Pengembangan Sistem I-Motion Dipaparkan Delegasi Indonesia pada Pertemuan ke-23 APHoMSA di Sydney

  • Oleh : Naomy

Rabu, 07/Jun/2023 19:47 WIB
Delegasi Indonesia saat paparkan i-motion di Sydney Delegasi Indonesia saat paparkan i-motion di Sydney

SYDNEY (BeritaTrans.com) – Indonesia melalui Kementerian Perhubungan Cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut kembali menghadiri pertemuan tahunan ke-23 Asia Pacific Heads of Maritime Safety Agencies (APHoMSA).

Pada Pertemuan tersebut, Delegasi Idonesia paparkan paper pada bidang keselamatan pelayaran, termasuk soal kesejahteraan pelaut dengan mempresentasikan Indonesian Integrated Monitoring System on Navigation atau I-Motion.

Baca Juga:
Forum ASA Shipping Dialogue Bahas Pentingnya Kolaborasi Pelayaran Regional

Kasubdit Perambuan dan Perbengkelan Direktorat Kenavigasian, Yudhonur Setyaji, menjelaskan, I-Motion merupakan sebuah sistem yang dibangun Direktorat Jenderal Perhubungan Laut cq. Direktorat Kenavigasian, yang mengintegrasikan data dari Vessel Traffic Services (VTS) dan Stasiun Radio Pantai (SROP).

"Berupa Automatic Identification System (AIS) Base Station, Radar, Voice, CCTV secara terrestrial system dengan data AIS melalui layanan satellite," tuturnya, Rabu (7/6/2023).

Baca Juga:
Indonesia Siap Adopsi Teknologi Kenavigasian Jepang

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut selaku Maritime Authorities of Indonesia memiliki tugas dan fungsi menciptakan keselamatan dan kemanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim, khususnya pada wilayah Asia Pasifik sebagai anggota APHoMSA. 

"Untuk itu, pada pertemuan kali ini kami menyampaikan pengembangan I-Motion yang telah kita lakukan sebagai wujud komitmen kita dalam melaksanakan tugas dan fungsi kita tersebut,” ujar Yudho.

Baca Juga:
Selama 6 Hari, KPLP Tingkatkan Kemampuan Hadapi Insiden Keamanan Maritim dalam Kegiatan MSDE di Australia

I-Motion dapat digunakan untuk melakukan pemantauan lalu lintas kapal secara real-time dan historis, meningkatkan keselamatan dan efisiensi navigasi pelayaran, sekaligus mendukung layanan perlindungan lingkungan maritim.

Selain pemantauan secara real-time, I-Motion kata dia, memiliki beberapa fitur lain seperti peta kepadatan, eksplorasi data, detail informasi kapal dan pelayaran, dukungan informasi cuaca, Pengawasan CCTV dan aliran komunikasi radio VHF, serta analisis lalu lintas laut dan manajemen pengguna.

Menurut Yudho, selain mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi dalam pegawasan lalu-lintas pelayaran di Perairan Indonesia dalam mewujudkan keselamatan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim, I-Motion juga dapat dimanfaatkan dan dapat bersinergi dengan sistem yang dimiliki Kementerian/Lembaga lainnya.

Lebih lanjut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, juga telah melakukan komunikasi dan konsultasi dengan stakeholder juga instansi terkait melalui penyelenggaraan workshop. 

Hal ini dilakukan selain untuk memberikan informasi terbaru tentang I-Motion agar pengembangan sistem tersebut dapat sesuai dengan standar keamanan siber, juga untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan navigasi pelayaran.

“Untuk itulah, pada kesempatan ini kami memaparkan tentang pengembangan Sistem I-Motion pada pertemuan APHoMSA, untuk mendapatkan masukan dan komentar dari para anggota, juga untuk membuka peluang kolaborasi negara anggota lain dengan Indonesia dalam hal pengembangan I-Motion,” imbuh Yudho.

Sebagai informasi, APHoMSA merupakan forum kerja sama terkait keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim di wilayah Asia-Pasifik untuk mengidentifikasi serta mengkoordinasikan kerja sama maupun upaya-upaya teknis secara internasional. 

Forum yang diselenggarakan setiap tahunnya sejak tahun 1996 ini, membahas tentang isu-isu terkait perlindungan lingkungan maritim, keselamatan dan keamanan pelayaran termasuk kesejahteraan pelaut, respons terhadap kecelakaan di laut, kerja sama regional, serta isu-isu maritim terkait lainnya.

Pertemuan ke-23 APHoMSA digelar Pemerintah Australia melalui Australian Maritime Safety Authority dan Pemerintah Mongolia melalui Mongolia Maritime Administration pada 5 s.d 8 Juni 2023 di Sydney.

Pada pertemuan dimaksud, Indonesia mengirimkan lima orang Delegasi yang dipimpin Kasubdit Perambuan dan Perbengkelan Direktorat Kenavigasian, beranggotakan Kasubdit Telekomunikasi Pelayaran dan staf teknis dari Direktorat Kenavigasian Ditjen Perhubungan Laut. (omy)