Underwater Recovery Exercise Tekankan Triangulasi dan Penggunaan Hydrohone

  • Oleh : Naomy

Rabu, 05/Jun/2024 07:22 WIB
Peserta pelatihan sehelum menyelam di Kepualauan Seribu Peserta pelatihan sehelum menyelam di Kepualauan Seribu

 

KEPULAUAN SERIBU (BeritaTrans.com) - Latihan Pencarian di Bawah Air diisi oleh program Triangulasi dan penggunaan Hydrophone.

Baca Juga:
KNKT, Basarnas dan Sejumlah Negara Gelar Pelatihan Underwater Recorvery Exercise

Pelatihan Underwater Recovery Exercise, (Latihan Pencarian Bawah Air) di Jakarta dan Kepulauan Seribu akan berlangsung hingga Kamis (6/6/2024).

Latihan dilakukan di tengah lautan di antara Kepulauan Seribu. Dalam pelatihan dua program tersebut peserta dibagi enam regu masing-masing menyelam di kedalaman 20 meter selama lebih kurang 30 menit.

Baca Juga:
AirAsia Diskusi Keselamatan Penerbangan Bareng KNKT dan INACA

Pertama, latihan dimulai dengan program Triangulasi yakni menyelam titik di mana Black Box itu berada.

Program latihan kedua adalah melakukan deteksi atau.mencari Black Box dengan menggunakan Hydrophone sebuah alat canggih yang berfungsi untuk menyisir kotak hitam di laut dalam.

Baca Juga:
KNKT: Sepanjang 2023, Kecelakaan Moda Penerbangan Mendominasi

Pelatihan dipimpim oleh Investigator KNKT Nurtjahjo dan Onny Suryo serta investigator dari beberapa negara peserta. 

Ikut mengawasi pelatihan, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono. Pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan kerja sama antarnegara, berbagi pengalaman, saling membantu dalam penanganan kecelakaan pesawat di laut. 

Termasuk koordinasi penggunaan fasilitas peralatan pencarian Black Box, KNKT, Basarnas dan sejumlah negara yang tergabung dalam Asia SASI (Asia Society of  Air Safety Investigators).

Kegiatan diikuti peserta anggota AsiaSASI,yakni  Australia, Kesultanan Oman, Papua Nugini, Filipina dan Singapura. Adapun Arab Saudi walau bukan anggota ,merupakan negara yang selalu kerja sama dengan AsiaSASI.

Pelatihan diawali dengan keberangkatan ke tengah laut dengan menggunakan Kapal Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta yang dilanjutkan pindah ke kapal Basarnas yang lebih canggih dan modern. 

Di tengah lautan,untuk menghindari kebisingan suara,bpeserta pindah lagi ke kapal karet untuk kembali bergerak ke lautan lepas.

Menurut Ketua KNKT, latihan itu antara lain dengan cara meraba-raba dasar laut di lokasi jatuhnya pesawat  dengan bantuan underwater locator beacon.

"Dalam latihan tersebut kita sampaikan pengalaman kita misalnya dalam kasus jatuhnya Sriwijaya Air tahun 2021 lalu di mana pencarian memory unit CVR dilanjutkan tanpa bantuan underwater locator beacon, jadi kita mencarinya dengan meraba-raba di dasar laut. Nah ini merupakan juga suatu kesulitan tersendiri yang pernah dihadapi," kata Ketua KNKT.

Walaupun kata dia, kadang setiap kecelakaan  pesawat maupun kapal laut itu tidak sama pemecahannya.

Di Indonesia, rumitnya pencarian kotak hitam di bawah laut pernah dilakukan maskapai Adam Air saat pesawatnya jatuh di perairan Majene, Sulawesi Selatan, pada 2007 lalu.

Bedanya dengan MAS MH370, puing-puing pesawat Adam Air KI 574 yang jatuh pada 1 Januari 2007 ditemukan sekitar sepekan lebih setelahnya. Temuan pertama berupa sayap pesawat, kemudian pelampung dan serpihannya.

Saat itu ada beberapa kapal yang diandalkan di antaranya KRI Fatahillah dan USNS Mary Sears, kapal riset milik AS. KRI Fatahillah yang dilengkapi sonar mendeteksi benda logam di perairan Mamuju, Sulbar, di kedalaman 1.500 meter pada 8 Januari 2007. 

USNS Mary Sears juga mendeteksi logam besar yang diduga bangkai Adam Air di perairan Majene dengan kedalaman 1.800-2.000 di bawah permukaan laut pada 24 Januari 2007.

Saat itu dikaji mengangkat benda logam diduga badan pesawat Adam Air. 

Namun menurut Ketua KNKT saat itu Setio Rahardjo, dibutuhkan alat canggih dan biaya besar untuk mengangkatnya, minimal dibutuhkan dana 1,1 juta dolar AS atau setara Rp9,9 miliar. 

Padahal saat itu untuk operasi SAR saja pemerintah mengeluarkan sekitar Rp1,7 miliar - Rp1,8 miliar per hari yang diambil dari APBN.

Untuk kali ini, KNKT Arab Saudi memilik alat canggih, kemudian Australia mempunyai SDM yang cukup berpengalaman.

"Hari ini kita berbagi pengalaman di laut. Jadi inilah manfaatnya latihan bersama," papar Ketua KNKT.

Latihan hari pertama berjalan mulai pk 10:00 hingga pk 15:00 diawali dengan briefing di atas Kapal Basarnas. (omy)