Sambut Jalan Tol, Pemkab Sleman Dirikan Terminal Agribisnis Seperti Mall, Ini Rencananya!

  • Oleh : Fahmi

Rabu, 07/Jun/2023 11:02 WIB
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa.(Ist) Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa.(Ist)

SLEMAN (BeritaTrans.com) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman berencana mendirikan Sub Terminal Agribisnis (STA). STA berlokasi di Kalurahan Lumbungrejo, Tempel. 

Nantinya, akan menjadi wadah petani memasarkan hasil bumi sekaligus dalam rangka menyambut exit tol Yogyakarta International Airport (YIA)-Magelang.

Pemerintah menyewa tanah kas desa (TKD) Lumbungrejo sekitar 3,2 hektare untuk mewujudkan redesign STA ini. Nantinya pembiayaan STA akan diupayakan dari sumber anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), dana keistimewaan dan dari mitra atau CSR. Dengan target anggaran Rp 57.715.045.053 plus pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 11 persen.

“Masterplan dan detail engineering design (DED)-nya sudah ada sejak 2000, namun sempat terhenti. Saat ini sedang mengupayakan terkait pembiayaannya,” ungkap Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa di kantornya, Senin (5/6).

STA akan dikonsep layaknya mall terpadu. Dilengkapi showroom pemasaran pertanian, tempat transaksi, informasi pasar, pendidikan dan pelatihan, rest area, serta fasilitas umum tempat pariwisata dan pengelolaan limbah. Nantinya diproyeksikan untuk kegiatan pariwisata berbasis pertanian pangan dan pemberdayaan masyarakat setempat.

“Mendorong kesejahteraan untuk mengentaskan kemiskinan. Sebagaimana Kapanewon Tempel ini menduduki wilayah tiga besar penduduk miskinnya banyak,” ujar Danang.

Dengan konsep pembangunan STA ini, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Sekretaris Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman Rofiq Andriyanto menambahkan, nantinya akan dibangun ikon sisi utara dengan salak sebagai salah satu produk unggulan Kabupaten Sleman. Lalu juga stand anggrek, holtikultura, perkebunan, potensi pertanian perternakan dan perikanan. Dengan menggabungkan konsep pertanian dan pariwisata ini, diharapkan memberikan daya piket kunjungan wisata. 

“Satu sisi di situ juga akan menjadi kawasan pelatihan pengembangan agribisnis pertanian,” ujarnya.

Sehingga, lanjut Rofiq, SDM yang ada tidak hanya melek terkait budi daya saja. Tetapi juga melek pola pemasaran dan membuat produk olahan dari hasil pertanian. (fhm)