamar Warga Sipil

  • Oleh : Dirham

Selasa, 30/Mei/2023 14:38 WIB
Banyak anggota KKB yang menyamar sebagai warga sipil.  Banyak anggota KKB yang menyamar sebagai warga sipil. 

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Satuan Tugas (Satgas) TNI-Polri terus berupaya membebaskan Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di pedalaman Papua. 

Namun banyak kendala yang dihadapi pasukan TNI-Polri dalam operasi pembebasan pilot maskapai Susi Air tersebut. Salah satu kendalanya, banyak KKB yang menyamar dan bercampur dengan warga sipil di pedalaman Papua. 

Karena itu saat ini pasukan TNI-Polri sedang berupaya memisahkan warga sipil dengan teroris KKB. Tak hanya itu, satgas juga terkendala medan dan cuaca yang tidak bersahabat. 

"Medan sangat berat, cuaca yang kurang bersahabat, serta upaya memisahkan masyarakat sipil dengan Kelompok Separatis Teroris (KST) terus diupayakan agar korban-korban yang tidak perlu bisa diminimalisir," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksma Julius Widjojono saat dikonfirmasi.

Julius mendapat informasi sudah banyak masyarakat Papua yang menolak kehadiran KKB. Karena itu, upaya pemisahan warga sipil dengan KKB terus dilakukan. Sebab, tidak sedikit KKB Papua yang justru menjadikan warga sebagai tamengnya. 

"Secara bertahap sudah makin banyak masyarakat Papua yang sadar bahwa karena ulah KST ini Kabupaten Nduga mengalami banyak kesulitan untuk hidup, pendidikan rendah, dan berdasarkan data statistik Kabupaten Nduga termasuk wilayah termiskin di Indonesia," ujar Julius. 

"Pemerintah melalui TNI antara lain sudah berupaya mendukung percepatan pembangunan di sana, namun lagi-lagi kendalanya di KST yang selalu merusak, menghancurkan, membunuh dengan sadis siapa pun yang berupaya menyejahterakan rakyat," katanya. 

Untuk diketahui, pilot pesawat Susi Air, Philip Mark Mehrtens sudah disandera KKB Papua selama empat bulan. Sejumlah pasukan TNI gugur dalam operasi pembebasan pilot Susi Air tersebut. 

Sementara itu, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono sudah meningkatkan status operasi militer menjadi siaga tempur.

Panglima TNI: Kendala Cuaca dan Medan

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengungkap, cuaca dan medan menjadi kendala dalam operasi penyelamatan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera Kelompok Separatis Terorisme (KST). 

Bahkan Panglima TNI mengatakan, ada kendala lain yang tidak bisa ia sampaikan ke khalayak. 

"Sudah disebutkan pak presiden juga ada kendala cuaca, kendala medan juga ada, kita ada kendala-kendala yang tidak harus saya buka di media," kata Yudo usai Rapat Koordinasi Nasional dengan jajaran TNI - Polri di Jakarta Selatan, Senin (29/5/2023). 

Untuk itu, Yudo menegaskan, jika saat ini pihaknya tengah menyiapkan strategi penyelamatan. "Tadi udah disampaikan Pak Mahfud ya, kita tidak bisa menjelaskan secara detail apa namanya taktik, strategi," kata Yudo. 

"Kita tentunya berusaha untuk menyelamatkan, tetap berusaha menyelamatkan pilot dengan tidak menimbulkan korban jiwa, baik dari masyarakat (maupun sandera)," sambungnya.

Selebihnya, kata Mahfud, dia mengedepankan cara-cara persuasif dengan melibatkan tokoh agama, dan masyarakat. Serta negosiasi yang dilakukan antara pemerintah daerah dengan kelompok penyandera. 

"Yang negosiasi kan dengan ini kita sudah ketemu tokoh agama, tokoh masyarakat, kemudian dengan Pj Bupati berusaha maksimal semuanya untuk bisa negosiasi secara damai, kalau negosiasi kan secara damai, otomatis itu kita usahakan terus," katanya. 

"Kita ya hormati bahwa ada tokoh masyarakat yang akan berusaha menyelesaikan secara damai tersebut dan mereka tidak berharap ada kontak tembak antara TNI-Polri, untuk menyelamatkan (pilot) itu kita coba penuhi," sambungnya. (ds/sumber Sindonews.com)